Terungkap, Dugaan Monopoli PT MIO Beli Vanili Alor Langsung Dari Petani, Beli Murah Jual Dengan Harga Melangit ke Eropa-Amerika

Penjabat Bupati Alor DR.Drs. Zet Sony Libing, M.SI saat berdialog dengan Koordinator PT MIO di Alor, Donatus MUda yang juga Sekretaris Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Alor. FOTO:MORISWENI/RADARPANTAR.com
Penjabat Bupati Alor DR.Drs. Zet Sony Libing, M.SI saat berdialog dengan Koordinator PT MIO di Alor, Donatus MUda yang juga Sekretaris Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Alor. FOTO:MORISWENI/RADARPANTAR.com

KALABAHI,RADARPANTAR.com-PT MIO-salah satu perusahaan terkemuka yang berkedudukan di Jakarta diduga memonopoli pembelian vanili Alor.  Perusahaan ini membeli langsung vanili milik petani   di Kecamatan Alor Selatan, Kabupaten Alor dengan harga Rp. 110 ribu/Kg. Kemudian dijual dengan harga ke beberapa negara Eropa dan Amerika dengan harga Rp. 1.500.000 (Satu Juta Lima Ratus Ribu)/Kg setelah dikeringkan.  Sayangnya, PT MIO justru mendapatkan kemudahan dari  pemerintah Kabupaten Alor melalui Memorandum of Understanding (MoU). Dinilai merugikan petaninya, Penjabat Bupati Alor DR. Drs. Zet Sony Libing, M.SI ancam cabut MoU jika harganya tidak dihitung ulang.  

Merasa janggal karena terdapat selisi harga yang tidak wajar dari traksaksi pembelian vanili milik petani oleh PT MIO, Penjabat Bupati Alor DR. Drs. Zet Sony Libing, M.SI bergerak bersama sejumlah pejabat teras Pemkab Alor usai membuka Musrenbang Kecamatan Alor Barat daya menuju tempat pengeringan vanili  di Moru.  

Bacaan Lainnya

Yang menarik, salah satu pejabat di lingkup Pemkab Alor Donatus Muda yang ditunjuk sebagai koordinator PT MIO di Kabupaten Alor.  Rumah tinggal Donatus yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Alor dijadikan sebagai tempat penampungan vanili dan pengeringan setelah dibeli perusahaan itu dari petani asal Alor Selatan.   

Dalam dialog dengan Donatus Muda, Penjabat Bupati Alor kaget setelah Sekretaris Dinas Pertanian dan Perkebunan itu mengaku sebagai Koordinator PT MIO di Kabupaten Alor.  PNS tidak boleh itu, tandas Zet libing.  

Tidak boleh ada monopoli di dalam. Tidak boleh ada satu perusahaan saja yang beli. Berikan kesempatan kepada perusahaan lain sehingga ada persaingan harga,  ujar Zet Libing dalam pertemuan dengan Koordinator PT MIO Donatus Muda, di Moru, Senin (25/03).  

Mantan Penjabat Bupati Manggarai ini mengaku dalam kunjungannya ke Alor Selatan belum lama ini ia mendapatkan pengeluhan dari petani vanili jika  vanili di wilayah itu sedang jatuh harga.  

Menurut Donatus Muda, Alor ini kasihan,  vanili Alor ini rusak brandingnya karena sebelum PT MIO masuk itu tengkulaknya banyak. Mereka beli dengan harga Rp. 400 ribu, PT MIO masuk beli dengan harga Rp. 900 ribu/Kg.

“Kita (PT MIO) disini beli vanili, olah disini, kita belum bisa jual  … sudah tiga tahun ini. Karena MIO ini dia mau jual juga harus dengan standar bayer luar negeri. Jadi kita belum bisa jual sekarang. Rusak pasar dunia saat ini. Jadi kita setengah mati, setidaknya ada kontra union internasional dari Belanda. Itu setiap tahun datang ke Alor untuk sertivikasi vanili Alor,” ungkap Mantan Kepala Bagian Protokol Pimpinan Setda Alor di jaman Bupati Alor Drs. Amon Djobo, M.AP.

Donatus Muda mengaku tidak sembarang menerima vanili dari petani Alor. Yang menta kami beli dari petani dengan harga Rp. 110 ribu/Kg.  Vanili kering sekarang menurut Donatus jatuh di harga Rp. 900 ribu/Kg untuk vanili kering.  

Dia mengaku sudah  sudah menyarankan kepada patani vanili untuk jual keluar, jangan hanya ke PT MIO. Tetapi petani tidak akan mau karena selisih harga cukup signifikan.  Jadi, kami tidak monopoli pasar. Kami membeli karena sudah ada MoU.  Kami mau beli dengan harga tinggi, yang sudah selayaknya.  

Menurut Donatus Muda, MIO langsung membeli vanili dari  kelompok tani binaan. Ada 3 ribu KK Petani. Kami beli menta dengan harga Rp. 110 ribu/Kg tetapi uang MIO sudah hampir Rp. . 10 M  tidur sini, karena sudahtiga tahun MIO tidak jual. 

Ditegaskan Penjabat Bupati Alor bahwa pihaknya menghargai  PT MIO membeli vanili dari petani Alor tetapi harus buka  ruang bagi yang lain, yang mau beli vanili.

MoU itu kita  tinjau kembali jgn hanya PT MIO sehingga masyarakat punya nilai tawar, ujarnya. 

Menurut Zet Libing,  ada selisi harga yang besar  dari petani dengan jual PT MIO ke Eropa dan Amerika. Tetapi   Donatus Muda beralasan dengan biaya pengeringan dan tenaga kerja yang tinggi, kadang-kadang pihaknya harus membayar tenaga kerja diluar gaji mereka.  

“Beritahu bos atau pemilik PT MIO harganya jangan terlalu jauh,  tidak berdosa ko. Kasih tau bos itu kalau terlalu jauh saya batalkan MoU. Hitung ulang itu supaya jangan terlalu jauh itu. Pengeringan juga tidak menggunakan mesin, menggunakan matahari. Angkut dari Apui turun juga tidak terlalu jauh,” ungkap Libing.

Dikatakan Libing, PT MIO mendapatkan keuntungan yang besar dari beli vanili di petani Alor.  Beli dari petani hanya Rp. 110 ribu/Kg tetapi jual dengan Rp. 1.500 ribu ke Eropa dan Amerika. Hitung ulang harga beli dari petani saya, kalau tidak saua batal MoU, tandas Libing.   *** morisweni

Pos terkait