Meri Djami Minta Rakyat Jangan GOLPUT di Seminar GAMKI, Melki Bely: Harus Ada Orang Alor di DPR RI 

Pdt. Meri Djami, S.Th (paling kiri) tampil sebagai salah satu nara sumber seminar GAMKI Alor dibawa thema sentral Politik dan Ekonomi Jemaat. FOTO:MW/RP
Pdt. Meri Djami, S.Th (paling kiri) tampil sebagai salah satu nara sumber seminar GAMKI Alor dibawa thema sentral Politik dan Ekonomi Jemaat. FOTO:MW/RP

KALABAHI, RADARPANTAR.com-Pdt. Meri Djami, S.Th minta agar rakyat Kabupaten Alor menggunakan hak pilih dengan baik dan benar serta tidak menjadi Golput pada Pemilihan Umum 2024 yang akan datang. Pasalnya,  Pemilu merupakan satu-satunya kesempatan bagi rakyat untuk menentukan langsung arah dan masa depan negara/daerah. Sedangkan Asisten III Setda Alor Melki Bely, S.Sos, M.SI menegaskan jika Alor sudah waktunya untuk ada wakil di DPR RI hasil Pemilu 2024.

Demikian salah satu pendeta muda Pdt. Meri E. Djami, S.Th dan Asisten III Setda Alor Melki Bely, S.Sos, M.SI dalam Seminar Politik dan  Ekonomi Jemaat yang diselenggarakan Dewan Pimpinan Daerah Gerakan Angkatan Muda Kristen (DPD GAMKI) Kabupaten Alor yang dipusatkan di Gedung Gereja GKI Batunirwala, Kalabahi.

Bacaan Lainnya

Jangan Golput, proses dan hasil demokrasi mungkin sedang mengecawakan. Kita punya pengalaman sakit dengan proses demokrasi karena suara kita disalahgunakan, diperjual belikan namun satu-satunya kesempatan kita sebagai rakyat terlibat langsung untuk menentukan langsung arah dan kemajuan daerah ada di Pemilu 2024, pinta Djami ketika tampil sebagai salah satu nara sumber dalam seminar itu.   

Saya percaya demokrasi kita sedang bertumbuh untuk menemukan pola yang benar di suatu waktu, tetapi tolong jangan Golput. Tolong jangan acu dan apatis tentang perkara Pemilu. Kalau saudara tidak mengerti, terjun dan belajar kepada sesama.  Ada banyak ruang belajar yang membuat politik makin hari makin mulia dan makin bermartabat, pinta Djami yang juga aktivis GMKI Cabang Kupang ini menambahkan. 

Meja demikian Pdt. Meri E. Djami biasa disapa di kalangan aktivis GMKI Cabang Kupang ini yakin ada keniscayaan, karena Roh Kudus berdiam di dalam diri kita untuk menghalau rasa benci, dendam, intimidasi dan berbagai manipulasi dalam proses Pemilu adalah praktek jahat yang mematikan demokrasi itu sendiri.   

Ketua MJH Peniel Kolana ini mengingatkan kepada masyarakat agar jangan  menjadi hamba uang, karena ini gaya orang menyembahkan diri kepada materi. Jangan menjadi hamba uang dan materi, tetapi cukupkan diri mu dengan apa yang ada pada mu, karena Tuhan yang menjamin hidup mu. Harus menjadi orang yang berani tetapi tetap baik hati, murah hati,  dan percaya bahwa mujisat itu ada.  Kalau kita benar-benar ada di jalannya maka pengendalian Tuhan akan menguasai kita.  

Djami mengaku tinggal di kampung, ia lihat bagaimana hanya gara-gara Pemilu orang tidak pergi ibadah di orang tua punya rumah.  Gara-gara urusan  memilih warna, angka-angka dan nomor-nomor kita urus keluarga juga bermasalah, urus gereja juga bermasalah.  

“Saya kira GAMKI punya tanggung jawab untuk mencerdaskan jemaat (masyarakat) agar kita membangun dengan lebih baik lagi,” ujarnya.

