Latih Guru Utama Bahasa Abui, Bupati Alor Sebut Ini Wujud Dukungan Kantor Bahasa Terhadap Program Alor Pintar

Bupati Alor Drs. Amon Djobo, M.AP (kedua dari kanan) dalam satu sesi bersama para pejabat dari Kantor Pusat Bahasa Propinsi NUsa Tenggara Timur. FOTO:MORISWENI/RADARPANTAR.com
Bupati Alor Drs. Amon Djobo, M.AP (kedua dari kanan) dalam satu sesi bersama para pejabat dari Kantor Pusat Bahasa Propinsi NUsa Tenggara Timur. FOTO:MORISWENI/RADARPANTAR.com

KALABAHI,RADARPANTAR.com-Kantor Bahasa Propinsi Nusa Tenggara Timur, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi menggelar kegiatan pelatihan bagi 31 guru utama berbahasa Abui di Kabupaten Alor. Bupati Alor Drs. Amon Djobo, M.AP menyebutkan bahwa kegiatan pelatihan ini merupakan wujud nyata Kantor Bahasa Propinsi Nusa Tenggara Timur mendukung Alor Pintar sebagai salah satu pilar utama program pemerintah yang telah diletakan sejak periode pertama memimpin  daerah ini.  

Pelatihan guru utama berbahasa Abui yang melibatkan 31 di Kabupaten Alor ini merupakan wujud nyata dukungan Kantor Bahasa Propinsi Nusa Tenggara Timur terhadap Program Alor Kenyang yang telah kita canangkan sejak periode pertama saya dan Wakil Bupati Alor memimpin daerah ini, kata Djobo dalam sambutan kerika membuka pelatihan di Lantai 5 Simfony Hotel, Selasa (26/07).  

Bacaan Lainnya

Djobo kemudian menjelaskan bahwa di Kabupaten Alor ini suku Abui merupakan suku terbesar karena itu pihaknya memberikan apresiasi terhadap Kantor Bahasa Propinsi Nusa Tenggara Timur atas niat tulus melatih guru utama berbahasa Abui. Tetapi karena Alor tidak saja ada bahasa Abui sehingga di tahun-tahun mendatang, orang nomor satu di Nusa kenari tercinta ini menaruh harap agar Kantor Bahasa Propinsi Nusa Tenggara Timur bisa memberikan perhatian ke pelatihan bahasa daerah lainnya.  

Sebagai Bupati Alor terang Djobo, pihaknya menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Kantor Bahasa Propoinsi Nusa Tenggara Timur mengsuport pelatihan ini. “Jujur kami punya APBD terbatas. Karena itu kami belum beri perhatian terhadap pelatihan seperti ini. Tetapi Kantor Bahasa Propinsi Nusa Tenggara Timur memberikan perhatian,” ungkapnya.  

Kepada para guru peserta pelatihan, Djobo mengharapkan agar srelah kembali dari pelatihan ini dapat mengatur waktu untuk berbahasa Abui, baik di rumah tangga masing-masing maupun dalam proses belajar mengajar di sekolah. “Bahasa Abui ini merupakan bahasa dari salah satu suku terbesar  di Alor, tetapi hampir mau punah. Karena itu pemerintah daerah sambut baik pelatihan ini,” tandas Djobo.  

Sementara itu Kepala Kantor Bahasa Propinsi Nusa Tenggara Timur Elis Setiati, S.Pd, M.Hum melalui sambutan tertulis yang dibacakan Koordinator Tata Usaha, Irwan Alfred Pellandou mengatakan, kegiatan pelatihan bagi guru utama berbahasa Abui ini merupakan implementasi dari Program Merdeka Belajar yang serempak dilaksanakan di lima bahasa yakni bahasa Abui, bahasa Manggarai, bahasa Kambera, bahasa Rote dan bahasa Dawan.  

Untuk bahasa Abui demikian Irwan, sasaran kegiatan pelatihan ini mencakup guru Sekolah Dasar (SD) dan guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) sejumlah 31 guru yang dijadikan guru utama dalam pembelajaran bahasa Abui.  

