KALABAHI,RADARPANTAR.com-Ini cara Komunitas Alor Tanpa Batas (KTAB) dan Bank NTT Cabang Kalabahi merayakan valentine day (hari kasih sayang). Memanfaatkan moment perayaan hari kasih sayang pada Selasa, 14 Februari 2023, komunitas pimpinan Pdt. Loisa Ena Blegur, M.Th dan Josafat M. Laka, M.Kep ini menggandeng Bank NTT melakukan kampanye akan bahaya Human Immunodeficiency Virus (HIV)/Acquired Immunodeficiency Syndorome (AIDS) di kalangan pelajar dan mahasiswa di Kota Kalabahi dan sekitarnya.
Tak hanya isu ancaman bahaya HIV/AIDS, mendapat suport dari Bank NTT Cabang Kalabahi, KATB juga memanfaatkan hari kasih sayang dengan melakukan kampanye terhadap isu kekerasan seksual terhadap anak dan perempuan yang lagi melejit terjadi di Kabupaten Alor akhir-akhir ini.
Beberapa tokoh yang secara bergantian menyampaikan orasi di hadapan ratusan siswa dan mahasiswa yang berasal dari 11 SMA/SMK dan 2 universitas di Kota Kalabahi itu diantaranya RD. Frederikus S.A Tamelab dari Gereja Katholik Paroki Gembala Yang Baik, aktivis perempuan Dra. Sofia Dida Loro dan Josafat M. Laka, M.Kep.
Josafat Laka dalam orasinya mengatakan, orang bisa terkenan penyakit HIV/AIDS karena melakukan hubungan seks secara bebas. Secara bebas itu yang bagaimana … melakukan hubungan seks antara laki-laki dan perempuan, laki-laki dengan laki-laki, perempuan dengan perempuan atau satu laki-laki bisa ‘main’ laki-laki bisa ‘main’ perempuan.
Menurut Laka, 7 kasus anak sekolah dari data konseling kami semuanya akibatnya dari menonton film porno. “7 Kasus yang positif di 2022 semuanya akibat menonton film porno,” ungkpanya.
Laka yang juga Kepala Tata Usaha RSUD Kalabahi ini mengingatkan kepada para siswa dan mahasiswa agar berhati-hati jika menyimpan film porno bagi yang punya hand pone.
“Teman-teman tidak bisa belajar, teman-teman akan terganggu dengan hormon yang membuat teman-teman ingin melakukan hubungan seks. Dan, ketika teman-teman sudah mencoba dengan menonton, rangsangan di otak muncul dengan sebuah semangat nafsunya untuk mau mencoba dan bisa jadi seperti pemerkosaan terhadap anak usia dini, anak usia remaja didapati dengan salah satu cara menonton film porno,” ujar Laka.
Laka kemudian mempertanyakan kepada ratusan pelajar-mahasiswa yang hadir memenuhi lapangan mini Kalabahi, siapa yang punya hand pone bagus-bagus semua, tidak ada yang macam-macamnya angkat tangan. Tepuk tangan yang punya hand pone yang isinya bagus-bagus semua. Yang ada aneh-anehnya hari ini bertobat. Pulang na hapus sudah. Itu gangguan yang tidak menyenangkan.
Selanjutnya demikian Laka, selain hubungan seks, orang terkena HIV/AIDS melalui produk darah. Itulah yang biasa terjadi pada orang dengan kasus narkoba, menggunakan jarum suntik yang berganti-ganti, satu jarum yang digunakan banyak orang.
Anak-anak muda yang laki ataupun yang perempuan yang suka bertato-tato. Saya melihat di sini tato murah harganya, hanya Rp. 50 hingga Rp. 100 ribu sudah bisa bertato, hati-hati. Belum tentunya jarumnya itu steril. Hati-hati. Yang suka bertato-tato. Yang bergaya pakai gambar kupu-kupu, mawar yang macam-macam taruh di leher, di dada dan lain-lain. Hati-hati, karena belum tentu jarumnya steril. Bisa membuat HIV/AIDs terjadi, ungkapnya meminta.
Ditambahkan Laka, HIV/AIDS juga bisa diakibatkan dari air susu ibu dari ibu yang hamil positif terjangkit HIV/AIDS, kemudian dikonsumsi oleh bayinya yang mengisap air susu ibu mamanya.
Laka kemudian mengisahkan seorang pasien yang ditangani pihaknya. Pasien HIV/AIDS itu melakukan hubungan seks di usia Kelas V Sekolah Dasar. Pasien itu menonton film porno dari hand pone orang tuanya. Hasrat seks mulai muncul ketika menonton film porno dan kemudian dia mengajak kaka kelasnya di Kelas VI Sekolah Dasar, mereka berceritera lalu menunjukan film porno ini di kakak kelasnya, langung ia bilang ayo kita coba. Akhirnya pertama kali pasien itu melakukan hubungan seks di usia seperti itu.
Pasien ini menjadi ketagihan, dia melakukan hubungan seks dengan kaka kelas SMP. Hubungan seks itu terus dilakukan hingga di Kelas II SMA baru datang di rumah sakit dan bertemu dengannya tetapinya gejalanya bukan HIV tetapi sudah AIDS.
Laka kemudian menyampaikan kepada para siswa dan mahasiswa tentang gejala-gejala HIV/AIDS yakni, batuk-batuk lebih dari dua minggu tidak sembuh-sembuh meski sudah minum obat, demam panas yang yang lebih dua minggu tetapi tidak turun-turun meski sudah dikonsumsi obat, mengalami penurunan berat badan dari 10 % dalam umur satu hingga dua bulen terjadi, ada kelenjar di leher bisa jyga di kateak hingga kulitnya terkelupas. Satu saja gejala itu bermasalah.
Supaya tidak terkenan HIV/AIDS maka yang paling pertama dilakukan adalah setia dengan pasangan, kalau adik-adik yang masih sekolah sebaiknya berhenti berpacaran, pinta Laka. *** morisweni