KALABAHI,RADARPANTAR.com-Bupati Alor Drs. Amon Djobo, M.AP memastikan segera menaikan tarif jasa angkutan, baik itu angkutan darat maupun angkutan laut di seluruh wilayah Kabupaten Alor. Besarannya naik 40 % dari tarif lama tetapi pemerintah daerah masih menunggu pedoman dari pemerintah pusat dan pemerintah propinsi. Kebijakan menaikan tarif angkutan ini merupakan kebijakan ikutan dari adanya kebijakan pemerintah pusat menaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Orang Nomor Satu di Kabupaten Alor berharap agar para pengusaha jasa angkutan, angkutan kota, angkutan pedesaan, angkutan penyeberangan laut supaya tetapi beroperasi menunggu mengumuman kenaikan tarif jasa angkutan.
“Konsepnya kita sudah siapkan. Sekitar 40 % kenaikannya, tetapi kita harus sesuaikan dengan pedoman dari pusat dan propinsi. Itu yang kita masih tunggu. Jadi tolong jalan dengan yang ada sekarang dulu,” pinta Djobo penuh harap.
Djobo menegaskan sikapnya bahwa pemerintah Kabupaten Alor pasti naikan tarif jasa angkutan.
Menurut Djobo kebijakan menaikan harga BBM ini memang harus ditempuh pemerintah pusat untuk menjaga perekonomian nasional. Danpaknya memang harus kita naikan tarif jasa angkutan, baik angkutan kota, angkutan pedesaan dan tarif angkutan laut.
Djobo mengaku hari ini juga bisa kita naikan tarif, tetapi jika bertentangan dengan pedoman dari pusat dan propinsi itu kita susah lagi.
Sebagai Bupati Alor, dia minta agar para pengusaha jasa angkutan untuk tetap melakukan operasi melayani kebutuhan warga dengan kondisi yang ada saat ini dulu.
“Ini kondisi nasional, menyelamatkan perekonomian nasional. Bukan kebijakan daerah. Jadi kita tunggu pedoman dari atas. Tetapi pasti kita naikan tarif angkutan,” ungkapnya
Sementara itu Asisten Administrasi Pembangunan Setda Alor Drs. Minggus Asadama mengatakan, jika angkutan kota masih melakukan aksi mogok, pemerintah Kabupaten Alor siap melayani kebutuhan transportasi anak sekolahan di jam pagi ke sekolah dan jam siang ketika anak sekolahan kembali ke rumah. Langka ini ditempuh pemerintah Kabupaten Alor merespon kesulitan anak sekolahan pergi-pulang sekolah sebagai akibat dari aksi mogok massal angkutan kota beberapa hari belakangan.
Untuk diketahui, para sopir angkutan kota yang selama ini melayani jasa transportasi melakukan aksi mogok massal. Akibatnya, terjadi penumpukan dan atrian panjang anak sekolahan di sekolah-sekolah yang ada di Kota Kalabahi dan sekitarnya ini menunggu jasa angkutan menuju sekolah.
Aksi mogok massal ini dilakukan para sopir angkutan kota sebagai akibat dari kebijakan pemerintah menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang sangat menyulitkan mereka untuk menjangkaunya. Sementara tarif jasa angkutan kota belum juga dinaikan oleh pemerintah.
Ditambahkannya, jika para sopir jasa angkutan kota masih melakukan mogok atau tidak meleyani kebutuhan jasa transportasi dalam kota, maka pemerintah akan mengantisipasi kebutuhan anak sekolahan pada jam pagi ketika pergi ke sekolah dan jam siang ketika anak sekolahan pulang dari sekolah.
Dalam kaitannya dengan tuntutan untuk menaikan tarif angkutan kota demikian Asadama, pemerintah Kabupaten Alor sudah menyiapkan konsep kenarikan tarif tetapi konsep ini masih menunggu penyesuaian dari kebijakan pemerintah pusat dan pemerintah propinsi.
Jadi, kita masih menunggu pedoman dari pusat dan propinsi tetapi konsep penyesuaian tarif angkutan di daerah oleh karena harga BBM naik 40 % sehingga tarif angkutan juga kita konsepkan untuk naik 40 % dari tarif sebelumnya.
“Kalau ini yang kita berlakukan maka kita juga sudah prediksi ada keuntungan yang bakal dicapai para pengusaha jasa angkutan di daerah ini,” ungkap Asadama.
Sampai dengan hari ini menurut Asadama, di Bulog kita masih memiliki stok beras yang cukup. “Beras yang premium saja kita masih ada 150 ribu ton. Itu artinya kita masih aman hingga Desember 2022. Belum yang medium,” kata Asadama.
Asadama mengklaim kenaikan harga BBM ini tidak terlalu berpengaruh terhadap kebutuhan pokok. “Kemarin ada fraksi di DPRD yang bilang ada lonjakan harga, kita punya pantauan di pasar yang naik hanya terigu. Selain dari itu malahan turun harganya. Cabe, tomat dll harga turun. Terigu memang naik harga tetapi naik sekitar Rp 2 ribu tetapi diperkirakan satu dua waktu akan turun kembali,” ujarnya. *** morisweni