AIRPANAS,RADARPANTAR.com-20 tahun ada dalam pergumulan jemaat, gedung Gereja Ora Et Labora Airpanas, Klasis Pantar Barat akhirnya diresmikan dan ditabis, 07 Oktober 2022. Di hadapan ribuan Jemaat Tuhan yang hadir menyaksikan perbuatan Tuhan itu, Ketua Majelis Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (MS GMIT) DR. Mery Kolimo menyampaikan pesan moral untuk tidak menjadikan gereja sebagai sarang penyamun atau rumah yang penuh dengan penyakit.
Kiranya pekerjaan yang sungguh-sungguh dari para tukang, dari berbagai pihak akan dilanjutkan dengan pekerjaan sungguh-sungguh agar gereja benar-benar menjadi kekuatan penyembuhan, menjadi kekuatan doa bagi segenap umat yang hidup bersama di tempat ini. Para pendeta dan pelayan adalah guru-guru iman untuk memberi makna bagi gereja, kepada persekutuan milik Kristus sebagai rumah doa dan rumah penyembuhan. Jangan menjadikan gereja sebagai sarang penyamun atau menjadi rumah yang penuh dengan penyakit tetapi biarlah di tempat ini, di rumah Tuhan ini nama Tuhan dimuliakan, pinta Mery Kolimo dalam suara gembalanya.
Dikatakan Kolimo, betapa kita bersyukur, 20 tahun jemaat ini membangun gedung gereja. Saya hadir di sini untuk bersama-sama sebagai representasi dari segenap persekutuan Gereja Maseji Injili di Timor (GMIT) mengucapkan banyak terimakasih kepada Tuhan untuk kebaikan yang telah dirasakan oleh jemaat Tuhan disini. Dari berkat yang Tuhan berikan, anak-anak Tuhan telah mengulurkan tangan memberikan persembahan dan rumah ini didirikan.
Saya juga hadiri untuk memanjatkan apresiasi yang tulus kepada segenap jemaat Tuhan, gereja ini berdiri sebagai buah iman jemaat Tuhan di sini, kami hadir disini untuk merayakan buah-buah yang baik itu yang telah dinyatakan dengan pembangunan gereja ini. Saya mengajak kita semua untuk tepuk tangan yang panjang untuk hormat dan kemuliaan nama Tuhan. Kita bilang terimakasih Tuhan karena usaha yang sungguh-sungguh baik, Engkau memberkati anak-anak Mu yang ada disini tetapi juga anak-anak yang keluar dari kampung ini yang ada di berbagai tempat.
Sebagai apresiasi pemerintah daerah demikian Kolimo, kita juga mendengar kesaksian dari Bupati Alor betapa anak-anak dari kampung ini menjadi berkat bagi daerah ini dan bagi daerah-daerah yang lain.
Menurut Kolimo, Gereja ini dibangun tahun 50-an, sudah berumur lebih dari 60 tahun, saya pikir kalau usia Jemaat Airpanas 100 tahun, mungkin tidak hanya datang dari Jawa, dari Sumatra, dari Bali, NTB, mungkin ada datang dari Singapura, datang dari Jerman karena ada yang didoakan dari tempat ini, tidak ada yang mustahil, Tuhan buka jalan supaya generasi Pantar, generasi Airpanas menjadi berkat lebih luas lagi, banyak orang bisa bersaksi tentang kebaikan nama Tuhan.
Kita belajar dari kisah Tuhan Yesus yang mencintai Galileanya. DIA berkeliling ke berbagai tempat tetapi DIA selalu mengasihi Galilea, DIA selalu pulang ke Galilea. Bahkan ketika DIA mati, DIA titip pesan sampaikan kepada murid-muridnya AKU mendahului kamu ke Galilea, katanya.
Dijelaskan Kolimo, semua orang punya Galilea, dan dari keluarga besar Tubbe, Airpanas adalah Galilea mereka. Terimasih untuk semua yang pulang dan bersyukur di rumah Galilea. Kita harus bersyukur, ada mau pi mana-mana tetapi ada pemahaman bahwa kalau hidup mau diberkati itu harus pulang kampung dulu baru Tuhan memberkati luar biasa. Mau jago-jago dimana tetapi ingat punya Galilea dimana na pulang ko berdoa disitu. Dan kita bersyukur untuk mesba yang dibangun ini, Airpanas. Mesba dari keluarga bresar Desa Tubbe ini untuk memuliakan nama Tuhan.
Saya menggaris dua hal dari pembacaan Alkitab yang disampaikan hamba Tuhan pendeta Lukas Bana. Rumah gereja harus lah menjadi rumah doa dan rumah penyembuhan. Rumah doa dan rumah penyembuhan.
Dikatakannya, penabisan telah meneguhkan tempat ini ketika berkata biarlah doa yang hamba-Mu panjatkan disini, ENGKAU dengarkan Ya Tuhan. Rumah ini adalah Rumah doa. Tempat dimana kita bertemu Tuhan, tempat dimana kita meminta pengharapan Tuhan, kita meminta tuntunan Tuhan dalam hidup kita.
