Kunjungi Warga 3 Kecamatan di Alor, Ini Permintaan Ketua Pembina PSI NTT

Ketua Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Propinsi Nusa Tenggara Timur Jane Natalia Suryanto (mengenakan selendang) dalam satu sesi foto bersama tokoh masyarakat dan warga Desa Moraman, Kecamatan Alor Barat Daya, Kabupaten Alor. FOTO:MORISWENI/RADARPANTAR.com
Ketua Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Propinsi Nusa Tenggara Timur Jane Natalia Suryanto (mengenakan selendang) dalam satu sesi foto bersama tokoh masyarakat dan warga Desa Moraman, Kecamatan Alor Barat Daya, Kabupaten Alor. FOTO:MORISWENI/RADARPANTAR.com

KALABAHI,RADARPANTAR.com-Ketua Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Propinsi Nusa Tenggara Timur Jane Natalia Suryanto mengunjungi warga 3 Kecamatan di Kabupaten Alor Tanggal 14-15 Agustus 2023. Kepada warga Kecamatan Alor Barat Daya, Alor Timur Laut dan Kecamatan Kabola Jane Natalia Suryanto minta agar tidak kalah dengan uang Rp. 100 ribu di ujung yang datangnya satu hari sebelum Pemilu. Pasalnya,  bagaimana mungkin, bapak-mama bisa percaya kalau orang itu bisa bekerja serius untuk rakyat kalau diawal saja sudah ambil jalan pintas.  

Selain memberi penguatan dan memotivasi warga menggunakan hak pilihnya dengan baik dan benar, yang  menarik perhatian dalam kunjungan di Desa Moraman Kecamatan Alor Barat Daya Sis Jane demikian Jane Natalia Suryanto akrab disapa berbagi kasih membantu warga desa itu yang sedang membangun jalan tani menuju kantong produksi pertanian secara swadaya. Wujud kasih ini dilakukan Sis Jane memenuhi permintaan warga dalam dialog di pertemuan dimaksud.

Bacaan Lainnya

Kunjungan Sis Jane bertemu warga di Desa Moraman dihadiri pemerintah setempat, dalam hal ini Sekretaris Kecamatan Alor Barat Daya Swingli An Loban dan Kepala Desa Moraman Semuel Onakala Lekay.

Sedangkan di Bukapiting Kecamatan Alor Timur Laut, Sis Jane yang dalam kunjungan didampingi Calon Anggota DPR RI DAPIL NTT I Martinus Laba Uung,  Sekretaris DPD PSI Alor Supradi Djae, sejumlah pengurus PSI Propinsi NTT dan Para Caleg PSI 5 DAPIL di Alor membantu alat pertanian seadanya kepada sejumlah petani sebagai wujud cinta kepada warga yang ia kunjungi.  

Kepada Panwas, termasuk KPU dan Bawaslu, Sis Jane minta jangan takut dengan kehadirannya di Alor karena Alor bukan bagian dari Daerah Pemilihannya menuju Senayan di Pileg 2024.

Untuk diketahui, Sis Jane di Pemilihan Umum 2024 yang akan datang, merupakan kader yang diusung PSI menuju Senayan untuk Daerah Pemilihan NTT II yang meliputi Pulau Timor, Sabu, Rote dan Pulau Sumba.   

Selaku Ketua Dewan Pembina PSI NTT demikian Sis Jane, selain memberikan pelayanan masyarakat di beberapa wilayah di Dapil NTT III, pihaknya sudah membuat banyak sekali program. Ada program kelompok ternak, tani, perikanan, rumput laut.

“Satu hal yang membuat saya kecewa, bukan soal nominal. Kalau kita nolong orang itu tanggung jawab kita sebagai bagian dari masyarakat, tetapi yang paling tidak saya rela adalah kalau orang-orang di PSI yang sudah kerja untuk masyarakat itu kalahnya sama uang Rp. 100 ribu diujung yang datangnya sehari sebelum Pemilu,” ungkap Sis Jane dihadapan ratusan warga di Desa Moraman, Kecamatan Alor Barat Daya.  

Menurut dia, mau PANWAS, mau KPU mau BAWASLU semuanya juga menolak praktek kotor itu. Surya 12 itu Rp. 25 ribu. “Jadi kalau terima uang serangan fajar yang Rp. 100 ribu,  datangnya sehari sebelum Pemilu, yang datangnya 5 tahun 1 kali maka beli 4 bungkus rokok lalu jangan rokok lagi selama 5 tahun. Jangan rokok lagi selama 5 tahun, tahan itu nafas,” kata Sis Jane sembari mempertanyakan lalu  bagaimana dengan semua yang sudah kita kerjakan selama ini, beasiswa Rp. 50 juta, di kota Kupang saya bangun jembatan yang memudahkan anak-anak sekolah menyeberang ketika hendak ke sekolah, ambulance gratis yang kita beli 2 unit.  

Menurutnya,  bagaimana mungkin, bapak-mama bisa percaya kalau orang itu bisa bekerja untuk rakyat kalau diawal saja sudah ambil jalan pintas.  Sekali lagi  kalau di belakang ada Panwas, PPK, ada KPU tenang aja  bapak, kenapa …. karena saya tidak maju dari Dapil sini.  

Sis Jane mengaku  bangga dengan PSI, karena PSI  siap hadir bekerja untuk rakyat dari pusat, propinsi hingga kabupaten PSI turun bertemu masyarakat.

Kadang-kadang kalau orang mau menjadi wakil rakyat tetapi tidak pernah mau bertemu dengan rakyat, maka bapak-mama boleh bertanya kepada yang bersangkutan, masyarakat mana yang diwakili.

Dijelaskannya, di PSI tidak bisa seperti itu, moto kita adalah hadir bekerja untuk rakyat maka kita harus hadir di tengah-tengah masyarakat. Orang sering bertanya, Ibu Jane mau apa di NTT … jangan-jangan mau mau Caleg baru datang di NTT. Itu pertanyaan yang sudah sering saya terima.

Yang banyak orang tidak tahu terang Sis Jane adalah 2015 ia sudah berada di NTT, di Pulau Sumba bukan di Alor.  Pada waktu itu PSI melihat mana propinsi termiskin di Indonesia, ada Papua, Papua Barat dan Nomor 3 NTT. Di NTT PSI pilih kabupaten yang termiskin, waktu itu PSI pilih salah satu kabupaten di Pulau Sumba.  Kita buka satu program yang namanya pelatihan guru matematika.

“Guru-guru itu kasihan lo … sedih hati saya. Guru honor itu gajinya RP. 200 ribu/bulan. Kita bilang kita pahlawan tanpa tanda jasa  … guru itu pahlawan tanpa tanda jasa, kita harus perhatikan anak orang. Bagaimana mungkin bisa betul-betul perhatian anak orang kalau perhatikan diri sendiri saja susah,” ungkapnya bertanya.  

Itulah yang mendorong pihaknya melatih guru-guru. Karena prinsip PSI kalau guru pintar maka muridnya pintar. Kalau gurunya tidak tahu apa yang diajarkan pastinya muridnya bingung.  

Selanjutnya tambah Sis Jane, PSI melakukan pelayanan lainnya. Pelayanan kemasyarakatan. Pada saat itu anak-anak kecil kalau sekolah,  mereka itu umumnya pendek, disana ada sungai besar. Anak-anak untuk sekolah itu mereka harus putar 2 jam, sampai sekolah sudah capai, pulang rumah 2 jam lagi. Baik kalau cuaca cerah, kalau hujan bagaimana.  

“Akhirnya saya belikan 2 unit perahu untuk lewat sungai itu. Dan 1 perahu itu bisa menampung 20 orang anak. Jadi, 40 anak jalan sekaligus ke sekolah lalu bisa kembali ke rumah hanya dengan 20 meneit,” pungkas Jane.  

Untuk Universitas Kristen Wira Wacana Sumba kata Jane, pihaknya melihat mahasiswa dan juga dosen. Kita buka pelatihan dosen, membekali para dosen dan membuat program beasiswa karena anak-anak banyak yang putus sekolah karena tidak ada biaya.  

“Sekarang anak beasiswa saya 71 orang yang 50 orang beasiswa separu, 11 itu beasiswa penuh 4 tahun sisanya mereka sudah lulus,” katanya.  

Dijelaskannya, karena ekonomi susah. Saya harus akui bahwa tidak semua orang NTT kaya, banyak anak-anak kita yang keluar cari makan di luar, terutama ke Kalimantan, banyak yang kerja gelap di Malaisya, akhirnya mereka pulang dengan musiba. Kembali  ke kampung dalam bentuk jenazah. Saya sering menerima telpon di dalam WA saya, ibu bantu kami … kami perlu pulangkan anak-anak kami ke kampung halaman kami karena sudah meninggal. Itu kesedihan saya yang luar biasa.  Sudah lebih dari 200 orang yang saya pulangkan.  

