Djobo-Duru Keliling Musrenbang Pamit Masyarakat Jelang Akhir Masa Jabatan

MUSRENBANG KABOLA-Diapit Camat Kabola Erik Dukabain (kiri) dan Wakil Ketua DPRD Alor Sulaiman Sings, SH, Bupati Alor Drs. Amon Djobo, M.AP dan Wakilnya Imran Duru, M.PD di Musrenbang Kecamatan Kabola, Senin (20/02). FOTO:MORISWENI/RP

KALABAHI,RADARPANTAR.com-Bupati Alor Drs. Amon Djobo, M.AP dan Wakilnya Imran Duru, M.PD keliling Musyawarah Pembangunan (Musrenbang) Kecamatan melakukan pamitan dengan masyarakat jelang akhir masa jabatan pemimpin Nusa Kenari. Duet dengan sandi gaul AMIN di Pilkada Alor 2018 silam itu masing-masing bersama istri melakukan pamitan di arena Musrenbang Kecamatan Kabola setelah sebelumnya di Kecamatan Pantar, Pantar Timur, Kecamatan Alor Barat Daya dan Alor Tengah Utara sembari menyampaikan permohonan maaf jika selama  dua periode memimpin daerah ini melakukan hal-hal yang kurang berkenan kepada masyarakat Kabupaten Alor. 

Selama 10 Tahun memimpin Alor,  ada hal-hal yang kurang berkenan, saya dan Bapak Wakil Bupati Alor bersama keluarga tentu memohon maaf.  Musrenbang kali ini  adalah Murenbang terakhir untuk kepemimpinannya dengan Pak Wakil selama 10 Tahun,  sebut Djobo dihadapan Pimpinan OPD, Camat Kabola, Kepala Desa/Lurah, Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda dan Tokoh Agama sebelum membuka Musrenbang Kecamatan Kabola, Senin (20/02) di Wolibang .  

Bacaan Lainnya

“Saya, bapak wakil, mama dan keluarga ,menyampaikan permohonan maaf jika ada hal yang kurang berkenan selama kami memimpin Alor.  Tetapi ini bukan akhir dari sebuah pengabdian, dimanapun kami berada kami tetapi memberikan pengabdian yang utuh.,” kata magister administrasi pubik FISIP Undana Kupang ini.

Kepada masyarakat dan lebih  khusus  kepada Kepala Desa yang dari dirinya telah berbuat hal-hal yang positif, dan juga dari dirinya telah berbuat hal-hal yang luar biasa dari kampung halamannya, dari desanya untuk mendukung program Alor Kenyang, Alor Sehat dan Alor Pintar, kami menyampaikan terimaksih.

Djobo menaruh harap agar  apa yang telah diperbuat pihaknya selama memimpin negeri yang disebutnya sebagai Tanah Terjanji Sorga di Timur Matahari ini memberikan keberkatan dan juga anugerah kehidupan yang lebih berarti bagi masyarakat termasuk yang dilakukan  teman-teman Kepala Desa di wilayah yang dipimpin dan diayomi.

Lebih khusus lagi Kepala Desa Kebun Kopi kata Djobo yang tiga-empat bulan lalu  melakukan usaha panen tomat yang dihadiri beberapa kepala dinas. Ini hal luar biasa yang dibuat hanya karena kebutuhan ekonomi masyarakat di wilayah itu, kami sampaikan proficiat.  

Dijelaskannya, di  forum Musrenbang ini kita tidak duduk omong  baku akal, kita tidak duduk berkelahi, kita juga tidak duduk omong dan mau menang sendiri.  Teman-teman Kepala Desa, orang tua dan tokoh masyarakat sampaikan kebutuhan masyarakat untuk dirumuskan bersama. Karena ini namanya forum Musrenbang, artinya musyawarah untuk membangun kesepakatan yang diangkat menjadi usulan-usulan pokok yang akan disampaikan secara berjenjang ke kabupaten, propinsi dan Musrenbang Tingkat Nasional.

Menurut Djobo, Tahun Anggaran 2022 yang kita lakukan Musrenbang untuk program di tahun 2023 untuk Kecamatan Kabola sudah dilayani secara keseluruhan, dimana infrastruktur umum maupun infrastruktur dasar sebanyak Rp. 28,8 Milyar lebih. Nanti akan dilaksanakan dalam tahun ini.

