Rabat Jalan di Manetwati, Kades: Kerja Berkualitas, Hanya  Sedikit Terlambat

Akses jalan berlumpur, mengandung tanah merah seperti ini yang menyulitkan kendaraan (truk) mengangkut material non lokal menuju lokasi pekerjaan di Desa Manetwati. Nampak salah seorang anak buah truk menggiring roda mobil untuk mengganti ban truk yang jebol saat mengangkut metrial ke lokasi proyek. FOTO:DOK
Akses jalan berlumpur, mengandung tanah merah seperti ini yang menyulitkan kendaraan (truk) mengangkut material non lokal menuju lokasi pekerjaan di Desa Manetwati. Nampak salah seorang anak buah truk menggiring roda mobil untuk mengganti ban truk yang jebol saat mengangkut metrial ke lokasi proyek. FOTO:DOK

KALABAHI,RADARPANTAR.com-Pembangunan rabat jalan yang dikerjakan UD. Tetap Jaya di Desa Manetwati, Kecamatan Alor Tengah Utara, Kabupaten Alor dinilai berkualitas. Hanya sedikit terlambat karena medan yang menantang dan faktor cuaca yang menyulitkan pihak ketiga mengangkut material dari Kalabahi-Manetwati untuk pembangunan rabat jalan dimaksud.

Kepala Desa Manetwati, Kecamatan Alor Tengah Utara, Kabupaten Alor, Daniel Karlani mengatakan, pembangunan rabat jalan dengan anggaran yang bersumber dari dana Tahun 2024 itu memang belum selesai.  

Bacaan Lainnya

Pekerjaan rabat itu menurut Karlani, masih menyisahkan kurang lebih  100 meter  dari keseluruhan volume sepanjang  345 meter yang menelan anggaran  Rp. 345 juta. 

Dari Thomas (anak buahnya Ibu Yuni) Kades Menetwati mendapatkan informasi jika dalam waktu dekat ini pihak perusahaan bakal merampungkan pekerjaan rabat yang bersumber dana desa Manetwati.  

Dijelaskan Karlani bahwa pihak ketiga sedikit terlambat merampungkan pekerjaan karena  karena hujan, apalagi medan menuju Manetwati begitu menantang sehingga menyulitkan pihak ketiga mengangkut material non lokal dari Kalabahi menuju Manetwati.

Dari desa-desa yang ada di ATU itu untuk Manetwati demikan Karlani,  suplayer juga setengah mati karena faktor medan dan cuaca yang kurang mendukung. Tanah merah jadi agak kesulitam. 

Dalam rapat di desa juga saya bilang, desa lain di ATU itu berbeda dengan Desa Manetwati. Kami yang biasa naik turun ini kalau hujan turun na kami jalan kaki sampai di Oi baru baru naik kendaraan. Dengan motor atau mobil tidak bisa, kata Karlani.  

Dia menegaskan jika pihak ketiga dalam hal ini Thomas dengan kawan-kawan memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan pekerjaan yang masih tersisa sekitar 100 meter.

Volumenya 100 meter lebih yang belum selesai, dari  345 meter. Medannya berat, dan hujan. Kami menilai itu kerjanya bagus, masyarakat datang kasitau saya itu kualitas kerjanya bagus hanya lembat.   Material lambat karena kendaraan sulit masuk kampung di musim hujan seperti ini.  Saya Optimis bisa rampungkan pekerjaan jika hujan  kering, terang Karlani sembari menambahkan jika pihak pemerintah desa dan pihak ketiga yang dipercayakan mengerjakan pekerjaan memiliki komitmen untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat Desa Manetwati.   

Karlani kemudian berceritera, kalau  jalan itu memang bapak camat yang ada marah saya karena saya pakai Pak Thomas dan Ibu Yuni. Saya bilang ini sudah pertengahan dan sementara pelelangan, bapak tidak bisa berkeberatan. Jadi kalau bapak ini na bapak yang cari suplayer, itu yang kami ada baku marah sedikit

Menurut dia, sebenarnya jalan itu sudah selesai tetapi waktu TPK undang kami semua tokoh masyarakat, BPD rapat pelelangan, gantung pengumuman selama tiga hari. Tiga perusahaan yakni CV Dumbata, CV Manasak dan CV Ari.

