Warga Dampak Bencana di Pantar Butuh Air Bersih dan Penerangan

Kondisi Gedung Gereja Ebenheazer Tamakh pasca banjir bandang dan longsor awal April 2021. Lumpur dan batu tertumpuk setinggi jendela mengelilingi gedung utama yang membutuhkan normalisasi. FOTO:ISTIMEWAH
Kondisi Gedung Gereja Ebenheazer Tamakh pasca banjir bandang dan longsor awal April 2021. Lumpur dan batu tertumpuk setinggi jendela mengelilingi gedung utama yang membutuhkan normalisasi. FOTO:ISTIMEWAH

KALABAHi,RADARPANTAR-Warga terdampak bencana banjir bandang dan longsor di Desa Tamakh, Nulle, Kaleb dan Bunga Bali di Pulau Pantar saat ini membutuhkan air bersih dan penerangan/listrik.  Normalisasi jalan utama sudah tuntas dibuka berkat kerja sama masyarakat, TNI/Polri,  pemerintah dan Ardy Prima Group pimpinan Merianus Kaat. 

Berdasarkan pantauan kami di lokasi bencana, khususnya di Pulau Pantar yang meliputi Desa Tamakh, Desa Nulle, Desa kaleb dan Desa Bunga Bali bahwa bantuan dari berbagai pihak untuk kebutuhan bahan makanan, pakaian, perabot rumah tangga, kesehatan dan lain-lain sudah maksimal, tulis pemilik Ardy Prima Group Merianus Kaat di akun facebook miliknya, Selasa siang (13/04). 

Bacaan Lainnya

Merianus mengaku bantuan normalisasi ruas jalan utama yang menghubungkan empat desa yang terdampak bencana banjir bandang dan longsor di Pulau Pantar itu juga sudah selesai dan sudah lancer diakses.

Tetapi demikian Merianus,  yang perlu mendapat perhatian khusus saat ini antara lain bantuan untuk normalisasi pemukiman warga pasca bencana banjir bandang dan longsor, air minum dan penerangan.  

Dia menaruh harap agar bantuan untuk korban bencana di Tamakh, Nulle, Kaleb dan Bunga Bali dari para dermawan ke depan bisa difokuskan kepada upaya untuk normalisasi pemukiman warga yang ambruk dihantam banjir bandang dan longsor, bantuan air bersih dan penerangan.  

Untuk diketahui, akibat bencana banjir bandang dan longsor, Minggu (04/04) silam, ruas jalan poros yang menghubungkan Desa Tamakh-Nulle-Kaleb dan Bunga Bali menuju Bakalang Ibukota Kecamatan Pantar Timur tertimbun lumbur dan batu akibat banjir bandang dan longsor dari bukit di wilayah empat desa dimaksud.  

Dampaknya, beberapa hari pasca banjir bandang dan longsor ruas jalan poros itu tidak bisa diakses. Jalur laut melalui perahu motor merupakan satu-satunya cara untuk mengakses empat desa terdampak bencana di di wilayah itu.  

Berkat kerja sama warga setempat, pemerintah, TNI/Polri, Ardy Prima Group membantu alat berat berupa excavator untuk membersihkan lumpur, batu dan pohon yang tumbang berseliweran di badan jalan  poros yang menghubungkan empat desa itu sehingga ruas jalan poros dimaksud sudah bisa diakses kendaraan roda dua dan roda empat.  *** morisweni  

Pos terkait