Jangan Pilih Orang Bodoh, Demikian Gubernur NTT Saat Resmikan Gedung Baru DPRD Alor

Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat saat memberikan sambutan sebelum meresmikan Gedung Baru Kantor DPRD Kabupaten Alor, Selasa (23/05) silam. Ikuti kutipan yang diterbitkan kembali dibawah ini. FOTO:MW/RP
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat saat memberikan sambutan sebelum meresmikan Gedung Baru Kantor DPRD Kabupaten Alor, Selasa (23/05) silam. Ikuti kutipan yang diterbitkan kembali dibawah ini. FOTO:MW/RP

KALABAHI,RADARPANTAR.com-Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilu Laiskodat minta jangan pilih orang bodoh. Pilih yang pintar tetapi pintar yang peduli. Jangan pintar yang rakus. Kalau pintar yang rakus, kita punya juga dia ambil habis semua. Ini bahaya!

Permintaan agar jangan memilih orang bodoh ini dikemukakan Gubernur NTT dalam sambutannya ketika meresmikan Gedung Baru  Kantor DPRD Kabupaten Alor di Kalabahi, Selasa (23/05).  

Bacaan Lainnya

Dihadapan Bupati Alor Drs. Amon Djobo, M.AP,  Sekda Alor, para asisten dan pimpinan organisasi perangkat daerah, anggota DPRD Alor, tokoh masyarakat dan tokoh agama, orang nomor satu di Nusa Tenggara Timur ini minta agar jangan pilih orang bodoh.

Laiskodat mengingatkan agar pilih yang pintar tetapi pintar yang peduli.  Jangan pintar yang rakus. Kalau pintar yang rakus, kita punya juga dia ambil habis semua. Ini bahaya.

“Kalau dia pintar, peduli dan berani maka dia telah memenuhi tiga karakter  menjadi dasar membangun manusia, ini tiga karakter dasar yang  sebenarnya  harus dimiliki oleh pemimpin,” ungkapnya. 

Yang menarik Laikodat mengaku gedung baru DPRD Alor yang dibangun dengan total anggaran Rp. 25 Milyar lebih ini merupakan gedung yang sangat mewah. “Gedung ini di Kupang juga tidak ada gedung yang model begini, hanya ada di Alor saja,” sebut mantan Ketua Fraksi Nasdem DPR RI ini.  

Politisi Partai Nasdem ini menegaskan  setuju bahwa sehebat apapun fisik yang kita bangun kalau sumber daya manusianya tidak kita siapkan maka yang mendiami gedung yang indah ini sebenarnya dia tidak layak untuk masuk dalam gedung ini.

Ditegaskan Laiskodat, standar kemewahan gedung ini harus juga berbanding lurus dengan tingkat kecerdasan, tingkat kepedulian dan tingkat keberanian dari setiap orang yang masuk di dalam gedung ini.

Menurut dia, manusia itu punya ukuran cuma itu, jadi orang cerdas tetapi kalau dia kurang berani ya juga tidak berguna.  Manusia pintar tetapi kalau  tidak peduli maka harta orang bersih semua. Jadi, karakter orang yang paling ditakuti oleh semua manusia adalah pintar, berani, rakus. Wah … itu bahaya.  Itu semua habis.

Tetapi sama juga karakter manusia yang kedua yang juga berbahaya yakni rajin tetapi bodoh. Ini juga bahaya, sama bodohnya. Saking rajinnya dia mengerjakan semua tetapi karena bodoh, semuanya salah. Setengah mati kita mau memperbaikinya, tandasnya.    

Proses pembangunan Nusa Tenggara Timur demikian Laiskodat membutuhkan perubahan dengan langka-langka yang extra ordinari, langka-langka yang luar biasa, tidak bisa yang biasa-biasa. Karena kita tertinggal jauh dari propinsi-propinsi lain.  Orang bodoh dan miskin itu susah dirubah. Makanya saya bilang jangan kasih orang miskin itu uang karena itu bukan solusi. Karena orang miskin tidak pernah merasa dia susah. Hanya kita yang lihat dia susah. Dia tidak merasa susah. Jadi kasih uang dia bingung, kenapa saya dikasih uang

Dia mengaku  beryukur bahwa Alor berkembang terus, baik dalam pembangunan fisik maupun manusianya. Dalam catatannya demikian Laiskodat,   kabupaten yang terus berubah dalam proses pembangunan itu salah satu yang terbaik adalah Alor pada saat ia menjadi gubernur.  

Laiskodat kemudian memberikan contoh keberhasilan yang dicapai pemerintah Kabupaten Alor. Masalah  nasional yang Presiden Joko Widodo berikan perhatian karena Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu propinsi  yang tertinggi adalah masalah kesehatan khususnya stunting. Dan Alor terus berjuang sehingga hari ini sekitar 1.500 masih ada tetapi itu jauh dari target  yang sebelumnya. Ini  sebuah prestasi kerja dan saya harapkan ini menjadi spirit, motivasi agar terus dilakukan perubahan-perubahan itu. *** morisweni  

Pos terkait