Tiga CV ini naik ikut pelelangan CV Manasak yang menang lelang.  Tetapi Camat Alor Tengah Utara, Sabdi Makanlehi, SH menghubungi perusahaan yang menang lelang. Lalu mengeluarkan surat pembatalan pemenang lelang kepada TPK dan Kepala Desa Manetwati.

Berdasarkan surat pembatalan itu saya turun bertemu Camat ATU. “Bapak saya ada turun ini dua maksud. Yang pertama, Bapak cari suplayer baru TPK buat pelelangan, TPK kerja. Bapak Camat bilang bodok,bodok,bodok. Saya bilang bodok apa setiap kali 14 desa cari suplayer bapak menolak. Jadi, bapak cari suplayer,” ujar Kades Manetwati.

Yang kedua demikian Kades Manetwati,  tiga CV yang pelelangan bapak   panggil. Akhirnya bapak camat tidak panggil saya yang pergi cari. Datang cari di Kalabahi, bertemu CV yang menang lelang itu, nama pemiliknya Isak Ndoumanu.  

Setelah saya cari CV yang menang lelang itu, setelah saya bertemu dia, dia bilang sudah, ada yang lapor di IRDA, akhirnya CV pemenang dibatalkan dan memberhentikan tiga CV yang mengikuti lelang.  

Terus, bulan September 2024 baru dibuatkan pelelangan ulang oleh TPK. Ada tiga perusahaan yang mengikuti lelang tetapi kemudian Pak Thomas yang menang lelang.  

Jadi, “Akhir Oktober 2024 itu baru Thomas naik kerja. Sampai sekarang karena kondisi medan yang berat dan cuaca sehingga kerjanya bagus tetapi lambat. Itu yang baru-baru saya ada beritahu Thomas untuk pacu pekerjaan dan sementara ada kerja,” ujarnya.   

Ditambahkannya, lelang akhir Oktober 2024, selesai lelang baru pihak UD.Tetap Jaya mulai kerja, dan saat itu sudah musim hujan apalagi kondisi tanah merah sehingga sangat menyulitkan transportasi dan pengangkutan material.

Maria Bernadeta Yuni-pemilik UD. Tetap Jaya mengatakan, setelah tiga kontraktor dibatalkan,  melihat medan yang begitu berat dan sulit, TPK turun Kalabahi dan mencari Pak Thomas untuk ikut proses pelelangan. “Kami meegikuti semua prosedur pengadaan barang dan jasa sesuai ketentuan yang berlaku,” pungkas Yuni.

Sebenarnya demikian Yuni,  pihak perusahaan juga tidak mau menerima pekerjaan ini karena melihat waktu yang demikian mepet, dan kondisi sudah masuk musim hujan tetapi karena pihak desa minta tolong supaya perusahaannya ikut pelelangan untuk membantu pekerjaan rabat jalan ini ya kami ikut karena  masyarakat sangat membutuhkan akses jalan ini.

Yuni mengaku sejak awal memprediksi jika  kemungkinan besar pekerjaan ini tidak bisa selesai di akhir tahun 2024 karena waktunya demikian sempit hanya, dimana hanya  2 bulan efektif (November, Desember), ditambah dengan  kondisi cuaca hujan terus menerus, medan yang sangat berat tanah merah berlumpur.

“Sudah sering truk kami harus ditarik karena tetanam di lokasi. Secara biaya operasional membengkak banyak sekali terutama ban truk yang sangat boros setiap 2 minggu harus ganti ban karena sudah botak dan sangat berbahaya bagi keselamatan,” kisahnya.

Ditambahkan Yuni, staf perusahaan miliknya  yang bekerja di lapangan juga mempertaruhkan keselamatan mereka pada saat bekerja di lokasi seperti itu pada saat musim- musim hujan. 

Pada saat kami sampaikan hal kesulitan yang kami hadapi ini kepada pihak desa, Kades sampaikan jika tidak apa-apa karena pihak desa tahu medan pekerjaan ini sangat berat terutama di musim hujan. Yang penting perusahaan bisa membantu kami dalam pekerjaan ini sampai pekerjaan rabat ini selesai dengan kualitas yang baik, kata Yunu mengutip Kades Manetwati. *** morisweni

Pos terkait