Dibiarkan Mangkrak CV Lourdes Mandiri, Jalan Menuju Mainang Sulitkan Pengguna Jalan  

Ini keadaan jalan di pintu masuk Mainang yang dirabat beton setengah badan jalan oleh CV Lourdes Mandiri kemudian dibiarkan mangkrak. Nampak batu bulat yang digunakan untuk membangun rabat beton di sebagian pekerjaan yang sudah dikerjakan. Gambar diabadikan, Senin (18/03/2024). FOTO:MORISWENI/RADARPANTAR.com
Ini keadaan jalan di pintu masuk Mainang yang dirabat beton setengah badan jalan oleh CV Lourdes Mandiri kemudian dibiarkan mangkrak. Nampak batu bulat yang digunakan untuk membangun rabat beton di sebagian pekerjaan yang sudah dikerjakan. Gambar diabadikan, Senin (18/03/2024). FOTO:MORISWENI/RADARPANTAR.com

MAINANG,RADARPANTAR.com-Proyek Peningkatan Jalan Ruas Mebung-Mainang yang dibangun dengan Dana Alokasi Umum (DAU) Tahun Anggaran 2023 dibiarkan mangkrak. Jalan cor beton di pintu masuk Mainang-Ibukota Desa Welai Selatan belum rampung dikerjakan CV. Lourdes. Kontraktor sudah kabur meninggalkan lokasi proyek sejak Desember 2023 silam.  

Kontraktor pelaksana sudah kabur dari lokasi proyek sejak Desember 2023 silam. Sementara pekerjaan rabat  beton di pintu masuk Mainang-Ibukota Desa Welai Selatan, Kecamatan Alor Tengah Utara belum selesai dikerjakan. Kurang lebih 100 meter di pintu masuk yang badan jalannya hanya dirabat setengah. Setengahnya masih dibiarkan jalan tanah Akibatnya arus kendaraan di titik ruas jalan yang belum dikerjakan itu mengalami kesulitan.

Bacaan Lainnya

Ditemukan media ini di lokasi pekerjaan, Senin (18/03/2024) sisa material  berupa pasir, kerikil masih bertaburan di badan jalan, peralatan pekerjaan seperti mesin campuran dan bak penampung air milik kontraktor juga masih berada di lokasi pekerjaan.  

Yang disesalkan, material yang digunakan untuk membangun rabat beton, khususnya kerikil yang tersisa di lokasi pekerjaan merupakan batu bulat,  bukan batu pecah sebagaimana yang ditemukan media ini. Dugaan kuat sebagian pekerjaan yang telah dirabat kontraktor menggunakan batu bulat yang sudah pasti berpengaruh terhadap kualitas rabat beton.    

Kepala Desa Welai Selatan Kristofel Manilehi yang dikonfirmasi melalui telpon whatsApp mengatakan bahwa pekerjaan itu sebenarnya pekerjaan tahun lalu (2023) tetapi hingga saat ini belum juga selesai dikerjakan oleh kontraktor pelaksana.  

“Ini kayanya dorang sudah tidak sambung kerja lagi.  Baru-baru kami ada omong di Musrengbang tapi tau lagi ne,” ungkapnya.

Kristofel menegaskan jika pekerjaan rabat yang hanya dikerjakan di setengah badan jalan oleh kontraktor itu dikeluhkan oleh warganya karena sulit sekali melintas di itu titik, tetapi mau bagaimana lagi.  

“Baru-baru Bapak Penjabat Bupati yang foto kasih naik, kayanya dorang mau sambung lagi itu,” ujarnya.  Kontraktor yang bermasalah itu menurut Kepala Desa, Penjabat Bupati Alor sebut di Musengbang belum lama ini dapat diproses hukum tetapi Dinas Pekerjaan Umum mencari dan berusaha agar pekerjaan itu dilanjutkan.

Karena medannya cukup menantang dan berat sehingga Kepala Desa Welai Selatan minta agar bisa secepatnya dicari solusi untuk melanjutkan pembangunan di ruas jalan itu.  “Kalau kita baku lewat antara kendaraan dengan motor itu sangat sulit sekali. Memang belum pernah terjadi kecelakaan di titik itu tetapi sangat rawan sekali itu,”  katanya.  

Menurut Kristofel, masyarakat sangat kecewa dengan ulah kontraktor yang sudah mendapatkan kepercayaan mendapatkan pekerjaan dari pemerintah tetapi kerja setengah-setengah sehingga masyarakat yang jadi korban.  

Terpisah warga RT 05/RW 04 Desa Welai Selatan Musa Atamali mengatakan,  proyek ini dikerjakan tahun lalu. Yang  kerja itu kayanya kontraktor dari Petleng. Karena kerja tidak selesai jadi sangat menyulitkan kalau kami berpapasan dengan sesama kendaraan di ini titik.  “Ini terlalu menyulitkan kami, ini kita baku lewat saja setengah mati. Apalagi kalau ketemu dengan kendaraan besar, itu kita lebih setengah mati,” ungkapnya.  

Sebagai warga di wilayah itu dan pengguna jalan Musa Atamali minta agar sisa pekerjaan yang belum diselesaikan oleh kontraktor dapat dilanjutkan sehingga tidak menyulitkan kami ketika melintas di ini ruas jalan.  

Pemerintah Kabupaten Alor menurut Musa harus segera mencari solusi, memberikan perhatian agar pekerjaan di ruas jalan itu dilanjutkan agar jalan itu digunakan para pengguna jalan, karena ini satu-satunya jalan masuk Mainang dari Kalabahi menuju Mainang, Malaipea, Apui, Mataru dan wilayah lainnya.

Kalau dibiarkan seperti ini Musa mengaku mengalami kesulitan saat melewati dengan kendaraan dan berpapasan dengan truk dan kendaraan lainnya.  “Kita naik setengah mati juga itu … kita baku sili itu yang susah. Kadang kita baku tunggu kendaraan yang dari atas atau dari bawa lewat baru kita jalan lagi,” ungkapnya.    *** morisweni

Pos terkait