KALABAHI,RADARPANTAR.com-Kepala Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur (Kapolda NTT) Irjen Pol Drs. Johni Asadoma, M.Hum dalam kunjungannya di Kabupaten Alor berkesempatan memberikan Cerama KAMTIBMAS bagi guru dan pelajar SMA Negeri 1 Kalabahi, Senin (28/11). Di hadapan para guru dan pelajar SMA itu, putra Alor pertama yang jadi Kapolda NTT itu memotivasi pelajar untuk menjadi anggota kepolisian. Pasalnya, seleksi masuk menjadi anggota Polri itu tidak pakai bayar.
Penegasan itu dikemukakan setelah orang nomor satu di Polda NTT itu menanyakan kepada ratusan pelajar yang memenuhi pelataran SMA Negeri 1 Kalabahi, siapa yang mau menjadi polisi,
Antusias pelajar sekolah vaforit di Alor itu menjadi anggota Polri cukup tinggi. Mereka menjawab Kapolda dengan teriakan, saya … saya … saya dengan mengacungkan tangan menjawab Kapolda.
Jenderal Polisi Bintang Tiga itu meladeni antusias para pelajar menjadi anggota Polri dengan menegaskan bahwa menjadi anggota Polri tidak perlu pakai bayar. Kalau ada yang bilang bayar Rp. 200 juta baru masuk Polisi itu omong kosong, jadi jangan percaya, ungkap Asadoma.
Menjadi anggota Polri itu tidak bergantung kepada orang lain, tetapi sangat bergantung kepada masing-masing orang yang mau menjadi anggota Polri, termasuk dukungan orang tua. Caranya bagaimana, harus rajin berolah raga. Harus bisa sit ap, pus ap, pintar berenang dan olah raga pendukung lainnya. Kalau bisa ini semua saya pastikan bisa lolos seleksi menjadi anggota Polri.
Selain rajin berolah raga sejak dini, Asadoma juga memotivasi para pelajar sekolah unggulan di Kabupaten Alor itu untuk belajar memperdalam mata pelajaran bahasa inggris dan matamatika.
Yang menarik, Asadoma tak mampu mengemukakan rasa kagumnya terhadap pelajar SMA 1 Kalabahi yang menggunakan tiga bahasa menuntun jalannya cerama Kamtibmas, termasuk nyanyian paduan suara para pejabar dengan menggunakan drum band. Saya sudah keliling beberapa tempat, tetapi yang model begini saya baru dapati di Kabupaten Alor, di SMA Negeri 1 Kalabahi, kata Asadoma disambut tepukan tangan para guru dan ratusan pelajar.
Rasa kagum terhadap kemampuan berbahasa pelajar SMA Negeri 1 Kalabahi itu disampaikan Asadoma ketika memulai kulia umum di Kampus Untrib Kalabahi yang dihadiri dosen dan mahasiswa di Kampus Perbatasan itu.
Kepada para mahasiswa peserta kuliah umum, Asadoma minta agar peserta merangkumkan materinya dan menyampaikannya di depan di akhir kuliah umum dalam durasi waktu 3 hingga 5 menit.
Kamu jangan mau kalah dengan pelajar SMA 1 Kalabahi. Saya kagum dengan pelajar yang menggunakan 4 bahasa yakni Bahasa Alor, Bahasa Indonesia, Bahasa Jerman dan Bahasa Inggris dalam suatu upacara, dan itu ada di SMAN 1 Kalabahi. Saya sudah keliling sekolah-sekolah di Kupang dan di NTT. Saya belum pernah temukan. Ini hanya ada di Alor, ungkap Asadoma juga disambut riuh riang mahasiswa dan dosen Untrib yang memenuhi pendopo Untrib Kalabahi.
Dalam kuliah umumnya, Asadoma mengegaskan, kehadiran polisi harus mendukung dan mengamankan program kerja pemerintah. Saya selalu menekankan kepada jajaran saya agar kehadiran polisi harus mendukung pemerintah daerah. Bekerja sama dengan pemerintah daerah. Mendukung berbagai program baik yang berhubungan dengan keamanan dan ketertiban maupun proyek-proyek strategis lainnya.
Ditegaskan Asadoma, polisi tidak boleh menjadi penghambat dalam pembangunan di daerah. Polisi tidak boleh mengganggu proses pembangunan di daerah. Tetapi harus memberikan dukungan pembangunan daerah karena daerah maju maka bangsa ini secara nasional akan maju.
Jika ditemukan penyimpangan dalam suatu pekerjaan, polisi panggil dan memberikan peringatan agar penyimpangan itu tidak melebar, tetapi jika sampai melebar penyimpangannya maka dilakukan penindakan.
Menurut Asadoma, inti dari pada tugas polisi itu adalah melayani. Di seluruh dunia, tugas polisi itu dirangkum dalam dua kata to serv and to protect, melayani dan melindungi.
Jadi, polisi itu pelayan masyarakat. Masyarakat itu jadi raja, jadi tua, jadi majukan dari polisi, kata Asadoma sembari menambahkan, kalau ada polisi yang bertutur kata kasar, tidak menerima dan melayani masyarakat dengan baik itu polisi yang belum menyadari hakikat dirinya sebagai seorang pelayan.
Dijelaskannya, melayani berarti ada yang harus dilayani. Yang dilayani itu orang yang memiliki kedudukan lebih tinggi. Karena itu masyarakat adalah bos, masyarakat adalah majikan, tuan, raja dari polisi dalam hal melayani. Melayani bukan minta polisi sikat sepatu, tetapi menjaga masyarakat, melindungi masyarakat supaya masyarakat bekerja dengan aman, tertib, nyaman supaya bisa berkarya, bisa berhasil.
Ikut mendampingi Kapolda Asadoma, Kabid Propam Polda Nusa Tenggara Timur Kombes Pol Drs. Dominicus Yempormase, Direktur Kriminal Umum Kombes. Pol Patar Silalahi, Kabid Humas Polda Nusa Tenggara Timur Kombes Pol Arie Sandy, Kepala Bidang Hukum Kombes Pol Rolan Situmeang dan Kapolres Alor. AKBP. Ari Satmoko, SH, M.Hum. *** morisweni