Bank Dunia Bangun PUSDALOPS PB BPBD Alor Melalui BNPB

Kepala BPBD Kabupaten Alor Obet Bolang, S.Sos, M.AP bersama salah seorang staf, konsultan pengawas Febrianto Etidena dan koleganya Olin, Kepala Tukang sedang diwawancara wartawan alorpos, Linus Kia di lokasi bangunan. FOTO:MW/RP
Kepala BPBD Kabupaten Alor Obet Bolang, S.Sos, M.AP bersama salah seorang staf, konsultan pengawas Febrianto Etidena dan koleganya Olin, Kepala Tukang sedang diwawancara wartawan alorpos, Linus Kia di lokasi bangunan. FOTO:MW/RP

Kalabahi,radarapantar.com-Bank Dunia (IDRIP) membangun gedung Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (PUSDALOPS PB BPBD) Kabupaten Alor.  Bangunan dengan anggaran Rp. 2 Milyar lebih itu dibangun Bank Dunia melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).  

Kepala BPBD Kabupaten Alor Obet Bolang, S.Sos, M.AP kepada wartawan di Ruang Kerjanya, Rabu (12/02/2025) membenarkan jika pihaknya mendapatkan sebuah bangunan yang akan digunakan sebagai pusat pengendalian operasi penanggulangan bencana di daerah ini.

Bacaan Lainnya

Gedung  berukuran 16 X 18 meter persegi ini dikerjakan PT Wijaya Karya Nusa Cipta dengan Konsultan Perencana ARKONIN dibangun dengan jenis konstruksi tahan gempa, mengingat posisi Kabupaten Alor yang terletak di jalur gempa bersama beberapa kabupaten di daratan Flores.   

Obet Bolang tak mampu menyembunyikan perasaan suka cita atas dibangunnya gedung PUSDALOPS PB di Kabupaten Alor ini karena rata-rata kabupaten/kota di NTT berada di daerah jalur gempa tetapi Kabupaten Alor justru yang mendapatkan bangunan dengan anggaran yang besar.

Konsultan Pengawas Febrianto Etidena (kiri) bersama Kepala Tukang (tengah) sempat menemui wartawan di lokasi bangunan. FOTO:MW/RP

“Kami merasa bersyukur karena mendapatkan kucuran dana dari Bank Dunia melalui BNPB untuk bangunan sebuah gedung dengan konstruksi tahan gempa. Ini berkat kerja keras dan komunikasi yang dibangun selama kami berada di BPBD Alor. Terimakasih Bank Dunia dan BNPB,” ungkap mantan Kepala Bapelitbang Kabupaten Alor ini.  

Gedung PUSDALOPS PB yang sedang dibangun ini akan dilengkapi dengan beberapa sarana pendukung yakni jalan setapak dari jalan raya menuju gedung, area parkir dan satu unit sumur bor.  

Beberapa sarana pendukung ini disetujui Bank Dunia melalui BNPB untuk dibangun setelah mendapatkan usulan yang kami ajukan belakangan, ungkap Bolang.

Menurut Obet Bolang,  Bank Dunia menyetujui untuk membangun PUSDALOPS  PB di Alor melalui BNPB yang dikerjakan oleh PT Wijaya Karya Nusa Cipta ini setelah pihaknya memenuhi permintaan persyaratan berupa IMB, sertifikat tanah, ijin lingkungan dan beberapa persyaratan lain termasuk komitmen pemerintah daerah dalam penanggulangan bencana di seluruh wilayah di Kabupaten Alor.  

Selama ini kita kurang didukung dengan sarana prasarana. Ketika terjadi bencana kita kesulitan untuk membangun komunikasi sehingga BNPB membantu membangun gedung dengan anggaran yang bersumber dari Bank Dunia, ujar Bolang sembari menambahkan, tidak hanya gedung tetapi juga dengan berbagai sarana prasarana diantaranya  radio telekomunikasi dan perangkat pendukung lainnya.  

