Bagi Bantuan Khusus Keuangan di Desa Toang, Bupati Alor Ingatkan Jangan Pakai Bayar Hutang

Bersama Bupati Alor Drs. Amon Djobo, M.AP, Camat Pantar Tengah Manoak Boling Sau, ST menyerahkan Bantuan Khusus Keuangan (BKK) yang bersumber dari APBD Alor Tahun Anggaran 2022 kepada penerima dari Desa Toang. FOTO:MORISWENI/RP
Bersama Bupati Alor Drs. Amon Djobo, M.AP, Camat Pantar Tengah Manoak Boling Sau, ST menyerahkan Bantuan Khusus Keuangan (BKK) yang bersumber dari APBD Alor Tahun Anggaran 2022 kepada penerima dari Desa Toang. FOTO:MORISWENI/RP

TOANG,RADARPANTAR.com-Bupati Alor Drs. Amon Djobo, M.AP dalam kunjungan kerjanya di Desa Toang, Kecamatan Pantar Tengah berkesempatan membagi Bantuan Khusus Keuangan (BKK) yang bersumber dari APBD Alor 2022 bagi waga masyarakat di wilayah itu.  Orang nomor satu di Kabupaten Alor ini  mengingatkan kepada penerima BKK di Desa Toang agar tidak menggunakan bantuan ini untuk membayar hutang.

Bagi warga yang menerima BKK ini selaku Bupati Alor, saya harap agar tidak menggunakan untuk membeli minuman beralkohol, tidak juga untuk membayar hutang, tidak juga untuk bermain judi. Bantuan ini digunakan untuk mengembangkan usaha yang selama ini sudah digeluti warga di tempat ini, pinta Djobo, magister administrasi publik dari Fisip Undana Kupang ini.  

Bacaan Lainnya

Bupati Alor dalam kunjungan kerja yang didampingi Kepala Bapelitbang Kabupaten Alor Obeth Bolang, S.Sos, M.AP dan sejumlah pejabat Bapelitbang Alor itu mengingatkan kepada pemerintah desa setempat agar warga yang sudah mendapatkan bantuan melalui BKK ini  tidak lagi mendapatkan bantuan tunai lainnya agar semua warga di desa ini bisa mendapatkan bantuan. “Masyarakat yang sudah dapat BKK ini jangan dapat bantuan tunai lain lagi. Bantuan selanjutnya itu diberikan kepada warga yang belum dapat BKK. Bagi supaya  semua warga bisa dapat bantuan,”  pintanya menambahkan. 

Djonbo mengaku, jauh sebelum ada bantuan tunai masyarakat, daerah (Kabupaten Alor) di jaman kepemimpinannya sudah memberikan bantuan tunai melalui BKK sejak Tahun 2019. 

“Pertimbangan karena banyak desa yang belum dilayani sehingga tahun depan kita pertimbangkan untuk perbanyak desa penerima BKK agar sebelum 2024 semua desa bisa dapat BKK,” sebutnya. 

Dijelaskan Djobo bahwa BKK yang disiapkan pemerintah Kabupaten Alor melalui APBD Alor itu setiap desa kita anggarkan Rp. 200 Juta dan Rp. 150 Juta untuk kelurahan. 

Menurut Djobo, BKK ini diberikan oleh pemerintan kepada masyarakat sebagai modal  usaha untuk mengembangkan  usaha yang sudah dirintis.  Karena itu, gunakan  dengan baik …  mau buka kios ya buka kios yang betul, jangan sampai buka kios hari ini, besok tutup.  

Bupati Alor menilai, masyarakat desa Toang ini umumnya memiliki kesanggupan kerja dan usaha,  untuk itu bantuan ini diberikan agar mendorong usaha telah dirintis menjadi lebih baik di waktu mendatang.

Bantuan ini setelah diberikan demikian Djobo, akan dilakukan evaluasi dalam waktu 4 bulan mendatang oleh Bapelitbang untuk mengetahui sampai sejauh mana penerima BKK mengelola bantuan ini untuk pengembangan usaha.

Dia berharap penerima BKK ini bisa mengelola bantuan ini sehingga hasilnya selain membiayai kebutuhan ekonomi rumah tangga juga membiayai kebutuhan pendidikan anak-anak.  “Yang dapat bantuan pertama ini saya minta gunakan dengan baik sehingga menjadi contoh bagi yang terima bantuan di kemudian hari,” pintanya. 

Djobo kemudai memotivasi warga Toang dengan pengalaman penerima BKK di beberapa desa yang sukses mengelola  BKK. Tahun pertama, Desa Boweli Kecamatan Pantar, ada warga yang dapat Rp. 5 juta. Proposal masuk jual ikan. Rp. 2,5 juta berikan kepada istri buat es jual di sekolah. Rp. 2,5 juta beli ikan minta anaknya ojek keliling kampung hingga Pantar Timur jual ikan. 3 bulan kemudian mereka beli 1 unit sepeda motor nol kilo.  Setelah itu dia simpan, dan sudah mencapai Rp. 50 juta lebih saldonya dan membeli 1 unit mobil pick up bekas. Luar biasa orang ini.  

Di Desa Belemana, dapat BKK tiga tahun silam, 5 juta. Beli kambing 10 pasang, kasih kawin di padang sekarang sudah berkembang menjadi 300 ekor. Luar biasa itu. Baru-baru hari raya idul adha orang naik beli dengan truk.  