Pemilu menurut Djami merupakan  pesta, karena itu kita sambut dan hadapi dengan  senang-senang sebagaimana yang disampaikan Asisten III Setda Alor dalam sambutan pemukaan. Tetapi sering kali pesta demokrasi (Pemilu) ini membuat banyak yang tegang, banyak yang menangis dan  banyak pula yang frutrasi. 

Dia mengajak masyarakat untuk  belajar dari pengalaman dan menjadikan pesta di 2024 menjadi pesta yang mencerdaskan, pesta yang benar-benar menyenangkan.  

Apapun yang kita buat yang berkaitan dengan politik, berkaitan dengan pemerintahan dasar kita bergerak itu ada di Roma 13:1B … sebab tidak ada pemerintah yang berasal dari Allah, ungkap Djami. 

Dijelaskannya, jenis  pemerintahan apapun ditetapkan oleh Allah, mau bentuk kerajaan, mau republik, parlemen semuanya ditetapkan dan berasal dari Allah, hikmatnya datang dari Allah. 

Menurut Djami, memilih pemimpin atau orang di dalam Pemilu kita tidak lagi memilih pengganti tetapi kita memilih penerus, memilih orang-orang yang akan meneruskan sesuatu yang memang layak untuk diteruskan.  Demokrasi memberikan kita kesempatan yang luas untuk berkontribusi memilih pemimpin baru yang akan meneruskan sesuatu yang baik.  

Pemilu yang Luber, mungkin kah? Saya tinggal di kampung … gara-gara Pemilu orang tidak pergi ibadat di Nomor 2 punya rumah. Betapa masyarakat kita sudah kita kasi tau tentang politik cinta kasih tetapi tetap saja ada balas dendam, kurang hati dari gara-gara urusan pilih memilih angka dan warna-warna serta nomor-nomor yang mengakibatkan urus keluarga bermasalah dan urus gereja juga bermasalah.  

GAMKI demikian Djami punya tanggung jawab untuk mencerdaskan kita punya masyarakat agar mereka benar-benar tidak terpecah bela dan sistim ini kita bangun dengan lebih baik.

Ditambahkannya, misi atau tugas dari Kristus adalah kerajaan Allah dan pemerintahan Allah. Ini bahasanya sudah sangat politis.  Pemerintahan Allah, kedaulatan Allah, otoritas Allah, kehendak  Allah itu bahasa yang sama.

Doa Bapa Kami itu doa yang politis ya … Jadilah kehendak Mu di bumi seperti di Sorga. Jadi lah yang BAPA mau, kebijakan sorga terjadi di bumi ini seperti di Sorga. Ini yang seharusnya kita kerjakan. Kalau kita bilang GAMKI atau anak-anak muda Kristen, orang-orang percaya menggarami dan menerangi dunia politik maka kita harus buat  seperti ada sorga di dalam partai politik kita atau ada sorga didalam proses perpolitikan kita.

Ini tugas politik orang-orang percaya yang merupakan nilai luhur kita, cita-cita luhur kita yakni damai sejahtera, keadilan dan kebenaran. Kerajaan Allah, kehendak Allah dan damai sejahtera kita punya tugas untuk mengerjakannya. Tuhan tidak bilang kita harus jadi garam dan harus jadi terang tetapi Tuhan bilang kamu lah garam dunia, kamu lah terang dunia.  Dia mati bagi kita, Dia bangkit baki kita naik ke sorga dan datang lagi untuk menjamin kita   agar benar-benar melaksanakan tugas seperti garam dan terang dunia untuk keadilan, kebenaran dan damai sejahtera, katanya menambahkan.

Dijelaskannya, kita  tidak jadi hamba uang tetapi kita hamba kebenaran , hamba Kristus. Kita memngabdi kepada nilai. Kita harus membaca Alkitab . Semua pemimpin di dalam Alkitab itu adalah orang-orang yang takut. Daud takut Tuhan, Daud melakukan kehendak Tuhan pada jamannya.  Dia tokoh politik Israel.  Dia mempersatukan 12 suku Israel di Kerajaan Israel Raya. Ketika kita berbuat, berpikir, berkata-kata atau mau dukung siapapun dalam Pemilu harus benar-benar berdasarkan kebenaran, keadilan dan damai sejahtera.  Ada semacam   gerakan kebenaran di dalam diri kita.

