KALABAHI,RADARPANTAR.com-Pristiwa tragis tenggelamnya PM Libanon yang mengangkut 23 penumpang dari Alor Kecil menuju Pura Barat, 20 Agustus 2024 silam masih menyisahkan piluh. 4 dari 23 penumpang yang hilang dalam musibah itu yakni Desi Huluang (28 tahun/Perempuan), Olivia Duka ( 5 tahun/Perempuan), Agustina Pulinggomang (10 tahun/Perempuan) dan Grais A. Djaha.(5 tahun/Laki -laki) belum juga ditemukan hingga di pencarian hari terakhir (ke-tujuh) BASARNAS dan Tim Gabungan. Sesuai protap, pencarian dihentikan, BASARNAS dan Tim Gabungan memasuki masa pemantauan.
Sebelum mengumumkan penghentian pencarian korban pada malam hari, Penjabat Bupati Alor DR. Drs. Zet Sony Libing, M.SI memimpin pencarian korban di hari terakhir pada Senin pagi, (26/08/2024) bersama Kepala BPBD Kabupaten Alor, Obet Bolang, S.Sos, MAP, Kepala Pos SAR Alor, Hamka Latif dan anggota, Kepala KPLP Kabupaten Alor, Usman Lauda, anggota Kapolsek ABAL AKP. Rasid Blegur, Kasat Pol Airud Polres Alor Iptu. Kasman Sara bersama anggota dan Wadan Pos TNI AL Kabupaten Alor Letda Laut (P) Gunawan, SH bersama Anggota.
Penjabat Bupati Alor DR. Drs. Zet Sony Libing, M.SI dalam Jumpa Pers di Rumah Jabatan Bupati Alor, Senin malam (26/08/2024) mengatakan, pihak BASARNAS sesuai protap pencarian korban menyampaikan bahwa jika pencarian dalam musibah kecelakaan seperti ini pencarian dilakukan hingga hari ketujuh dan jika ada korban yang belum berhasil ditemukan maka pencarian dapat dihentikan. Selanjutnya kita masuk dalam tahap pemantauan bersama masyarakat di lokasi tempat kejadian terasuk di lokasi-lokasi di sekitarnya.
Kita berdoa di masa pemantauan yang telah ditetapkan ini 4 korban yang masih hilang berhasil ditemukan, pinta Zet Libing dalam jumpa pers yang dihadiri Dandim 1622 Alor Lekol Inf Amir Syarifudin, SH, Kepala Pos SAR Alor Hamka Latif, Sekda Alor Drs. Sony Alelang, Kasat Pol Airud Iptu Kasman Sara, Kepala BPBD Alor Obet Bolang, S.Sos, M.Ap dan pejabat terkait lainnya.
Zet Libing mengaku, sore tadi, pihaknya juga telah bertemu dengan keluarga korban dan menyampaikan tata cara pencarian korban dan keluarga korban bersedia menerimanya. Pemerintah dan semua komponen yang ada terus melakukan pemantauan mulai besok dan seterusnya.
Selanjutnya jelas Zet Libing, dalam pencarian ini BASARNAS dan tim gabungan menemukan di sekitar lokasi itu organ berupa usus yang belum dipastikan apakah organ manusia atau bukan. Pemerintah Kabupaten Alor akan mengirim organ yang ditemukan itu ke Kupang untuk dilakukan pemeriksaan di laboratorium agar dapat dipastikan apakah itu usus manusia atau bukan.
Pemerintah daaerah kata Zet Libing sudah menyurati lurah, kepala desa, camat dan penduduk yang berada di pesisir pantai untuk terus memantau jangan sampai ada yang terdampar di pesisir pantai.
Sejak hari pertama hingga hari ketujuh, pemerintah daerah, FORKOPIMDA, bersama Pol Air, Basarnas, TNI AL dan BPBD serta beberapa pihak swasta telah berupaya maksimal mencari dan berusaha untuk menemukan 4 penumpang tetapi mohon maaf karena hingga pencarian di hari ke tujuh pada malam ini belum berhasil ditemukan.
Kepala Pos SAR Alor Hamka Latif dalam Jumpa Pers itu mengatakan, dalam masa pemantauan tadi sudah kami sampaikan kepada pihak keluarga yang korbannya belum ditemukan hingga di pencarian hari ketujuh dan aparat desa Pura Barat termasuk para kepala desa di sekitar lokasi kejadian dan sekitarnya apabila menemukan tanda-tanda yang mengarah ke korban yang belum ditemukan agar bisa disampaikan kepada aparat setempat atau tim gabungan yang ada di Kalabahi.
Dia kemudian menyampaikan kesulitan yang dihadapi pihak BASARNAS dan tim gabungan dalam proses pencarian korban hilang di lapangan berupa kencangnya arus dan arus yang sering berubah arah.
Kami sudah melakukan pencarian di area arah arus tetapi sampai dengan saat ini tidak ada tanda-tanda untuk menemukan 4 korban yang masih hilang, sebut Hamka.
Pengalaman kami ketika melakukan pencarian di titik terjauh itu di sekitar belakang Pulau Treweng, Tanjung Margeta hingga Ling Al juga tidak ada tanda-tanda, sebutnya.
Di pencarian hari kedua demikian Hamka, tim gabungan menemukan barang (tas) yang diduga milik korban tenggelamnya PM Libanon 2 di sekitar perairan laut Tamakh arah jalur arus sehingga tim juga fokus melakukan pencarian korban di area ditemukan barang (tas) dari pagi hingga sore tetapi juga tidak ada tanda-tanda jika ada korban di sekitar situ.
“Kami sudah sampaikan ke depan tidak boleh berlayar malam dan tidak lintasi tempat yang dianggap rentan kecelakaan,” ungkap Hampa.
Kepala KPLP Kabupaten Alor, Usman Lauda mengatakan bahwa penyebab tenggelamnya KM Libanon di Perairan Laut Desa Pura Barat, 20 Agustus 2024 itu karena kondisi alam (kencangnya arus) dan faktor internal PM Libanon yang mengangkut penumpang melampaui kapasitas atau over kapasitas.
Kami sudah larang berlayar pada malam hari bagi perahu motor lokal tetapi masih tidak diindahkan, katanya. *** morisweni