Akhirnya ia membeli 2 unit ambulance gratis yang lengkap dengan supirnya, 1 unit untuk daratan Timor, yang lainnya untuk Daratan Sumba. Saya belum ada di Daratan Alor, semoga bisa di suatu waktu.  “Dan itu pelayanan gratis antar dari Bandara ke Pelabuhan Laut sampai ke kampung halaman,” tambahnya.  

Dalam hatinya menurut Jane, politik yang benar adalah politik pelayanan masyarakat. Orang suka alergi sama politik. Eh … politik ini kotor jadi kita jauh-jauh.  Kalau politik itu kotor maka orang-orang baik yang masuk ke dunia politik mereka kalah jumlah.

Sis Jane kemudia mengibaratkan politik dengan permainan sepak bola. Jadi, bapak-mama seperti kita nonton sepak bola,  ketika kita berteriak-teriak tendang kiri, tendang kanan, jawa gawang itu kita hanya teriak sebagai seorang penonton. Apakah indonesia jadi piala dunia dengan cara kita teriak-teriak. Tidak!

“Maka itu orang baik atau yang merasa baik harus masuk ke dalam politik untuk ,mengubah peta pertandingan. Kita harus rubah anak-anak kita, anak-anak NTT ini pergi keluar dari NTT  sebagai tenaga ahli bukan sebaliknya sebagai tenaga kasar.  Kita harus rubah anak-anak kita pulang bawa uang, pulang hidup bukan jadi jenazah,” ujarnya.

Kalau ada Caleg yang bilang NTT akan menjadi daerah terkaya di Indonesia, itu bohong. Kita tidak punya SDA seperti Kalimantan Timur. Tetapi kita bisa keluar dari 10 propinsi termiskin di Indonsia itu bisa, keluar dari 5 besar propinsi termiskin di Indonesia itu bisa, terangnya menambahkan.  

Menurut pandangannya banyak anak-anak NTT yang hanya bisa menjadi pekerja kasar di luar NTT, terutama di Jakarta karena kesalahan ada di kita semua. “Strukturnya salah, sistimnya salah. Dan partai politik yang bisa mengubah sistim yang salah,” tandasnya Jane.  

PSI punya program BPJS gratis yang kita lagi perjuangkan. Orang Jakarta pikir kita gila. Partai gila, perjuangkan BPJS gratis. Saya selalu bilang kalau mereka katakan kita gila, mereka melihat sesuatu dari kaca mata Jakarta dan Jakarta bukan Indonesia. Jakarta hanya 1 kota di Indonesia.

Dia tidak tahu berapa banyak WA yang masuk ke saya setiap hari, karena BPJS masyarakat mengalami tunggakan. Ibu kami tidak bisa bayar tunggakan sehingga kami tidak bisa masuk rumah sakit.  BPJS saya tidak aktif. Ibu bantu saya pinjamkan uang ko untuk bayar BPJS sehingga bisa masuk rumah sakit.

Jadi,  apa gunanya BPJS tetapi tidak bisa bayar iuran bulanan,  karena itu PSI konsisten perjuangkan BPJS harus gratis, itu lebih baik dan menolong masyarakat.

Sebagai Ketua Dewan Pembina PSI Propinsi NTT ia mengaku bangga karena PSI adalah partai anti korupsi. “Itu kita tidak main-main.  Tidak ada yang PSI mintakan uang. Setelah jadi anggota dewan tidak ada potongan dari partai, dan itu sudah kita buktikan. Karena kalau seseorang sudah awal dimintakan uang ketika kampanye habis uang banyak, setelah duduk dipotong lagi maka dia akan berpikir korupsi supaya bisa balik modal,” ujar Jane.  

Ditegaskan Sis Jane, kalau  kita pakai baju PSI, jeket PSI, topi PSI maka kita pakai itu sebagai satu kebanggaan kalau kita berdiri diatas partai yang bersih maka itu kita tidak takut berbicara. Kalau kita banyak dosanya kita takut ya. PSI tidak takut, karena kalau kita bilang kita anti korupsi sudah kita buktikan itu.  

Selain bertemu warga 3 kecamatan di Kabupaten Alor, selaku Ketua Pembina PSI Propinsi NTT, Sis Jane juga melakukan pertemuan intern dengan para Caleg DPRD Kabupaten Alor dari PSI, Caleg Propinsi NTT dan Caleg DPR RI Dapil NTT 1. *** morisweni

Pos terkait