TPA Lembur Dikerjakan  Asal Jadi, Warga Kesal Dengan PT Araya Flobamora Perkasa

salah satu pekerjaan kolam TPA Lembur yang sudah mulai tertutup tanah hasil galian. gambar diabadikan, Kamis,10 Maret 2022. FOTO:MORISWENI/RADAPANTAR.com
salah satu pekerjaan kolam TPA Lembur yang sudah mulai tertutup tanah hasil galian. gambar diabadikan, Kamis,10 Maret 2022. FOTO:MORISWENI/RADAPANTAR.com

KALABAHI,RADARPANTAR.com-Dikerjakan asal jadi, warga Desa Lembur Timur Kecamatan Lembur Kabupaten Alor, Yafet Famai kesal dengan PT Araya Flobamora selaku kontraktor pelaksana pembangunan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Lembur. Meski beberapa item pekerjaan belum rampung dibangun tetapi item lainnya dalam proyek senilai Rp. 15 Milyar lebih itu sudah mulai rusak. 

Informasi yang dihimpun media ini di  lokasi TPA Lembur menyebutkan bahwa proyek yang sudah berakhir masa kontrak akhir Desember 2021 silam itu masih menyisahkan dua item pekerjaan yakni sumur bor dan drainase.

Bacaan Lainnya

Salah seorang pekerja TPA kepada media ini membenarkan jika drainase dan sumur bor yang merupakan bagian dari proyek PUPR itu belum selesai dibangun. “Untuk sumur bor dan drainase kami target 1 minggu ke depan sudah selesai,” sebut salah seorang pekerja di lokasi TPA Lembur sembari mengarahkan tangan ke sebuah exavator yang sementara beroperasi menggali saluran.  

Selain menyisahkan drainase dan sumur bor yang belum tuntas dibangun pihak kontraktor tetapi hasil investigasi media ini di lokasi TPA menyebutkan bahwa beberapa item yang telah dibangun sudah mulai rusak. Beberapa item pekerjaan  ditemukan media ini di lokasi TPA sudah mulai rusak diantaranya jalan operasional dalam TPA ditemukan dalam keadaan rusak yang kemudian ditempel dengan cor semen. Tembok penahan jalan di beberapa titik diduga dibangun diatas tanah numpang yang gampang roboh. Selain itu, pekerjaan kolam  sebanyak 5 unit yang sudah mulai tertutup longsoran karena kolam berada di tempat rendah yang dikelilingi timbunan tanah galian yang menjulang tinggi.

Pekerjaan jalan operasional dalam TPA yang ditambal dengan semen. FOTO:MORISWENI/RADARPANTAR.com

Yang menarik, TPA Lembur yang dibangun dengan anggaran Rp. 15 Milyar ini sudah selesai masa kontrak. Masa perpanjangan waktu juga sudah selesai tetapi ada item pekerjaan yang belum tuntas dikerjakan oleh kontraktor.  Kontrak berakhir Desember 2021, sesuai ketentuan ada 50 hari masa perpanjangan tetapi ada item pekerjaan yang belum selesai.

Salah satu orang dekat kontraktor pelaksana di lokasi TPA mengaku dalam waktu satu minggu mendatang semua item pekerjaan bakal tuntas dikerjakan pihaknya. Pekerjaan tinggal sumur bor dan drainase, kami targetkan satu minggu selesai, ungkapnya.  

Kondisi tembok penahan berada di atas tanah yang sudah longsor. Longsoran sudah mengarah ke tembok penahan. Longsoran ini terletak diantara tembok penahan bangunan utama TPA dan lima unit pekerjaan kolam. