KALABAHI,RADARPANTAR.com-Tekad Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Alor Ripka Sukemi Jayati mempercantik Pantai Wisata Mali yang terletak di Kelurahan Kabola terjawab. Melalui perjuangan yang sungguh, Aty Obidje begitu Ripka Sukemi Jayati biasa disapa meyakinkan Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia sehingga dijatahi Rp. 2, 7 Milyar melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2023 untuk membangun pariwisata Alor melalui instansi pemerintah yang ia pimpin saat ini. Yang menarik, Rp. 1,7 Milyar dari total DAK yang didapat dialokasikan untuk menata Pantai Wisata Mali.
Jika selama ini, baik pengunjung maupun kendaraan juga dibawa masuk ke area pantai wisata sehingga mengganggu pengunjung lainnya maka ke depan hanya pengunjung saja yang masuk, kendaraan kita siapkan lokasi parkir di luar area pantai wisata. Kita bangun parkiran di lokasi Pantai Wisata Mali, sebut Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Alor, Ripka Sukemi Jayati menjawab media ini di Ruang Kerjanya, Jumat (20/01/2023).
Jadi, konsep saya demikian orang nomor satu di Dinas Pariwisata Kabupaten Alor itu bahwa kalau parkiran dibangun, kendaraan tidak boleh masuk di lokasi pantai wisata. Mali itu menjadi area bebas kendaraan, kendaraan semua di luar.
Ada pos jaga, sehingga semua pengunjung yang masuk bayar karcis dan masuk. Dengan begitu, lokasi pantai wisata itu menjadi area yang bebas polusi, karena orang ke sana itu butuh kenyamanan.
Makanya, salah satu kegiatan fisik yang dibiayai dengan DAK Tahun 2023 adalah pembangunan parkiran, lengkap dengan pos jaga dan lain-lain, ujar mantan Kepala Bagian Tata Pemerintahan Setda Alor ini sembari menambahkan, paket kedua yang juga siap dibangun dengan DAK 2023 ini antara lain, pendestrian atau jalan setapak yang menghubungkan satu unit bangunan dengan unit bangunan lain di dalam lokasi Pantai Wisata Mali.
Jadi, setiap pengunjung Pantai Wisata Mali kalau dia mau ke tempat kuliner, sovenir, cendramata dia menggunakan jalan setapak yang rama lingkungan, ada hujan juga airnya tidak tergenang di setapak.
Selanjutnya tambah Aty Obidje ada papan informasi yang menyajikan informasi pariwisata. Misalnya, orang mau ke dugong, apa yang menjadi syarat ke sana itu disampaikan melalui papan informasi, ada SOP-nya. Ada juga papan penunjuk arah, katakanlah ini mau ke lokasi sovenir, ini penunjuk ke toilet, ini ke panggung utama dan sebagainya.
Menurut dia semua item pekerjaan fisik yang hendak dibiayai dengan DAK Tahun 2023 ini sudah termuat dalam menu-menu yang ada di kementrian. Kita tidak bisa memberikan saran sendiri bahwa kita mau kegiatan ini, kegiatan itu dan seterusnya, tidak bisa. Menu kegiatannya sudah disiapkan, tinggal kita klik baru disesuaikan dengan persyaratan yang kita punya, cocok atau tidak baru mendapatkan persetujuan.
Tidak bisa bilang dari DAK sekian kita bangun home stay misalnya, begitu kita klik tidak ada menu home stay. “Padahal saya bangun home stay di Pantai Wisata Mali, antara dua hingga tiga unit supaya pengunjung memiliki kemudahan untuk nginap tetapi karena menu tidak tersedia maka pendestrian yang kita bangun karena memang di lokasi Wisata Mali belum ada,” ungkapnya.
Aty kemudian merinci, dari Dak sebesar Rp. 2,7 Milyar lebih itu Rp. 1,7 Milyar untuk kegiatan fisik penataan Pantai Wisata Mali, sedangkan Rp. 1 Milyar lebih untuk membiayai kegiatan non fisik bidang kepariwisataan yakni, untuk membiayai tujuh kegiatan pelatihan yang nara sumbernya dari komunitas yang berkompeten.
Ada pelatihan bagi para pelaku UMKM tentang bagaimana membuat produk lalu membuat kemasan yang menarik, pelatihan bagi para pemandu wisata tirta untuk memandu wisatawan yang mau berenang di kolam maupun di luat sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan saat berenang.
Dia mengaku, pemandu wisata tirta hingga saat ini belum kita miliki di Alor, padahal ini sangat penting untuk memberikan informasi kepada wisatawan yang datang dari luar bahwa misalnya di sini arus masih kencang, gelombang masih tinggi jadi tungguh redah baru berenang atau menyelam, ini kita butuh jasa pemandu wisata tirta.
Aty kemudian membagi pengalaman mendapatkan dana DAK 2023. Menurutnya, memperoleh dana DAK sekarang sedikit lebih rumit jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Bukan ada uang baru kita bekin perencanaan, master plannya ada dulu, terus berupaya meyakinkan tim verivikasi baru kita bisa dapat dana DAK. Yang terpenting itu apakah yang kita usulkan itu ada dalam menu yang disiapkan kementrian atau tidak, kalau tidak ada dalam menu pasti sistim tolak. Harus ada dalam menu.
Jadi, persyaratannya lebih detail, tidak seperti dulu, kita ajukan proposal, pendekatan terus selesai. Memang sulit dan makin ketat mendapatkan DAK tetapi karena dukungan teman-teman di Dinas Pariwisata dan koordinasi dan komunikasi yang baik dari pemerintah daerah melalui Bupati Alor akhirnya kita dapatkan dana DAK tahun ini, pungkas Aty. *** morisweni