Tujuan kegiatan pelatihan bagi guru utama berbahasa Abui ini menurut Irwan, diarahkan kepada upaya untuk menguatkan kembali kecintaan generasi muda dalam melestarikan bahasa daerah (bahasa Abui).  

Dijelaskan Irwan, selain kegiatan pelatihan berbahasa Abui, Kantor Bahasa Propinsi Nusa Tenggara Timur juga akan mengadakan Festifal Tunas Bahasa Ibu secara serempak pada November 2022 yang akan datang di Tingkat Propinsi dan Tingkat Nasional.  

Menurut Irwan, kegiatan pelatihan ini merupakan suatu bentuk upaya untuk memperkuat upaya perlindungan bahasa daerah dari Kementrian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi RI  dalam meluncurkan merdeka belajar episode ke -17 yang bertajuk revitalisasi  bahasa daerah.

Dia menambajkan, program merdeka belajar ini diluncurkan sejak februari 2022 dan merdeka belajar revitalisasi bahasa daerah adalah salah satu bagian dari kebijakan merdeka belajar kementrian pendidikan kebudayaan riset dan teknologi untuk merespon  isu global  penggunaan bahasa daerah.  

Obyek merdeka belajar pada Tahun 2022 terdiri dari 38 bahasa daerah yang tersebar di 12 Propinsi di Indonesia, termasuk di Nusa Tenggara Timur dengan 5 bahasa sasaran yakni bahasa Abui, bahasa Manggarai, bahasa Rote, bahasa Dawan dan bahasa Kambera, ujar Irwan.

Dijelaskannya, ada beberapa tahapan dari kegiatan revitalisasi bahasa daerah yakni, tahap koordinasi yang sudah dilakukan Juni 2022 dengan menghadirkan para pemangku kepentingan dari 5 bahasa sasaran yang mendapat dukungan penuh dari pemerintah Propoinsi Nusa Tenggara Timur.  

Sesuai jadwal yang diterima media ini, selama empat hari yakni dari Selasa, 26 Juli 2022 hingga Jumat 29 Juli 2022 31 guru utama berbahasa Abui akan disuguhkan dengan materi pelatihan, antara lain,  Revitalisasi Bahasa Daerah:Pemetaan potensi dan klasifikasi masalah yang akan disampaikan Kepala Kantor Bahasa Propinsi Nusa Tenggara Timur.  Para guru utama juga akan disuguhkan dengan materi, Mengenal berbagai karya sastra: Apa itu cerita pendek, Menggali Ide Dalam Menulis Cerita Pendek,  Menuangkan Ide ke Dalam Tulisan Cerita Pendek, Menuangkan Ide ke Dalam Tulisan/Karya, Parkatik Baik Merdeka Belajar Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek, Mengenal Karya Sastra:Apa Itu Puisi, Menggali Menemukan Ide Dalam Menulis Puisi, Menungkan Ide Ke Dalam Tulisan/Karya Puisi, Praktik Baik Merdeka Belajar Dalam Pembelajaran Menulis Puisi, Mengidentifikasi Potensi Khazanah Budaya Lokal: Jenis, Manfaat dan Nilai-Nilai Yang Terkandung Di Dalamnya, Alih Wahana: Melestarikan Budaya (Tuturan/Syair/Nyanyian) Yang Relevan Dengan generasi Muda dan Patut Dilestarikan, Budaya (Tuturan/Syair/Nyanyian) Yang Relevan Dengan Generasi Muda dan Patut Dilestarikan, Praktik Baik Merdeka Belajar Mengubah Produk Budaya (Tuturan/Syair/Nyanyian) Ke Dalam Muatan Lokal dan Parktik Baik Merdeka Belajar Mengubah Produk Budaya (Tuturan/Syair/Nyanyian) ke Dalam Muatan Lokal.

Materi-materi pelatihan ini disampaikan secara bergantian oleh dua nara sumber yakni, Jefta H. Atapeni (Penyair atau Penulis) dan Drs. Soleman Mainimoy (Budayawan) . *** morisweni   

Pos terkait