Damai sejahtera, keadilan dan damai sejahtera itu tambah Djami, membutuhkan pendampingan atau pastoral. Sahabat boleh, pertemanan mencipatakan suasana politik yang berkawan. Kita memang bermusuh karena berbeda dalam tanda kutip soal warna dan nomor, tetapi visi kita satu, hanya untuk  Indonesia menjadi makin baik, hanya untuk  Alor menjadi makin baik. Kita berbeda dalam proses dan cara tetapi kita memiliki mimpi yang sama untuk Alor menjadi negeri yang lebih baik.

Menurut dia, Tuhan memberikan kita kebebasan bukan untuk melakukan semua yang dunia suka tetapi kebebasan sejati di dalam diri kita adalah untuk mentaati Tuhan.  Di tengah-tengah dunia yang jahat dan kotor ini, termasuk dunia politik yang tercemar, Tuhan taruh anak-anak Tuhan untuk melakukan hal benar di tengah-tengah lumpur.  Seperti di Sawah yang penuh lumpur, kita harus seperti padi yang tumbuh ditengah lumpur. Kita harus seperti padi yang tumbuh di tengah lumpur. Kalau kita sedang berada di dalam suatu komunitas yang gelap dan tercemar, tugas anak muda Kristen harus membersihkan udara. Harus menjadi teladan. Dunia politik adalah karunia Tuhan buat kita semua. Dan  Tuhan rindu dunia politik itu diterangi oleh anak-anak yang percaya.  

Sebelumnya Asisten III Setda Alor Melki Bely, S.Sos, M.SI menyampaikan sambutan mewakil Bupati Alor Drs. Amon Djobo, M.AP mengharapkan  agar GAMKI dapat berpikir mencari jalan bagaimana ada orang Alor yang harus ada di DPR RI.  “Kita punya bupati hebat, punya gubernur  hebat tetapi kalau tidak punya orang di DPR RI itu susah. Kita harus punya orang Alor di DPR RI sehingga jika ada persoalan yang kita hadapi di daerah kita bisa omong dengan dia di sana,”  tandas Bely.  

Di Alor demikian Bely, beberapa periode terakhir kita tidak punya perwakilan di DPR RI, di Pemilu 2024 mari kita berpikir tentang kondisi ini.    

Bely menekankan agar Pemilu harus kita jadikan sebagai pesta demokrasi yang bermartabat. Bicara pesta itu bicara senang-senang.

Mengapa kita memberi makna Pilkada, Plpres, Pileg itu sebagai pesta demokrasi. Karena pesta itu satu hal yang sederhana, datang untuk bersenang-senang. Senang dalam berpikir dan senang dalam bertindak, ujarnya sembari menegaskan, pesta demokrasi ini harus mengambil sikap untuk memperjuangkan kehidupan daerah dan manusia  lima tahun ke depan.

Kepada GAMKI Bely minta agar GAMKI harus mengambil sikap.  Mewakil Bupati sebagai pembina politik di daerah ini saya tegaskan bahwa sikap  kita sangat menentukan ke mana Alor hendak dibawa dalam kurun waktu lima tahun mendatang.  

“Teman-teman di GAMKI termasuk yang senior harus berani memikirkan ini. Kita harus pekah dengan situasi yang sedang terjadi sekaligus mengambil langka-langka untuk menyelamatkan. Situasi di Alor saat ini terbuka dan kita lihat karena itu GAMKI harus ambil sikap, sikap kita itu harus diarahkan kepada perhatian mau dibawah kemana Alor lima tahun ke depan.   Pak Bupati sangat memberikan aprrsaisi, setiap kali bertemu dengan kami pimpinan perangkat daerah,” ungkapnya.   *** morisweni

Pos terkait