Zet Sonny Libing Tegaskan Jadi Penjabat Bupati Alor Bukan Untuk Kelompok Tertentu  

Penjabat Bupati Alor DR. Drs. Zet Sonny Libing ada dalam lego-lego khas Pantar Barat bersama warga di Rumah Jabatan Bupati Alor. FOTO:MORISWENI/RP
Penjabat Bupati Alor DR. Drs. Zet Sonny Libing ada dalam lego-lego khas Pantar Barat bersama warga di Rumah Jabatan Bupati Alor. FOTO:MORISWENI/RP

KALABAHI,RADARPANTAR.COM-Setelah dilantik Penjabat Gubernur NTT atas nama Presiden RI 13 November 2023, Penjabat Bupati Alor DR. Drs. Zet Sonny Libing bersama keluarga tiba di Alor, Kamis 16 November 2023.  Di hadapan Forkopimda,  pimpinan OPD dan ASN, tokoh agama dan tokoh masyarakat dalam serimonial penerimaan sebagai Penjabat Bupati Alor, doktor ilmu pemerintahan lulusan cumlaude dari Universitas Panjajaran itu menegaskan bahwa ia mendapatkan tugas negara di jabatan ini bukan untuk kelompok tertentu.   

Saya hadir disinI adalah sebuah penugasan dari pemerintah pusat, dari negara untuk menjalankan tugas sebagai Penjabat Bupati Alor. Tugas Penjabat Bupati adalah memimpin penyelenggaraan pemerintahan  di daerah ini agar tidak terjadi kefakuman kepemimpinan pemerintahan, agar tidak terjadi kefakuman  penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan kepada masyarakat dan berbagai program pembangunan, sebut Zet Sonny Libing dalam sambutan di acara penerimaannya sebagai Penjabat Bupati Alor di Rumah Jabatan Bupati Alor, Kamis (16/11). .

Bacaan Lainnya

“Ia harus sustanable, Ia harus berkelanjutan, Ia harus kontinyu, Ia tidak boleh terganggu  hanya karena sebuah proses politik. Ia harus berjalan tanpa putus. Dan negara menugaskan saya kesini,” ujarnya.

Penjabat Bupati menurut Libing juga ditugaskan untuk menciptakan kondisi yang kondussif bagi terselenggaranya agenda negara,  Pemilihan Umum (Pemilu),  ada Pilpres, Pileg maupun Pilkada, harus berlangsung dalam suasana aman,  damai dan demokratis.   “Pemilu tidak boleh terganggu karena ini adalah agenda negara. Penjabat Bupati juga punya tanggung jawab  menjaga netralitas dalam proses politik itu,”  katanya disambut tepukan tangan para pengunjung.    

Saya hadir disini bukan karena produk politik, bukan …  saya hadir disini karena produk pemerintahan, karena  itu saya akan bekerja bagi seluruh rakyat di Pulau ini, di kabupaten ini, di gunung-gunung, di lemba-lemba, di lereng-lereng, di pinggir pantai, saya bekerja untuk mereka,  terangnya setengah janji.  

Jadi demikian Libing,  ia bukan datang untuk kelompok-kelompok tertentu …  tidak!  Saya akan memimpin paling depan seperti yang saya lakukan di Manggarai. Disenengi oleh Bapak Uskup, disenangi oleh Pastor, Suster dan disenangi oleh masyarakat Manggarai.

“Mana ada orang Alor yang bisa pimpin orang Manggarai, tak ada dalam sejarah itu. Orang Manggarai itu sama seperti Bangsa Aria, tetapi dipimpin oleh seorang Protestan dari etnis terkecil di NTT. Saya akan mengulangi itu di kampung Halaman saya,” pungkasnya.

Karena itu mantan Penjabat Bupati Manggarai ini  meminta dukungan dari semua komponen masyarakat di daerah ini.  Sebagai adik, anak yang ditugaskan disini oleh negara maka wajib hukumnya bapak/mama memberikan dukungan  agar kita bersama membangun tanah ini dengan penuh kasih dan mewujudkan damai sejahtera di tanah  yang dianugerahkan oleh Tuhan bagi kita.

Libing berjanji akan  memimpin paling depan untuk mengakhiri segala macam pertengkaran politik.  Perbedaan politik itu barang biasa. Jangan dibawah ke dalam hubungan keluarga, membuat situasi di media sosial itu seperti perang Hamas melawan Israel. Peluru kendali itu menyerang dari satu ke satu, saling menyerang satu terhadap yang lain.  Saya minta kita akhiri itu.

Dia kembeli mengajak semua pihak untuk  bersama-sama dengannya bergandengan tangan membangun Alor tercinta. Setuju, tanya Libing yang dijawab pengunjung setuju. Libing kemudian menegaskan jika Tuhan mencatat, arwah dan leluhur kita mendengar.

Menariknya Libing mengaku sudah mempelajari semuanya tentang Alor. Saya selalu ke kampung. Saya datang naik ojek dari bandara menuju Alor Kecil naik perahu menuju Bakalang. Naik ojek lagi dari Bakalang menuju Kampung Saya, setiap kali saya datang. Jadi, sauya mempelajari semua tentang kondisi  kita di Alor.  Saya pikir kita mesti hidup mengasihi satu terhadap yang lain.  Di pemerintahan, di DPRD maupun di tengah-tengah masyarakat.

Dikatakan Libing, semua  anggota DPRD, semua pimpinan OPD adalah majelis gereja tua semua, Imam masjid semua. Kita  gereja setiap saat … Solat lima waktu, taatnya bukan main maka mari kita lakukan itu dalam kehidupan sehari-hari.  

Di acara penerimaan itu Libing mengaku  akan bersilaturahmi ke DPRD pada malam hari. Saya akan pergi dengan orang-orang tua saya, saudara-saudara saya yang duduk menjadi anggota DPRD. Saya memulai tugas saya dengan membangun silaturahmi. Besok saya akan berkunjung ke tokoh-tokoh agama dan tokoh-tokoh masyarakat, bertemu dengan orang-orang tua meminta masukan bagi saya agar saya tidak salah melangka.

Satu saja yang saya mimpikan, tadi para tokoh agama menyampaikan doa, saya menetaskan air mata, Tuhan tolong supaya agar saya bisa memimpin daerah ini dengan penuh arif dan bijaksana. Dan saya minta dukungan dari kita semua, pintanya menambahkan.

Libing juga minta agar  kita akhiri sudah semua perbedaan politik yang akhirnya menggiring kita pada kebencian. Saya berterimakasih karena kemarin di pelantikan saya hadir tokoh-tokoh pemerintahan mendampingi saya. Ada Bapak Ans, Bapak Meon, Bapak Amon, Bapak Aba hadir mendampingi saya. Betapa suka citanya saya. Pemimpin-pemimpin besar di jamanya, membangun Alor dengan luar biasa, hari ini saya melanjutkan mimpi-mimpi besar mereka.  

Dia mengaku jika dirinya  sangat terbuka. Beritahu kalau ada langka-langka saya yang keliru. Mari kita sama-sama, sangat terbuka saya. Saya akan bergaul karib dengan siapa saja. Keputusan ada di tangan saya.  

Jadi, tidak usa berpikir bahwa Zet Sonny Libing ini hadir di Alor untuk mendukung itu, mendukung ini, tidak. Mendukung semua bagi kebaikan Alor. Sekali lagi saya minta dukungan dari tokoh-tokoh agama, biar kita sama-sama membangun Alor ini dalam suasana yang damai sejahtera.  

Orang di Kabupaten lain itu demikian Libing ada bangun dengan suka cita, kenapa kita punya tidak suka cita. Apa  mereka saja yang punya perasaan lalu kita tidak punya perasaan, mereka saja yang bisa Solat dan ke gereja lalu kita tidak bisa, mereka saja yang bisa ke Pura lalu kita tidak bisa, kenapa mereka bisa kita tidak bisa. Kita harus bisa. Segala hal yang berkaitan dengan itu berikan lah kepada saya untuk dengan cara saya memimpin, biar lah semuanya itu baik adanya.

Dikatakannya, di dewan juga baik-baik adanya, di pemerintahan juga baik-baik adanya, di masyarakat juga baik-baik adanya. Kita ini satu darah. Perbedaan politik tidak boleh memutuskan hungan darah kita. Dan saya memulai itu. Jangan marah kalau saya memulai itu dengan cara saya yang manis.  

Di ujung sambutannya, Zet Sonny Libing menaruh harap dan meminta lagi dukungan Kapolres Alor, Dandim, Kajari, Ketua Pengadilan, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemerintahan dan tokoh politik  bersama-sama bergandengan tangan membangun Alor, tanah yang diberkati Tuhan bagi kita semua.   

Untuk diketahui, Penjabat Bupati Alor DR. Drs. Zet Sonny Libing  diterima secara adat oleh tokoh adat KUI Moh Nazir Kinanggi didampingi Raja Muda Kuligang Alex Blegur di Rumah Jabatan Bupati Alor.  

Setelah diterima secara adat dan dikenakan pakian adat, Zet Sonny Libing bersama Ibu diarahkan menuju masyarakat Pulau Pantar yang sudah ada dalam lingkaran lego-lego. Libing bersama Ibu ikut mengambil  bagian dalam lego-lego bersama warga yang sudah terlebih dahulu ada dalam lingkaran lego-lego.

Setelah lebgo-lego bersama, Libing bergabung dengan Forkopimda mengikuti acara penerimaan.  *** morisweni

Pos terkait