Kalau ada masalah dalam hidup, jangan pergi kemana-mana, datang berlutut berdoa di gedung gereja ini. Kalau anak-anak mau sekolah ada tantangan dan lain-lain, jangan pergi kemana-mana, datang dan berdoa di gedung gereja ini, pinta Kolimo.
Bapak koster tadi buka pintu gereja, jangan sampai bapak koster bilang saya terima kunci dari mama Ketua Sinode jadi kamu jangan coba-coba masuk. Saya cuci setengah mati jadi kamu anak-anak keluar dari sini. Tidak demikian. Biarlah keluarga-keluarga datang berdoa disini, terang Kolimo mengingatkan.
Kolimo kemudian menyampaikan pengalaman iman yang dialami dalam kehidupan keluarga, “Saya punya bapak polisi di TTS, empat tahun menikah tidak dapat anak juga. Setiap malam Jam 12.00 mereka datang di gereja Maranata di So’e karena itu persis di depan Kantor Polisi/Asrama Polisi, minta kunci di koster setiap Jam 12.00 suami-istri bertelut di depan mimbar berdoa bilang Tuhan kalau kami punya anak, yang sulung untuk Tuhan. Saya berdiri sebagai yang sulung yang dipersembahkan,”.
Rumah doa, gereja harus menjadi rumah doa. Kalau mau minta jodoh, jangan pigi jauh di Klong sana, mau jadi bupati atau mau jadi apa saja datang berdia di rumah gereja, pinya menambahkan.
Kolimo minta agar koster dan mama pendeta, setiap jam 05.00 pagi gedung gereja dibuka untuk jemaat berdoa.
Yang kedua, gereja menjadi rumah penyebuhan. Di rumah ini Injil diberitakan, pendeta, penatua, diaken dan pengajar melaksanakan program yang dapat menyembuhkan penyakit-penyakit dalam jemaat. “Penyakit korupsi, penyakit perselingkuhan, kekerasan dalam rumah tangga dan seterusnya,”.
Dijelaskannya, Aliktab melalui Timatius mengingatkan tubuh juga butuh alkohol tetapi minum sedikit, bukan sedikit-sedikit minum. Nanti kalau pendeta tegur, mereka bilang mama dia punya ayat ada, ada di Pertama Timatius. Nanti kalau sudah minum banyak itu dia punya masalah sudah banyak, kekerasan terhadap anak, terhadap istri dan setrusnya.
Kepada ibu Ketua KMK, para pendeta, penatua, diaken dan pengajar di Klasis Pantar Barat, terutama Mama Pendeta di Airpanas, selamat untuk Rumah yang indah ini. Persembahan dari banyak hati, banyak tangan yang mau memberi bagi Tuhan.
Bupati Alor Drs. Amon Djobo, M.AP dalam sambutannya tak mampu menyembunyikan perasaan jika dari kampung yang kecil di Airpanas ini, lahir orang-orang besar yang memberi diri dan kerja untuk membantu gereja-gereja Tuhan di Tribuana.
Kampung kecil ini telah melahirkan orang-orang besar. Bukan badannya yang besar, tetapi dari diri dan kerja orang-orang dari kampung kecil ini telah memberikan diri dan karya terbaik mengulurkan tangan untuk membantu rumah-rumah ibadah di daerah ini, sebut Djobo.
Di hadapan umat Tuhan yang hadir di puncak peresmian dan pentabisan gedung gereje Ora Et Labota Airpanas, Bupati Alor berjanji akan memberikan satu unit sepeda motor untuk memperlancar pelayanan di majelis jemaat, sepede motor baru dapat diberikan pada akhir tahun 2022.
Sebagaimana yang disaksikan media ini, peresmian dan pentabisan Gedung Gereja Ora Et Labora Airpanas ini dihadiri Bupati Alor Drs. Amon Djobo, M.AP, Kepala Bapelitbang Obet Bolang, S.Sos, M.AP, Kadis Pertanian Yustus Dopong Abora, SP, Ketua KMK Pantar Barat dan para pendeta se-Klasis Pantar Barat, para pendeta dan vikaris yang pernah melayani di Ora Et Labora Airpanas, Anggota DPRD NTT Gabriel Beri Bina, Anggota DPRD Alor Soleman B. Gorang Mau, utusan jemaat dari gereja-gereja di Klasis Pantar Barat, orang-orang tua asal Airmanas yang ada di Kalabahi, Kupang dan beberapa tempat.
Kehadiran Bupati Alor Drs. Amon Djobo, M.AP dan rombongan di puncak peresmian dan pentabisan gedung gereja Ora Et Labora Airpanas itu disambut meriah oleh Group Band dari SMP Negeri Muribang Pimpinan Yason Boling, S.Pd. *** morisweni