Be’ang Punya Titik Diving Yang Banyak Dikunjugi Bule, Tetapi Warganya Masih Konsumsi Air Blerang

Bupati Alor Drs. Amon Djobo, M.AP bersama Wakil Ketua KMK Pantar Barat, para pendeta, panitia dan tokoh jemaat dalam satu sesi foto setelah membuka Camp Pemuda Klasis Pantar Barat di Jemaat GMIT Ebenheazer Be'ang, Senin (24/10). FOTO:MORISWENI/RP
Bupati Alor Drs. Amon Djobo, M.AP bersama Wakil Ketua KMK Pantar Barat, para pendeta, panitia dan tokoh jemaat dalam satu sesi foto setelah membuka Camp Pemuda Klasis Pantar Barat di Jemaat GMIT Ebenheazer Be'ang, Senin (24/10). FOTO:MORISWENI/RP

BE’ANG,RADARPANTAR.com-Mata Jemaat GMIT Be’ang jadi pusat penyelenggaraan Camp Pemuda Klasis Pantar Barat. Pemuda GMIT dari 20-an gereja yang tersebar di Kecamatan Pantar Tengah, Pantar Barat dan Pantar Barat Laut berjumpa di ziarah rohani itu dari Tanggal 23-26 Oktober 2022.  Yang menarik, momentum yang terbilang langka itu, dimanfaatkan sebagai tempat curhat warga mengungkapkan betapa sulitnya hidup di ujung Selatan Pulau Pantar itu. Kami punya titik diving yang dinikmati para bule, tetapi kami masih minum air blerang sejak kami hidup di Be’ang, ungkap salah seorang tokoh jemaat Sabdi Kay Kami yang didaulat menyapa Bupati Alor, Drs. Amon Djobo, M.AP dan peserta camp di serimonial pembukaan Camp Pemuda Klasis Pantar Barat, Senin (24/10).

Sejak Tahun 1994, kami hidup di sini. Gedung gereja ini (Jemaat GMIT Ebenheazer Be’ang) kami 36 rumah tangga yang bangun. Keadaannya seperti ini. Karena itu kami mohon Bapak Bupati Alor bisa membantu kami. Bapak ini bukan orang lain tetapi kami punya keluarga sendiri,  pinta Sabdi Kay Kami saat diadulat menyapa undangan dan peserta Camp Pemuda Klasis Pantar Barat yang juga dihadiri oleh Bupati Alor Drs. Amon Djobo, M.AP dan Camat Pantar Tengah Manoak Boling Sau, ST, Camat Pantar Barat Laut Ari Waang, SH dan Camat Pantar Barat, Wakil Ketua KMK Pantar Barat dan para pendeta gereja-gereja GMIT di Klasis Pantar Barat. . 

Bacaan Lainnya

Di hadapan Bupati Djobo, Kay Kami mengaku ada 6 (enam) sumur gali yang ada di Be’ang, ada air tetapi rasanya blerang atau payau. Tetapi karena tidak ada alternatif lain sehingga itu yang dikonsumsi warga yang terdiri dari 36 rumah tangga.  

Kami punya laut yang orang bilang salah satu titik terindah diving, banyak orang bule yang datang nikmati keindahan itu, tetapi kami masih minum air payau, ungkap Kay Kami seadanya.  

Kami hanya punya 36 rumah tangga, sementara peserta camp terdiri dari pemuda gereja-gereja GMIT di tiga kecamatan. Mungkin itu yang membuat  Panitia Camp menurut Kay Kami  membangun camp yang membentang di sepanjang bibir pantai sebagai lokasi penginapan peserta camp.

Ketua Panitia Camp Pemuda Klasis Pantar Barat Rofinus Kamba dalam laporannya mengaku,  salah satu alasan pihaknya memilih Be’ng sebagai pusat kegiatan pemuda dari -gerajagereja GMIT Klasis Pantar Barat yang tersebar di Kecamatan Pantar Barat, Pantar Tengah dan Pantar Barat Laut karena Pantai Be’ang sejatinya merupakan potensi wisata bahari yang begitu menjanjikan tetapi belum disentuh dan dikelola untuk meningkatkan pendapatan ekonomi rumah tangga bagi warga di tempat ini.

Rofinus Kamba menaruh harap agar di masa mendatang, Pantai Be’ang yang memiliki potensi wisata bahari yang menjanjikan ini mendapatkan perhatian pemerintah untuk dikelola secara baik sehingga bisa memiliki dampak ekonomi yang mumpuni bagi kehidupan masyarakat di tempat ini.   

Bupati Alor Drs. Amon Djobo, M.AP dalam sambutannya mengaku memenuhi undangan menghadiri pembukaan Camp Pemuda ini karena bangga dengan pemuda gereja bersama para pendeta dan KMK menyelenggaraan kegiatan besar seperti ini di tengah kesulitan.  

