Gelar Pelatihan Pemasaran Digital, Ini Harapan Kadis Pariwisata Alor

Asisten Administrasi Pembangunan Setda Alor Melki Bely, S.Sos, M.SI (kiri) bersama Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Alor Ripka Jayati, S.Sos, M.SI dalam serominial pembukaan Pelatihan Pemasaran Digital yang diselenggarakan Dinas Pariwisata setempat di Hotel Pulau Alor, Rabu (02/08). FOTO:MORISWENI/RADARPANTAR.com
Asisten Administrasi Pembangunan Setda Alor Melki Bely, S.Sos, M.SI (kiri) bersama Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Alor Ripka Jayati, S.Sos, M.SI dalam serominial pembukaan Pelatihan Pemasaran Digital yang diselenggarakan Dinas Pariwisata setempat di Hotel Pulau Alor, Rabu (02/08). FOTO:MORISWENI/RADARPANTAR.com

KALABAHI,RADARPANTAR.com-Dinas Pariwisata Kabupaten Alor menggelar Pelatihan Pemasaran Digital bagi 40 orang  yang berasal dari unsur desa wisata, hotel, home stay, usaha perjalanan wisata, pelaku fotografi, penjual souvenir, art shop, pekerja media, operator wisata, sanggar seni dan pengusaha penyewaan kendaraan. Sebagai penyelenggara, Kepala Dinas (Kadis) Pariwisata Kabupaten Alor Ripka Jayati, S.Sos, M.SI memiliki target dan harapan dari pelatihan dengan nara sumber dari unsur akademisi dan praktisi pemasaran digital. Seperti apa harapan Ripka Jayati? Ikuti penjelasannya.

Ini adalah pelatihan kedua dari 7 pelatihan yang harus kami eksekusi di Tahun 2023. Terimakasih banyak untuk Kementrian Pariwisata Republik Indonesia yang begitu penuh perhatian, selalu memberikan dukungan kepada kita pemerintah Kabupaten Alor dalam hal ini Dinas Pariwisata untuk bagaimana pemgembanban pariwisata ke depan, tidak hanya bantuan dalam bentuk fisik pembangunan sarana prasarana yang ada di sejumlah destinasi tetapi juga kegiatan non fisik, sebut Ripka Jayati di Kalabahi, Rabu (02/08).

Bacaan Lainnya

Kegiatan Pelatihan Pemasaran Digital ini demikian Ripka merupakan bukti bahwa perhatian pemerintah  melalui Kementrian Pariwisata RI  tidak hanya kepada kegiatan fisik dalam pembangunan sarana prasarana pariwisata tetapi juga kepada bagaimana menyiapkan SDM yang akan menggerakan berbagai potensi pariwisata yang ada di Kabupaten Alor.  

40 peserta pemasaran digital yang berasal dari unsur desa wisata, hotel, home stay, usaha perjalan wisata, pelaku fotografi dan penjual souvenir, art shop, operator wisata, sanggar seni dan pengusaha penyewaan kendaraan begitu antusias mengikuti pelatihan ini, ungkap Ripka.  

“Pagi hari Jam 07.00 Wita sebelum saya datang tadi peserta sudah ada. Yang luar biasa adalah bagaimana antusias peserta untuk mengikuti pelatihan yang akan dilaksanakan lebih kurang 3 hari disini. Peserta akan kami nginapkan di Hotel Pulau Alor,”  pungkasnya.  

Pelatihan Memasaran Digital ini demikian Ripka menghadirkan nara sumber yang berasal dari Praktisi Pemasaran Digital Edri Sangaji (Founder Of Eastnusatenggara.id/Freelance Web Disegin and Social Management, Fotografer Destinasi Pariwisata Dani Pello (Quick Photography Kupang), Akademisi Bidang Pariwisata Daniel Silli Bataona, S.Kom, MT (Dosen Program Studi Teknik Jariangan dan Komputer Politeknik Negeri Kupang) dan Nara Sumber dari Internar Dinas Pariwisata Kabupaten Alor.   

Peserta pelatihan pemasaran digital ini kata Ripka sudah kita jadikan sebagai mitra yang diharapkan menjadi ujung tombak dari pemerintah daerah dalam mempromosikan pariwisata Alor yang begitu luar biasa kepada dunia.

Kurang lebih beberapa hari pihaknya bersama para mitra peserta pelatihan pemasaran digital. Mereka akan kembali setelah tuntas mengikuti kegiatan pelatihan tetapi orang nomor satu di Dinas Pariwisata Kabupaten Alor ini berharap penuh agar  komunikasi antara pihaknya dengan para mitra peserta pelatihan ini tetap  membangunan komunikasi, kolaborasi untuk terus mempromosikan kepada dunia bahwa Alor ada dan siap menerima siapa saja yang berkenan dan hendak berkunjung menikmati indahnya Pulau Alor.  

