Warga Minta Rekanan Rumah Bantuan Korban Seroja di Pantar Pekerjakan Tenaga Lokal

KOndisi terkini pembangunan tiga ratus lebih unit perumahan bagi korban bencana Seroja di Pulau Pantar. Proyek ini dikerjakan PT Pembangunan Perumahan TBP Persero. FOTO:ISTIMEWAH
KOndisi terkini pembangunan tiga ratus lebih unit perumahan bagi korban bencana Seroja di Pulau Pantar. Proyek ini dikerjakan PT Pembangunan Perumahan TBP Persero. FOTO:ISTIMEWAH

RADARPANTAR.com-Warga masyarakat Pantar Timur, Yanto Ismail minta kepada PT Pembangunan Perumahan (PT PP) TBK Persero yang sedang membangun ratusan unit rumah bagi korban bencana seroja di Pulau Pantar mempekerjakan tenaga kerja lokal.  Pasalnya, masalah tenaga kerja menjadi salah satu alasan perusahaan mengapa realisasi fisik pembangunan rumah bagi korban bencana Seroja itu masih dibawah target.

Setelah mencermati perkembangan fisik pembangunan rumah bagi warga korban badai siklon Seroja awal April 2021 silam di beberapa desa di Kecamatan Pantar Timur yang masih dibawah target, saya mohon kepada Bupati Alor, Kepala Dinas PUPR, DPRD dan pihak PT PP TBK Persero agar mempekerjakan tenaga lokal untuk mempercepat realisasi fisik pembangunan perumahan bagi warga korban bencana, pinta Yanto Ismail kepada media ini, akhir pekan silam.  

Bacaan Lainnya

Jangan jadikan mereka penonton di daerah sendiri. Jangan Cuma mau suara kami saat pesta demokrasi, sebut Yanto Ismai di akun facebook miliknya, Sabtu (06/11).

Yanto Ismail menyampaikan permohonan untuk mempekerjakan tenaga lokal ini karena menurut pemberitaan salah satu media online menyebutkan bahwa salah satu penyebab pembangunan perumahan bagi warga korban bencana ini rendah realisasinya karena tenaga kerja yang kurang, dimana harus didatangkan dari Pulau Jawa.   

Sebelumnya timordaily merelease, progres pembangunan rumah risha oleh pemerintah  bagi masyarakat korban bencana badai seroja di Kabupaten Alor capaiannya masih rendah.

Untuk wilayah Pantar dari jumlah 386 unit yang harus dibangun, hingga posisi saat ini baru sekitar puluhan unit rumah yang dibangun.

Kepala Dinas Pemukiman dan Perumahan Kabupaten Alor, Domi Salmau, ST yang dikonfirmasi Timordailynews.com di Kalabahi, Jumat 4 November 2021 membenarkan pembangunan rumah bagi korban bencana seroja yang dikerjakan oleh perusahaan BUMN PT. PP capaiannya masih rendah.

Menurut Domi, rendahnya progres pembangunan tersebut diakibatkan oleh beberapa faktor, antara lain persiapan lahan yang membutuhkan waktu, tenaga kerja yang kurang, kondisi infrastruktur dalam memobilisasi material rumah, dan pelaksana juga tengah membangun infrastruktur yang lain seperti sekolah yang harus rampung bulan desember.

Akibat kondisi tersebut, Domi memprediksi pembangunan rumah bebcana tersebut tidak dapat diselesaikan dalam tahun ini.

“Persiapan lahan yang ada cukup membutuhkan waktu. Tenaga kerja untuk memasang rumah ini juga masih kurang, sehingga datangkan dari Jawa, dan material rumah ini harus dimobilisasi ke lokasi tidak bisa bawa dalam jumlah yang banyak, karena kondisi jalan sempit yang tidak dapat menggunakan kendaraan tronton,” jelas Domi.

Domi menagatakan, pembangunan rumah dan berbagai infrastruktur akibat bencana di sejumlah desa di Kecamatan Pantar Timur dan Pantar Tengah ini dalam waktu dekat akan dilakukan monitoring oleh Satgas Penanganan bencana berkaitan dengan pembangunan yang ada.

Camat Pantar Timur, Ibrahim Dolu yang dihubungi Timordailynews.com dari Kalabahi, Ibukota Kabupaten Alor melalui sambungan telepon pada Kamis 4 November 2021 menjelaskan, pemantauannya pekerjaan yang dilakukan pelaksana tengah berjalan.

Dolu merincikan, progres pembangunan rumah di titik relokasi di Adiabang Desa Nule sebanyak 3 unit rumah sudah jadi, yang baru temboknya setengah sebanyak 6 unit, dan yang masih dalam kondisi rangka 6 unit.

Di desa Kaleb sudah dibangun 14 unit, dan untuk wilayah Abangiwang, Bunga Bali masih dalam tahap pematangan lahan.

Ketika ditanya tentang nasib dari masyarakat korban bencana seroja saat ini, Dolu mengatakan, masyarakat memang pasca bencana sejak awal tahun hingga saat ini masih tinggal di rumah keluarga, dan ada juga yang membangun rumah mini di kebun untuk tinggal disana sambil menunggu rampungnya pembangunan rumah bencana tersebut.

“Belum lama ada bantuan dana hunian dari Pemerintah kepada masyarakat yang rumahnya rusak berat akibat bencana seroja tersebut,” ungkap Dolu.

Koordinator PT. PP di Kabupaten Alor, Widi yang dikonfirmasi Wartawan melalui pamggilan WA ke ponselnya pada Sabtu, 6 November 2021 mengakui bahwa pembangunan rumah bencana itu belum rampung.

Menurut Widi, kendala yang ada selain membutuhkan waktu dalam persiapan lahan, juga masalah mobilisasi material dan peralatan dari Jawa. Namun saat ini semuanya sudah berada di Pantar untuk memperlancar pekerjaannya.

“Kita juga datangkan sebanyak 600 tenaga kerja untuk kegiatan pembangunan tersebut,” singkat Widi.

Untuk diketahui kegiatan pembangunan rumah bencana ini dimulai sekitar bulan Agustus 2021 setelah pejabat dari Pemerintah Pusat melakukan kegiatan peletakan batu pertama sebagai tanda dimulainya pembangunan tersebut.
Rumah yang dibangun adalah rumah risha dengan sistem knock down. Rumah tersebut dibangun dengan tipe 36 yang dikerjakan oleh PT. PP. *** mw/rp

Pos terkait