Djobo memotivasi pemuda gereja di Camp Pemuda Klasis Pantar Barat untuk terus bekerja sepanjang Tuhan memberikan kaki kepada kita berdiri diatas bumi ini, sepanjang Tuhan memberikan nafas kehidupan buat kita semua.  

Motivasi bekerja ini demikian Djobo, sejalan dengan thema yang diusung Pemuda Klasis Pantar Barat dalam kegiatan ini,  Pemuda Klasis Pantar Barat Siap Berkarya. Thema ini sejalan dengan motivasi yang ia sampaikan di semua kesempatan agar terus bekerja sepanjang kaki kita menginjak di tanah ini.  

Menanggapi kesulitan air bersih yang disampaikan salah seorang tokoh jemaat, Djobo menegaskan, sudah beberapa kali menggali sumur bor tetapi airnya tetapi kurang sehat untuk dikonsumsi. Sehingga pemerintah masih terus mengupayakan cara lain agar warga yang hidup di tempat ini juga bisa mendapatkan air minum yang layak.  

Soal oranh bule yang sering datang menikmati titik diving di Be’ang demikian Djobo, pemerintah akan melakukan koordinasi untuk membangun salah pos jaga di Be’ang.  

Djobo pada kesempatan itu memberikan bantuan beras dan sejumlah uang mewakili keluarga Djobo untuk mendukung kegiatan Camp Pemuda Klasis Pantar Barat.

Camat Pantar Tengah Manoak Boling Sau, ST dalam sambutanya mengatakan,  ketika panitia camp menumuinya, ia menyampaikan kepada mereka bahwa  kamu ini pemuda, pemuda itu punya macam potensi, pemuda punya segala macam kekuatan.

Jadi, saya tidak mau kamu jalan minta-minta. Kita buat sesuatu yang berharga bagi orang lain batu orang kasih.  Dan puji Tuhan, itu yang pemuda Klasis Pantar Barat lakukan. Kalau hari ini Klasis Pantar Barat buat kegiatan camp pemuda yang  luar biasa ini di Be’ang dengan  tidak pergi minta sumbangan di pihak lain. Itu sesuatu yang sangat luar biasa, ungkap Boling Sau.  

Dia mengaku, kegiatan Camp Pemuda Klasis Pantar Barat ini dilangsungkan di tempat yang menurut perkiraannya sangat sulit, karena hanya ada 36 rumah tangga yang ada di Be’ang dengan kondisi alam yang memprihatinkan.

“Saya tadi dalam perjalanan, sempat ceritera dengan Bapak Bupati … saya bilang bapak, dari 10 desa yang ada di Pantar Tengah,  hanya dua kampung yaitu To’ang dan Be’ang yang kalau naik di Kalabahi minta bantuan beras di Dinas Sosial boleh dilayani. Tetapi kalau desa lain kalau minta bantuan beras, itu Kepala Desa pemalas jadi jangan dilayani.  Karena Pantar Tengah memiliki potensi yang sangat luar biasa. Saya biasa omong Pantar Tengah itu identik dengan Kanaan. Tanah yang penuh dengan susu dan madu. Jadi kalau dia punya masyarakat masih mengantuk, tidur lebih baik “mati saja”. Karena kita tidak mau kasih belajar masyarakat hidup pemalas,”  ujar Boling Sau.   

Menurutnya, seberapa besar apapun  potensi yang Tuhan berikan kepada kita tetapi kalau kita tidak mampu mengelolanya dengan baik  maka tidak ada manfaat yang berarti bagi kehidupan kita.

Dikatakan Boling Sau, kami hari ini bersama dengan pemerintahan di Kecamatan Pantar Barat dan Pantar Barat Laut, Pantar Tengah bersyukur karena  Bupati Alor berada di tengah-tengah kegiatan Camp Pemuda Klasis Pantar Barat ini. Ini sesuatu yang luar biasa.  

“Kalau bupati lain, satu-dua bulan sebelum kegiatan kita harus berikan undangan memang dan sampaikan konsep sambutan. Tetapi kalau Bapak Amon ini kita telpon saja dan tanpa sampaikan konsep sambutan juga beliau hadir,” sebut Boling Sau disambut aplous peserta Camp Pemuda yang hadir memenuhi Gedung Ibadah Jemaat GMIT Ebenheazer Be’ang.  

Ditambahkan Boling Sau, dalam kepemimpinan Bupati Amon Djobo baru orang di Be’ang juga bisa menikmati jalan butas itu yang model bagaimana.  Satu-satunya kampung yang kecil tetapi jalan butas masuk sampai disini itu hanya di Be’ang. Di tempat lain tidak ada, termasuk listrik.   *** morisweni

Pos terkait