Di Pura, Rp. 6 juta. Karena tinggal di depan sekolah, beli kulkas bekas 2. Istrinya buat minuman dingin jual di sekolah, dia jual ikan keliling Pura dan juga sekarang sudah beli mobil pikc up.  

Kepala Badan Penelitian dan Pembangunan Daerah (Bepelitbang), Obet Bolang, S.Sos, M.AP menyebut sudah Rp. 18 Milyar lebih dari kebijakan Bupati Alor melalui program ini yang telah dibagikan kepada masyarakat.  BKK ini diarahkan kepada upaya untuk mengembangkan usaha yang telah dirintis  penerima sebelum menerima bantuan.   

Di Tahun pertama periode kedua yakni tahun 2020 dan 2021, digulirkan masing-masing Rp.  6,1 Milyar lebih. Tahun 2023 juga senilai Rp. 6,1 Milyar lebih. Jika ditotalkan maka sudah Rp. 18 Milyar lebih yang telah dibantu secara gratis kepada masyarakat Kabupaten Alor selama 3 tahun di periode kedua Bupati Alor Drs. Amon Djobo, M.PA dan Wakilnya Imran  Duru, S.Pd  memimpin Alor untuk mengembangkan usaha. Diharapkan  hingga 2024, 158 desa dan  17 kelurahan  sudah dibantu sehingga dapat menghasilkan wira usaha baru yang bisa mandiri, sebut Bolang dalam arahan teknis sebelum menyerahkan BKK yang dipusatkan di Aula Kantor Desa Lendola, Senin (01/08).

Magister Administrasi Pubik jebolan FISIP Undana Kupang ini menilai BKK ini  tujuan mulia yang dibijaki Bupati Alor dan hanya terjadi di Alor. 

Menurut Bolang, dana BKK ini merupakan kebijakan pemerintah daerah di masa kepemimpinan Bupati Alor Drs. Amon Djobo, M.AP dan Wakil Bupati Imran Duru, S.Pd.  

Dijelaskan Bolang, di masa kepemimpinan sejak 2014 sampai dengan 2019, kemudian 2019-2024, kita sudah masuk tahun ke delapan. Dan di periode kedua kebijakan Bupati Alor yang luar biasa yang berpihak kepada rakyat kecil ini digagas untuk memberikan  dana bantuan keuangan khusus. “Dari 514 kabupaten/kota di tanah air, di 34 Propinsi dan 22 kabupaten/kota di NTT,  dana kebijakan yang berkaitan dengan bantuan keuangan khusus ini untuk bagi-bagi uang ke masyarakat di desa ini hanya di Kabupaten Alor. Luar biasa ini,” ungkap Bolang disambut tepukan tangan para calon penerima BKK.  

Dana BKK ini demikian Bolang,  diberikan kepada masyarakat,   tanpa pengembalian. Hiba khusus itu artinya digunakan untuk mengembangkan usaha tanpa pengembalian. “Bapak/Mama tidak perlu takut kalau nanti ada yang datang Shalom setiap hari. Ini BKK kami tidak akan datang lagi untuk Shalom yang kedua kali. Hanya hari ini saja kami datang bagi,” ungkapnya.

Untuk Tahun 2022 kata Bolang, kebijakan Bupati Alor ini ada 18 Desa yang tersebar di 18 Kecamatan yang ada di Kabupaten Alor dan 17 Kelurahan. Tahun ini di APBD kita siapkan 6,1 Milyar lebih untuk BKK dimana 1 Desa Rp. 200 Juta, 1 Kelurahan 150 Juta.  Ini sudah masuk tahun ketiga sejak tahun 2020.

Bolang menaruh harap kepada para penerima BKK agar dapat memanfaatkan dana ini sesuai peruntukannya. Jangan sampai dialihkan penggunaannya untuk kepentingan lain.

Jadi, ingat bahwa setelah dana ini dibagikan kepada masyarakat dan dimanfaatkan, nanti juga akan dilakukan audit baik oleh IRDA maupun BPK.  Karena itu dukung pemerintah yang memberikan dana bantuan ini tetapi dimanfaatkan sesuai peruntukan supaya jangan ada masalah di kemudian, tandasnya.  

Dana ini digunakan untuk menambah modal usaha, itu yang diharapkan oleh  Bupati karena melihat geliat masyarakat  di tengah pandemi Covid-19  yang mengalami kesulitan, ujar Bolang.  

Camat Pantar Tengah Manoak Boling Sau, ST dalam kesempatan penyerahan BKK bagi warga Desa Toang  mengaku sudah 3 desa di wilayahnya yang telah mendapatkan bantuan melalui BKK yang dibiayai melalui APBD, mulai dari 2020, 2021 dan 2022.  

Masih ada 7 desa di Kecamatan Pantar  Tengah yang menurut Boling Sau, belum mendapatkan BKK. Oleh karena itu , kalau dalam kurun waktu 3 tahun ini hanya dialokasikan 1 desa di 1 kecamatan, kalau bisa tahun depan bisa dinaikan 2 hingga 3 desa dalam 1 kecamatan sehingga kami di Pantar Tengah ini sebelum Bapak Bupati berhenti dari jabatan, semua desa sudah dapat BKK.   *** morisweni

Pos terkait