KALABAHI,RADARPANTAR.com-BRI Cabang Kalabahi masuk sekolah dengan memperkenalkan aneka produk bank milik pemerintah itu dan menyampaikan pentingnya menabung melalui Program BRI Peduli. SMA Kristen 2 Kalabahi merupakan sekolah pertama dimana BRI Goes To School ini dimulai. Kepada ratusan pelajar SMA milik Yayasan Pingdoling ini, Pimpinan Cabang BRI Kalabahi, Wahyuniarto memaparkan materi Cerdas Finansial Sejak Dini yang mencakup pentingnya mengelola uang, tabungan ;pengeluaran dan investasi untuk membangun kebiasaan keuangan yang baik.
Menabung dimaksudkan untuk membangun jaring pengaman mengantisipasi keadaan tak terduga seperti sakit atau kehilangan pekerjaan. Menabung itu juga untuk mencapai tujuan untuk pendidikan, rumah impian atau tabungan mewujudkan impian seseorang. Dengan menabung seseorang dapat menghadapi masa depan dengan lebih tenang dan percaya diri, kata Wahyu dalam ceramahnya di Aula SMA Kristen 2 Kalabahi, Sabtu (27/09/2025).
Yang menarik, dalam ceramahnya sesekali Wahyu mengajukan pertanyaan sekitar finansial kepada para pelajar. Hadiahnya bervariasi, beberapa diantara ratusan pelajar yang menjawab pertanyaan diberikan hadiah yang menarik sehingga meningkat antusias pelajar di sekolah tersebut.
BRI kata Wahyu, menyediakan berbagai produk tabungan untuk memenuhi setiap tahap kehiduapan seseorang. Tabungan berupa, tabungan Britama (fleksibel untuk kebutuhan sehari-hari), Tabungan Simpedes yang jaringannya luas untuk masyarakat pedesaan dan perkotaan, Tabungan Pendidikan untuk masa depan pendidikan anak, Tabungan Haji untuk merencanakan ibadah haji dan tabungan investasi untuk pertumbuhan dana jangka panjang.
Pimpinan Cabang BRI Kalabahi bersama karyawan dalam satu sesi foto bersama pelajar dan guru SMA Kristen 2 Kalabahi usai memberikan cerama. FOTO: OM MO/RP
Dijelaskan Wahyu, keamanan tabungan adalah prioritas utama Bank BRI. “BRI memastikan dana tabungan aman dengan tekonologi dan prosedur terkini, sistem keamanan canggih, proteksi berlapis untuk melindungi akun penabung dari akses tidak sah dan penipuan. Dijamin LPS, penabung di BRI dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan sesuai ketentuan yang berlaku, pengawasan 24/7 artinya sistim pemantauan transaksi aktif selama 24 jam,” sebut alumni Universitas Brawijaya Malang itu memberi jaminan.
Selain tabungan, Wahyu juga merinci aneka Simpanan BRI yang terdiri dari, Giro, Tabungan, Deposito. Giro bersifat kompetitif dimana suku bunga yang cukup bersaing dan gratis biaya administrasi bulanan untuk jumlah saldo tertentu. Tabungan memberi lebih, gratis asuransi kecelakaan diri, kemudahan akses melalui e-Banking. Deposito bersifat kompetitif dengan suku bunga lebih tinggi, mudah dibuka kapan saja dan dimana saja.
Dihadapan ratusan pelajar dan guru SMA Kristen 2 Kalabahi, Wahyu menjelaskan, Cerdas Finansial sejak dini adalah proses mengajarkan kita tentang uang, tabungan, pengeluaran, dan investasi untuk membangun kebiasaan keuangan yang baik dan memastikan masa depan finansial kita lebih baik. Beberapa cara menerapkannya meliputi mengajarkan konsep menabung dan prioritas, memberikan pengalaman langsung dengan uang, melibatkan kita dalam perencanaan keuangan, serta memberikan contoh perilaku keuangan yang baik.
