KABIR,RADARPANTAR.com-Wakil Gubernur Propinsi Nusa Tenggara Timur Drs. Josep Naisoi menyetujui jika penerbangan Bandar Udara Pantar di Kabir jadwalnya diatur untuk tiga kali dalam satu minggu. Pasalnya, Orang Nomor 2 di Nusa Tenggara Timur itu sudah menyampaikan harapan ini kepada pemilik pesawat jenis Garnd Caravan dari maskapai Dimonim Air.
Saya sudah sampaikan dengan pemilik pesawat sehingga apa yang menjadi harapan masyarakat melalui pemerintah untuk menghindari kebiasaan yang hanya hangat-hangat “ta’i ayam”, tandas Naisoi.
Naisoi mengaku akan menyelesaikan masalah-masalah keamanan dan mengajukan permintaan ke pusat untuk trayek perintis.
“Saya setuju minimal satu minggu tiga kali penerbangan,” tandasnya disambut tepukan tangan warga.
Menariknya, Naisoi mengaku sangat terharu hari ini karena memiliki kenangan sendiri dengan adiknya Ima Blegur.
“begitu kami di DPR RI saya menggantikan adik saya Ima Blegur, waktu itu adik saya di Komisi IV dan saya masuk menjadi Komisi V DPR RI yang membidangi perhubungan, pekerjaan umum dan sebagainya. Dan saya ingat persis pada saat saya di DPR RI, saya didatangi oleh Bupati Alor (waktu itu dijabat, Drs. Simeon Th. Pally-Red) membawa proposal untuk membangun Bandara di Pantar. Alasannya sederhana, beliau mengatakan … bapak, kami si sana kalau angin barat, manusia yang dari Kalabahi tidak bisa ke Pantar dan sebaliknya. Dan kami sanggup menyiapk lahan. Dan memang pada saat itu di Komisi V ada moratorium (penghentian sementara) pembangunan Bandara di Nusa Tenggara Timur, karena kita sudah ada 14 Bandara. Sekarang tambah satu menjadi 15 Bandara di Nusa Tenggara Timur,” ungkap Naisoi.
Jadi, demikian Naisoi, Bandara ini punya kenangan tersendiri. Jadi, dirintis oleh adik saya Ima Blegur di DPR RI, kemudian saya meneruskan dan pada periode kami menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur, Pak Viktor dorong habis ke Menteri Perhubungan. “Beliau (Gubernur, Laiskodat-Red), Pak Menteri … Bro, tolong kami punya Bandara. Dia sebut waktu itu Pantar nomor satu, nomor dua Sabu. Maka sekarang Pantar kita sudah bisa turun hari ini,” ungkap Naisoi.
Seluruh masyarakat Nusa Tenggara Timur dan khususnya masyarakat Pantar, kita harus berterimakasih kepada Presiden Republik Indinesia, Ir. Joko Widodo yang sangat memperhatikan propinsi kita, terlebih daerah terluar. “Kita berterima kepada yang pertama Tuhan Kita Yesus Kristus, terimakasi kepada Presiden Joko Widodo, terimakasih kepada Menteri Perhubungan, terimakasih juga Komisi V DPR RI anggarkan uang,” pinta Naisoi.
Naisoi mengaku kebetulan mengerti sedikit tentang Bandara. Saya tadi panggil otoritas dan Kepala Bandara supaya 500 meter itu bisa dianggarkan tahun ini supaya bisa dibangun tahun 2022. Karena mutlak tidak bisa ditawar-tawar, yang namanya Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) itu mutlak … KKOP harus ada.
Tadi pilotnya, saya tidak tahu apa dia sengaja putar kami di atas supaya saya lihat … saya bilang ini KKOP-nya sebenarnya belum memenuhi persyaratan. Saya omong terus terang aja.
Tetapi demikian Naisoi, otoritas Bandara dan Keamanan mengatakan, pihaknya menjamin. Dan saya lihat tadi bagus sekali … mulus pilotnya, karena itu terimaksih.
Kemudian tambah Naisoi, Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKP) dan Daerah Lingkungan Kerja. “Saya tadi melihat DLKP kita sudah dekat dengan masyarakat. Tolong otoritas Bandara dan Kepala Bandara memperhatikan benar-benar daerah lingkungan kepentingan dan daerah lingkungan kerja. Jangan sampai 10-20 tahun ke depan menjadi masalah,” katanya memberi peringatan.
Oleh karenanya Naisoi minta Bupati Alor beriktiar bersama semua pihak KKOP-nya itu kiri-kanan, daerah lingkungan kepentingan dan daerah lingkungan kerja menjadi lebih luas sehingga tidak menimbulkan masalah di masa yang akan datang.
Ditambahkannya, kita di Nusa Tenggara Timur terdapat 15 Bandara. Cukup banyak, oleh karena itu Gubernur NTT akan menyampaikan permohonan kepada Presiden RI supaya NTT memiliki Sekolah Penerbangan.
Kepada Kepala Bandar Udara supaya tahun ini juga segera membuat usulan ke Menteri Perhubungan Republik Indonesia, tolong tembusan ke Gubernur NTT, Otoritas Bandara di Denpasar dan tembusan juga ke Komisi V DPR RI agar kita sama-sama ‘keroyok’ sehingga tahun depan sudah bisa dibangun 500 meter, pintanya menambahkan.
Wagub NTT mengaku seandainya kalau kita masih punya tanah lagi maka saya yakin ada dua tokoh disini adik saya Pak Amon, adik saya Pak Ima saya yakin tidak ada masalah.
Apalagi saya juga sudah dukukuhkan sebagai orang Pantar, orang Alor, saya ajak mari sama-sama, kita berjuang untuk Pulau Kita ini, untuk kabupaten kita ini.
Satu-satunya di Nusa Tenggara Timur, yang satu kabupaten dua Bandara, hanya di Alor, kata Naisoi disambut tepukan tangan warga yang membanjiri area Bandara Pantar.
Yang pasti terang Naisoi, ia sudah menghubungi Ibu Maria Christin sebagai Direktur Angkutan Udara, dimana mereka sudah menyanggupi untuk memberikan dana perintis. Jadi, saya sudah minta kalau kita usulkan tiga pasti dia akan berikan tiga, mudah-mudahan dalam waktu yang tidak terlalu lama atau sekitar April 2021 sudah ada penerbangan rutin.
Dia menyarankan kepada pemilik maskapai Dimonim Air agar diatur rute penerbangan Kupang-Pantar, Pantar-Kalabahi PP sehingga bisa melayani kebutuhan masyarakat. *** morisweni