Gedung PUSLAPOS PB yang bakal rampung dibangun Mey 2025 mendatang ini menjadi pusat penanggulangan bencana di daerah ini. Begitu ada bencana semua urusan menyangkut dengan rapat-rapat tim dan relawan itu semuanya dipusatkan di sini,  sebutnya.  

Yang menarik Obet Bolang mengaku konsultan pengawas yang dibiayai BNPB untuk pembangunan gedung ini setap hari berada di lokasi pekerjaan.  Pokoknya kalau tukang bergerak itu pasti ada konsultan pengawas. Anak Alor juga namanya, Febrianto Etidena-lulusan Politek Kupang.  

Bolang mengaku kagum dengan konsultan pengawas muda ini karena terlalu ketat dalam pengawasi pekerjaan bangunan ini.  Material kalau tidak memenuhi syarat, dia perintahkan untuk kembalikan, biar orang sudah bawa ke lokasi pekerjaan.  

“Coba kalau semua pekerjaan atau proyek di Alor itu gunakan pengawasan seperti begini saya kira tidak ada masalah,”  kata Bolang.  

Konsultan Pengawas Gedung PUSDALPOS PB Kabupaten Alor Febrianto Etidena yang ditemui di lokasi pekerjaan mengatakan,  gedung ini hanya satu lantai tetapi lantai dasarnya didesain seperti bangunan gedung berlantai dua dan seterusnya.  

Ada overstake sebelum diwarmes. Pembesian di lantai dua itu diberlakukan di lantai satu dalam pembangunan gedung ini. Biasanya bangunan gedung itu hanya lantai dua saja yang dicor tetapi gedung ini lantai satu juga dasarnya dicor baru pasang keramik, sebut Etidena didampingi salah satu koleganya Olin Blegur.

Untuk lantai dasar itu menurut Etidena, ada timbunan kembali, ada urukan pasir baru lantai kerja. Lantai kerja 5-10 Cm, warmes baru lantai kerja pasang keramik.  Besi ulir, kolom induk menggunakan ulir 13, sengkangnya ulir 10 dengan 6 diameter 13, jarakanya 15 CM.  Untuk kolom pratis itu diameter ulir 10 sengkangnya diateme8 dengan jarak 10 Cm.

Campurannya satu, dua, tiga. Jadi, K25 itu semen satu sak, pasir dua ember oker dan tiga batu pecah. Itu sudah standar,  ujat Etidena.  

Semua material, terutama pasir  yang digunakan    untuk membangun gedung ini demikian Etidena, harus diuji terlebih dahulu. Sebelum material didrop ke lokasi bangunan, kami ke lokasi pengambilan material untuk dilakukan pengujian. Uji kalau layak digunakan baru diangkut ke lokasi bangunan.  

Untuk diketahui, di Propinsi NTT hanya tiga PUSDALOPS PB yang dibangun gedungnya oleh Bank Dunia melalui BNPB yakni satu bangunan di untuk propinsi, satu di Kabupaten Manggarai dan satu unit di Kabupaten Alor.  

Tiga Jembatan Rubuh Akibat Seroja Sedang Dalam Komunikasi!

Menariknya, Obet Bolang yang juga mantan Kepala BLHD Kabupaten Alor mengaku sedang membangun komunikasi dengan BNPB untuk membangun tiga jembatan di Kabupaten Alor yang ambruk akibat Badai Siklon Seroja beberapa tahun silam. Tiga jembatan itu antara lain Jembata Nuhawala di Nule  Kecamatan Pantar Timur, Jembatan Kalunan dan Jembatan Pido dengan anggaran kurang lebih Rp. 15 Milyar.    Dokumennya sudah kita lengkapi, hanya tinggal tim dari BNPB turun untuk pra verivikasi lapangan dan selanjutnya proses pelelangan pekerjaan. *** morisweni

Pos terkait