Bupati Alor Drs. Amon Djobo, M.AP yang diwakili Asisten Administrasi Pembangunan Melki Bely, S.Sos, M.SI dalam arahannya mengatakan, di era digital saat ini hampir di seluruh dunia, di seluruh kalangan manusia, mulai dari anak-anak sampai orang-orang tua, dalam strata kehidupan masyarakat orang-orang kaya, orang-orang berada maupun tidak berada, seluruh manusia di dunia saat ini sudah menjadikan media sosial sebagai alat komunikasi yang paling efektif.

Dikatakan Bely, orang membangun interaksi, memberikan informasi dengan begitu cepat dalam sekejab saja boleh dikatakan seseorang bisa mengusai dunia, hanya melalui media sosial.  Ada orang mengatakan bahwa media sosial secara dramatis menjadi pintu gerbang ke berbagai tempat tanpa batasan waktu dan ruang. Kita duduk di tempat saja kita sudah bisa menikmati keindahan dimana-mana tempat.  

Dijelaskannya, pelaku pasar atau marketing sekarang akan mendapatkan manfaat hingga 150 juta pengguna internet yang aktif menggunakan media sosial dengan durasi rata-rata 3 jam/hari. Hal ini sebenarnya menguntungkan industri pariwisata untuk memberikan informasi, meningkatkan pengetahuan tentang wisata-wisata yang ada, segala yang tersembunyi, potensi-potensi yang ada di daerah dimanapun kita berada sebenarnya bisa diekspose secara gampang.

Menurut Bely, media sosial merupakan alat yang sangat efektif untuk   membantu memahami bagaimana konsumen atau wisatawan atau orang-orang yang tertarik dengan wisata mengambil keputusan untuk menentukan lokasi liburannya dimana, bagaimana saat liburan dan kegiatan selama liburan seperti apa.

Data menunjukan bahwa pengguna media sosial di Indonesia sangat tinggi, dimana angka pengguna sudah lebih dari 86 % masyarakat indonesia yang berjumlah kurang lebih 200 juta jiwa.  Facebook menjadi media sosial yang paling banyak digunakan oleh masyarakat indonsia disamping youtube, instagram dan twiter.

Dijelaskannya, karena tingginya penguna media sosial Indonesia sudah ditetapkan sebagai pasar media sosial terbesar. Predikat sebagai pasar media sosial terbesar ini sebenarnya menjadi peluang besar bagi pengembangan sektor pariwisata di Indonesia, termasuk kita di Kabupaten Alor.  

Kehadiran media sosial sebenarnya demikian Bely memberikan peluang yang sangat besar kepada sektor pariwisata, karena itu media sosial dan pariwisata merupakan hal yang selaras atau linear dalam dunia digital saat ini. Kita tidak bisa pungkiri itu.

Tahun 2017 itu pernah ada terbosan dari kemetrian pariwisata, membuming pariwisata dengan media-media sosial, ungkapnya.

Bely menambahkan bahwa untuk membantu  mempromosikan daerah dengan berbagai potensi wisata yang sangat beragam ini kementrian pariwisata telah menjadikan destinasi pariwisata membuming di media-media sosial.  Jadi, bagi kementrian pariwisata sekarang yang paling afektif untuk mengembangkan, mempromosikan wisata adalah melalui media-media sosial. Karena itu  media sosial dalam marketing pariwisata menjadi sebuah keharusan, tidak bisa tidak. 

Ketua Panitia Pelatihan Pemasaran Digital S. Sonisius Lutsina, SST. Par dalam laporannya mengatakan, perkembangan tekonologi informasi dan digitaliasi yang demikian pesat telah merubah cara pandang dan pola pemasaran suattu produk, termasuk produk pariwisata.  

Salah satu manfaat utama digitalisasi dalam pariwisata demikian Sonisius adalah kemampuan untuk mempromosikan destinasi wisata termasuk produk wisata pendukungnya yang tersembunyi melalui platform digital.  

“Dengan adanya website pariwisata, aplikasi mobile dan media sosial, daerah-daerah terpencil dapat memperkenalkan daya tarik mereka kepada wisatawan potensial,” kata Sonisius dalam laporannya sembari menegaskan, informasi tentang objek wisata, budaya lokal, kuliner khas dan kegiatan unik dapat dengan muda diakses oleh wisatawan dari seluruh dunia.

Digitalisasi juga menurut dia memungkinkan para pelaku pariwisata lokal untuk menjual produk dan layanan mereka secara online. Pedagang lokal dapat menggunakan platform e-commerce untuk menjual kerajinan tangan khas daerah, makanan lokal atau tradisional. “Ini memberikan kesempatan bagi wisatawan untuk membeli dan membawa pulang barang-barang unik yang mewakili kebudayaan dan warisan daerah. Dengan cara ini, digitalisasi membantu mengembangkan ekonomi lokal dan mempromosikan keberlanjutan pariwisata di daerah terpencil,” ujar Sonisius.   *** morisweni

Pos terkait