KALABAHI,RADARPANTAR.com-Cerita seorang Ibu Muda asal Awalaa, Desa Alila Selatan, Kecamatan Alor Barat Laut, Kabupaten Alor yang melahirkan bayi yang sudah meninggal sejak dalam kandungan terjadi di Rumah Sakit Daerah Kabupaten Alor. Cerita ini dialami oleh Kulsum Maro (15), Selasa (05/03/2024). Dalam ceritanya, ibu muda yang mestinya harus tertolong di Puskesmas Lawahing itu malah disarankan oleh tenaga medis di Faskes itu untuk melahirkan saja di Rumah Sakit Daerah Kalabahi dengan menggunakan mobil penumpang. Padahal, dalam perjalanan ke Puskesmas Lawahing air ketuban sang ibu hamil itu sudah pecah.
Ceritanya, Selasa 5 Maret 2024 sekitar Pukul 05.24 Wita, ibu muda asal Awalaa ini mengalami sakit yang merupakan tanda jika hendak melahirkan bayi yang dikandungnya. Atas saran keluarga, Ibu Muda yang diketahui bernama Kulsum Maro itu diantar ke Puskesmas Lawahing sekitar Pukul 06.00 Wita, kisah salah seorang anggota keluarga ibu muda malang itu, Erli Tubulau kepada media ini di Rumah Sakit Daerah Kalabahi, Rabu (06/03).
Tiba di Puskesmas Lawahing, bidan menanyakan status pasien. Karena dia tidak miliki Buku KMS, bidan di Puskesmas Lawahing mengatakan kenapa mama dorang tidak turun di rumah sakit pakai oto penumpang saja, . kisah Erli Tubulau dengan nada kesal.
Mendengar pernyataan bidan di Puskesmas Lawahing itu Erli menjawab jika ibu hamil yang bernama Kulsum Maro selama ini memeriksa kehamilan di Puskesmas Lawahing, karena itu keluarga memutuskan untuk membawanya ke Puskesmas ini untuk diberikan pertolongan melahirkan, apalagi yang bersangkutan sedang menjerit kesakitan dan siap melahirkan.
Bidan kemudian menjawab jika status berobatnya tidak ada di Puskesmas Lawahing. Menurut bidan kalau dia periksa disini berarti kita kasih dia KMS atau surat periksa dari dokter.
“Sebagai orang tua saya bilang di bidan bahwa kalau mama dorang kasih KMS pasti kita bawa datang tetapi karena tidak kasih jadi kita tidak bawa datang. Kalau begitu bagaimana penanganan,” . kata Erli bertanya.
Nanti kita antar pakai Mobil Ambulance, ujar Erli meniru bidan.
Sekitar 15 menit kemudian, mobil ambulance tiba di Puskesmas Lawahing. Sehingga selaku orang tua ibu hamil ini, Erli mengatakan, bagaimana … mobil ambulance sudah ada jadi bagaimana. Petugas menjawab, nanti ambulance antar ibu hamil dengan kita sampai di Gereja Pola ibu dorang turun ko jalan kaki pi rumah sakit. Pergi jalan kaki itu yang nanti dapat pelayanan lebih cepat, kata Bidan itu kepada keluarga.
“Kita jalan kaki juga baik, yang penting rujukan itu yang kasih ko kita bawa jalan,” pinta Erli kepada Sang Bidan yang kemudian dijawab, kita cari di register dulu, dia (ibu hamil) terdaftar sebagai pasien disini (Puskesmas Lawahing) atau tidak.
Ternyata setelah dicek di register ibu hamil ini sudah melakukan pemeriksaan di Puskesmas Lawahing sebanyak 3 kali, terakhir tanggl 29 Januari 2024 dan jadwal bersalinnya tanggal 26 Februari 2024.
Selanjutnya terang Erli, petugas langsung konfirmasi ke dokter. Dokter bilang tunggu saya naik dulu, dokter di kalabahi. Sekitar Pukul 10.00 Wita baru dokter tiba di Puskesmas Lawahing. Sayagnya, setelah tiba di Puskesmas dokter tidak memeriksa pasien juga.
Menurut Bidan, pada Pukul 11.00 Wita baru ibu hamil ini diperiksa, jadi begitu waktu menunjukan Pukul 11.00 wita keluarga konfirmasi dengan bidan mengenai hasil pemeriksaan. Tetapi katanya Pukul 11.24 Wita baru diperiksa lagi. Setelah diperiksa bidan mengatakan kepada keluarga bahwa denyut jantung bagus, pembukaannya sudah 4-5.
Mendengar kondisi bayi sebagaimana yang disampaikan bidan, Erli meminta ijin di bidan untuk pergi ambil makanan untuk pasien (ibu hamil), sementara dalam perjalanan menuju rumah, mereka langsung membawa pasien (ibu hamil itu) ke rumah sakit daerah Kalabahi.
Kepada radarpantar.com, di Sal Bersalin Rumah Sakit Daerah Kalabahi, Kulsum Maro mengatakan, ia diantar tiga orang petugas dari Puskesmas Lawahing bersama ibunya ke Rumah Sakit Daerah Kalabahi.
Dalam perjalanan dengan Ambulance dari Puskesmas Lawahing menuju Rumah Sakit Daerah Kalabahi sekitar di Kebun Kopi, ia sudah harus melahirkan dalam mobil ambulance, karena kepala bayinya sudah keluar tetapi dipalang dengan tangan oleh seorang petugas yang mengenakan pakaian putih, hitam tinggi.
“Dia larang saya untuk tidak boleh muku. Dan minta supaya saya tidur menyamping. Padahal saya tidak tahan sakit sehingga saya teriak. Begitu kepala bayi keluar dia palang dengan tangan dan tolak masuk ke dalam,” kisah Kulsum Maro, sang ibu hamil malang ini sembari menambahkan, katanya kalau melahirkan di ambulance nanti ibu bidan marah.
Tiba di Rumah Sakit Daerah Kalabahi, ia langsung ditangani oleh bidan rumah sakit. Setelah dibaringkan ke tempat tidur, bidan di rumah sakit membuka kain yang saya kenakan. Setelah dibuka kainnya, ternyata kepala bayi sudah keluar sehingga hanya beberapa kali muku, bayi keluar tetapi sudah tidak bernyawa lagi.
Diduga kematian bayi malang ini disebabkan karena kelalaian oknum bidan yang menangani pasien ini sejak berada di Puskesmas Lawahing dan dalam perjalanan dari Lawahing ke Rumah Sakit Daerah Kalabahi.
Kepada keluarga, bidan yang mengantar ibu hamil itu ke Rumah Sakit Daerah Kalabahi mengatakan, anak mungkin tidak tertolong, antara mati atau hidup.
Bayi malang itu sudah dimakamkan, Selasa Sore di Awalaa, Desa Alila Selatan.
Erli Tubulau sebagai wakil keluarga mengaku sudah menyampaikan cara petugas di Puskesmas Lawahing melayani pasien, terutama kepada ibu hamil ini kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Alor.
Erli minta agar para petugas yang menangani ibu hamil ini harus diberikan sangsi disiplin sesuai prosedur yang berlaku.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Dinas Kesehatan dan Puskesmas Lawahing belum dapat dikonfirmasi. *** morisweni
Sesuai ketentuan, jika ada yang merasa dirugikan sebagai akibat dari pemberitaan ini bisa menggunakan hak jawabnya melalui telp WA/chat 082144740147.