Djobo kemudian merinci, mulai  Jalan Kebun Kopi-Awalaha, Jalan Samping Gereja Mali, Peningkatan Jalan Buiko-Kebun Kopi, Peningkatan Jalan Kabupaten Ruas Kalabahi-Alwalaha, Kegiatan Pariwisata di Pantai Mali, Fisik Perindustrian yakni pengelolaan makanan di Kelurahan Kabola dan non fisik, masih ada lagi DAK Bidang Kesehatan untuk peningkatan sarana prsarana di Puskesmas Lawahing.  

Kita bersyukur dan berterimakasih  bahwa dari hasil Musrenbang maka status Pustu Mali itu menjadi Puskesmas. Dari pergumulan terlalu panjang, bahkan berabad-abad, orang Mali mau supaya Pustu itu naik menjadi Puskesmas. Sekarang sudah naik dari Pustu menjadi Puskesmas.  

Yang masih menjadi beban demikian Djobo adalah rumah sakit bergerak di Mola dan di Wailawar Kecamatan Pantar.  Saya ada minta di Kepala Dinas Kesehatan dr. Farida Aryani supaya diakhir masa jabatannya sebagai Bupati-Wakil Bupati Alor dinaikan  ke rumah sakit ke type yang lebih tinggi sebagai kado istimewah bagi masyarakat di Pulau Pantar dan Mola agar kebutuhan pelayanan di bidang kesehatan berjalan dengan baik.  

Ditambahkan Djobo, Kabola merupakan kecamatan terbesar ketiga yang mendapatkan alokasi anggaran di tahun 2023, yakni mencapai Rp. 28,8 Milyar lebih.  Kecamatan Alor Timur itu dia besar karena dapat alokasi anggaran dari APBN untuk Jalan Negara Rp.  100 Milyar lebih. Tetapi pergerakan alokasi dana pembangunan, Kabola masuk tiga besar yang mendapatkan anggaran terbesar.  Belum termasuk air bersih, sumur bor dan program dari OPD lainnya.  

Nanti ada yang bilang begini, Musrenbang ini dari tahun ke tahun tetapi omong kosong lah.  Hasilnya apa itu.  Musrenbang seperti ini harus dilaksanakan, sehingga usulan program itu disampaikan oleh forum ini, kabupaten akan melanjutkan dengan mengusulkannya ke propinsi dan selanjutnya ke pusat. Sehingga di tingkatan yang ada diatas kabupaten, akan disalurkan anggaran untuk pembangunan jalan raya misalmya sekian, yang kabupaten usul sekian banyak tetapi misalnya dari atas layani sekian misalnya, pungkas Djobo.

Dikatakannya, kalau  kita tidak laksanakan ini Musrenbang, orang tidak akan kasih anggaran.  Sehingga Musrenbang ini seperti media, forum, tempat untuk masyarakat sampaikan usulan, kabupaten akan mengusulkan secara berjenjang ke propinsi dan pusat untuk mendapatkan interfensi anggaran.  

Dengan demikian sehingga tidak ada lagi dusta diantara kita, apalagi dusta diantara sahabat. Nanti sebentar bilang ini bupati orang dari sana, dari sini, dari situ dan DPRD ada begini jagi mungkin dorang taruh di dorang pung kampung halaman. Tidak seperti begitu. Ini semua kita usul naik, tetapi ada dia punya peringkat, ada prioritas 1, prioritas 2, tinggal nanti diputuskan oleh orang pusat, ujarnya.  

Kepada Kepala Desa/Lurah, tokoh masyarakat yang menjadi peserta Musrenbang harus bicara, tetapi tidak hanya bicara berdasarkan keinginan belaka, jangan bawa usulan seperti daftar belanja. Tetapi harus menyampaikan usulan yang benar-benar menjadi kebutuhan orang banyak, pinta Djobo.

Bupati Alor minta agar dinas perikanan memberi perhatian terhadap kemungkinan pengembangan rumput lau di Teluk Kabola. Ini juga harus dimatangkan dalam forum Musrenbang.  

Dia menjelaskan, selama  dunia ini diciptakan Tuhan dan Kecamatan Kabola ini ada,  di Lawahing itu orang berlutut sembayang sampai lutut patah,  saya bilang naik kita pompa itu air naik baru kita lihat ular yang naik atau apa yang naik. Ternyata setelah kita pompa dengan beberapa bak pendukung, orang diLawahing nikmati air.

Tetapi kita punya manusia ini repot, air sudah naik tetapi berkelahi, turun kasih rusak itu mesin di bawa. Malam-malam orang tidor, yang lain turun bekin rusak mesin. Air sudah tidak bisa naik baru turun mengeluh  lagi di bupati, terang Djobo dengan nada kesal.

