KALABAHI,RADARPANTAR.com-Korban meninggal terbakarnya Kapal Cepat Express Cantika 77 tujuan Alor dari Pelabuhan Tenau Kupang, Senin 24 Oktober 2022 terus bertambah. Tim SAR NTT dikabarkan kembali menemui tiga korban meninggal yang terdiri dari 1 anak, 1 dewasa laki dan 1 dewasa perempuan. Ambulance dari Rumah Sakit SK Lerik Kota Kupang dilaporkan sedang merapat Pelabuhan Tenau Kupang untuk menjembut tiga jenazah tambahan yang dikirim dari Nailiu oleh Tim SAR NTT.
Korban meninggal dalam tragedi terbakarnya Kapal Cepat Express Cantika 77 tujuan Alor dari Pelabuhan Tenau Kupang terus bertambah. Korban meninggal sudah mencapai 17 orang setelah Tim SAR NTT dikabarkan baru mengantar tiga jenazah dari Naikliu menuju Pelabuhan Tenau Kupang.
Asisten III Setda Alor Melki Bely, S.Sos, M.SI yang ditugaskan bersama Sekretaris BPBD Alor Jon Skala ketika dikonfirmasi belum mau komentar dengan alasan sudah ada perintah hanya ada satu pintu dalam memberikan keterangan. Tetapi informasi yang diperoleh media ini dari Rumah Sakit SK Lerik Kupang menyebutkan jika rumah sakit milik pemerintah itu sudah mengirim ambulance menjemput tiga jenazah tambahan yang merupakan korban meninggal kebakaran Kapal Cepat Express Cantika 77.
Meski enggan memberikan keterangan mengenai korban meninggal yang baru ditemukan Tim SAR tetapi Melki Bely mengaku, proses evakuasi korban melalui jalur laut hingga tadi malam mencapai 122 orang. Sekarang, 88 orang yang sedang dievakuasi melalui perjalanan darat. Mereka difasilitasi BPBD Propinsi NTT dan pemerintah kecamatan setempat di Nailiu, sudah naik kendaraan dan dalam perjalanan menuju Kupang.
Menurut dia, kalau kita totalkan semua yang didata hingga siang ini sudah mencapai 327 orang, dengan rincian, korban hidup 313, jenazah yang ada di rumah sakit wirasaksi itu 14 jenazah. Tadi malam 7 jenazah, tadi pagi kami di rumah sakit wirasaksi baru iring-iringan mobil ambulance masuk itu tambah 7 jenazah.
“Dari 14 jenazah itu 9 jenazah sudah diidentifikasi, yang ke Alor hari ini 6 jenazah,” ungkapnya. Kita sudah koordinasi dengan pemerintah propinsi melalui Asisten III sehingga Jam Keberangkatan Ferry ke Alor di undur sedikit supaya jenazah yang ada bisa diantar ke Alor melalui Kapal Ferry.
Dijelaskan Beli, kita belum tahu total korbannya berapa, tetapi untuk sementara belum dapat dipastikan karena nama penumpang yang ada di manifest dengan penumpang yang berada di atas kapal dan ikut berlayar berbeda, ini juga yang menyulitkan kita untuk memastikan berapa banyak korban dalam kecelakaan laut ini.
“Jumlah penumpang yang ada di manifest itu berbeda dengan yang ada diatas kapal. Ada penumpang yang naik diatas kapal baru bayar,” katanya menambahkan.
Hingga kini dan dalam tujuh hari ke depan demikian merupakan waktu yang diatur dalam protap untuk terus melakukan pencarian korban yang masih belum ditemukan.
Dia menaruh harap agar dalam kurun waktu tujuh hari mendatang ini, semua korban yang belum ditemukan, dapat ditemukan oleh Tim SAR.
Bupati Alor Drs. Amon Djobo, M.AP kepada media mengatakan bahwa semua korban meninggal akan diupayakan pemerintah agar dibawa semuanya ke Alor. “Kita sudah rapat dengan MUSPIDA plus dan putuskan agar semua korban meninggal dibawa ke Alor,” ungkapnya.
Kepada korban meninggal dalam tragedi memilukan ini menurut Djobo akan diberikan santunan masing-masing sebesar Rp. 10 juta.
Djobo menyatakan keprihatinan mendalam atas tragedi yang terjadi di luar jangkauan kita semua ini. Ini tragedi yang sangat tidak kita inginkan, tetapi sudah terjadi. Karena itu pemerintah menyatakan berkabung sekaligus menyatakan keprihatinan mendalam atas tragedi ini.
“Sebagai Bupati Alor, kami menyatakan terimakasih atas semua pihak terutama BASARNAS NTT, Pemerintah Propinsi NTT, TNI AL, TNI AD, POLRI, Nelayan dan semua pihak yang tidak kami sebutkan satu persatu yang ikut membantu mencari korban, mengevakuasi ke darat selanjutnya membawa ke Kupang,” ungkap Djobo. *** morisweni