Pimpinan Cabang BRI Kalabahi Wahyuniarto memberikan voicher kepada salah seorang pelajar SMA Kristen 2 Kalabahi setelah menjawab pertanyaan. FOTO: OM MO/RP
Cerdas Finasial menurut Wahyu penting karena membangun kebiasaan baik kepada seseorang untuk belajar menabung dan mengelola uang sejak dini, membentuk kebiasaan positif yang akan terbawa hingga dewasa. Selanjutnya memahami nilai uang yang diperoleh dari bekerja dan tidak bisa untuk memenuhi semua keinginan.
Memahami Cerdas Finasial juga diarahkan untuk Perencanaan Masa Depan tentang literasi keuangan sejak dini membantu kita merencanakan tujuan keuangan dan mempersiapkan masa depan yang lebih cerah serta mencegah masalah keuangan karena pengetahuan finansial membantu seseorang menghindari beban utang dan masalah keuangan lain di kemudian hari.
Wahyu kemudian merinci cara menerapkan cerdas finasial sejak dini, dinatarnya belajar menabung, kita belajar untuk menabung uang jajan kita sendiri, ini adalah fondasi pendidikan keuangan. Selanjutnya bedakan kebutuhan dan keinginan, kita belajar untuk membedakan mana yang merupakan kebutuhan dan mana yang hanya keinginan. Dan, pengalaman langsung memberikan kita pengalaman dengan uang, melalui uang saku atau membiarkan mereka membelanjakan uang mereka sendiri.
Putra kelahiran Mojokerto, Jawa Timur ini kemudian memberikan contoh prilaku finasial yang baik, yakni perilaku menabung dan hemat yang sesuai, karena dengan menabung kita belajar untuk lebih bijak dalam mengelola keuangan di masa yang akan. Dan, Libatkan diri kita dalam keuangan keluarga dengan ikut serta dalam aktivitas keuangan keluarga, kita bisa lebih memahami bagaimana uang digunakan dan dikelola dengan bijak.
Pimpinan Cabang BRI Kalabahi memberikan cindramata kepada salah seorang pelajar setelah menjawab pertanyaan. FOTO: OM MO/RP
“Gunakan media edukasi. Kita dapat memanfaatkan teknologi dan media edukasi untuk memahami konsep keuangan dengan cara yang lebih menarik dan menyenangkan,” pintanya.
Dijelaskan Wahyu, perbedaan utama antara kebutuhan dan keinginan adalah bahwa kebutuhan bersifat mutlak untuk kelangsungan hidup dan kesejahteraan, sementara keinginan bersifat subjektif, meningkatkan kenyamanan atau kepuasan, tetapi tidak krusial untuk bertahan hidup.
“Kebutuhan memiliki prioritas yang lebih tinggi dan konsekuensi fatal jika tidak terpenuhi, sedangkan ketidakpuasan terhadap keinginan hanya menyebabkan kekecewaan emosional,” ujarnya sembari menambahkan, kebutuhan bersifat mutlak dan harus dipenuhi untuk bertahan hidup.
Menurutnya, keinginan bersifat subjektif, tidak mutlak dan ditujukan untuk memenuhi kepuasan emosional atau meningkatkan kenyamanan. Jika tidak terpenuhi, dampaknya hanya sebatas rasa kecewa atau tidak puas secara emosional, tanpa mengancam kelansgungan hidup.
Salah seorang guru SMA Kristen 2 Kalabahi memberikan cendramata dengan mengalungkan selendang kepada Pimpinan Cabang BRI Kalabahi. FOTO: OM/RP
Dalam pengelolaan keuangan demikian Wahyu, kebutuhan menjadi prioritas utama karena berhubungan langsung dengan kelangsungan hidup. Mengatur pengeluaran untuk kebutuhan lebih dahulu sangat penting untuk mengelola keuangan dengan lebih baik dan mencapai tujuan finansial jangka panjang. Dengan memahami perbedaan ini, kita dapat lebih bijak dalam mengelola keuangan dan memprioritaskan pengeluaran untuk hal-hal yang benar-benar esensial bagi kehidupan. *** morisweni