Menurut dia, ini  air mesin yang pompa naik baru orang minum, karena pemukiman penduduk ada diatas dan mata airnya ada dibawa, lalu  satu setengah kilo hanya turun ambil air satu gen dan naik satu kilo setengah. Kita sudah bekin baik-baik, kenapa jadi rusak, itu soal. Padahal tahun ekonomisnya mencapai 5 tahun baru rusak. Padahal, penghuni kota Kalabahi yang berada di Kenarilang hingga Kantor Bupati di Tang Eng itu semuanya dapat air dari Lawahing.  Tetapi orang disini miskin air. Terpaksa kita harus beli tangki air, tetapi berapa banyak tangki yang harus kita beli untuk melayani kebutuhan air di sekian banyak desa.  

Dia menyampaikan terimakasih karena Kebun Kopi sudah tarik naik dan masih jalan dengan baik, hanya Lawahing yang sudah rusak mesinnya sehingga dipikirkan jalan keluar melalui Murenbang ini. Di Lawahing itu kalau tidak rusak mesin maka kita bisa tarik hingga memenuhi kebutuhan air di Otvai.  

Djobo mengakui jika persoalan  utama di Desa-Desa yang ada di Kecamatan Kabola adalah masalah air minum, coba dipikirkan untuk diperbaiki, mudah-mudahan mesinnya bisa diganti supaya masyarakat di Lawahing mendapatkan air bersih.  

Dia menjelaskan lagi bahwa kondisi daerah saat  sangat terbatas anggaran. PAD  kita hanya Rp. 58 Milyar lebih dari Rp. 60 Milyar yang kita target. Sisanya dari Rp. 1 trilun lebih itu dari pusat. Jadi kita punya ketergantungan terhadap pemerintah pusat itu masih sekitar 96 % lebih.  Kita masih gantung diri dengan pemerintah pusat, sehingga ada hal-hal penting yang kita hasilkan dari Musrenbang ini yang kalau sudah dialokasikan pada 18 Kecamatan, 158 Desa, 17 kelurahan  yang tahun ini 1 Kelurahan Rp. 200 juta dari DAU, itu arahan dari pusat demikian.  

Orang nomor satu di Kabupaten Alor ini minta kepada  para Lurah yang ada di daerah ini dapat menggunakan anggaran ini dengan baik, tetapi kalau pakai main-main   maka masuk bui juga main-main.  

Beberapa tahun terakhir ini tambah Djobo, kita mendapatkan alokasi anggaran Rp. 1 Triliun lebih. Tetapi dari Rp. 1 Triliun lebih ini, sudah diarahkan Rp. 73 Milyar lebih untuk sarana prasarana pendidikan, Rp. 61 Milyar lebih dikelola Dinas Kesehatan, Rp. 28 Milyar lebih di Dinas PU, Rp. 3 Mliyar lebih untuk 17 Kelurahan. Yang Bupati urus dengan DPRD itu hanya Rp. 400 Milyar lebih.  Di dalamnya Rp. 373 Milyar lebih gaji ASN (PNS). Sisa itu yang dibagi ke kecamatan-kecamatan.  Ini tidak bisa diotak-atik pemerintah dan DPRD Alor.

Tetapi ada yang bilang jika pemerintah salah gunakan anggaran sebesar Rp.  300 Milyar lebih. Ini gaji ASN saja 373 Milyar lebih kalau orang korupsi Rp. 300 Milyar lebih maka ASN  tidak ada yang dapat gaji selama 1 Tahun. Kalau ada yang tidak dapat gaji selama 1 tahun maka dorang akan ribut kita tutup ini daerah kan, tandasnya.   

Menurut Djobo, DPRD itu tempatnya orang ‘berkelahi’, yang penting jangan rampas palu.  Yang rusak itu nama baik daerah.  Kita malu itu.  Daerah ini kalau namanya sudah rusak kita mau pulihkan itu cukup lama. Untuk itu saya biasa bilang kita boleh miskin materi tetapi tidak boleh kita miskin harga dan kepercayaan diri.   Bagaimana pun juga kita orang Alor. Dan kita orang Alor adalah  bagian dari NKRI.  Kita harus berdiri tegak, menatap ke depan  bahwa kita orang Alor juga bisa. Kita bukan orang upahan, kita bukan orang jongos, tidak boleh yang begitu. *** morisweni

Pos terkait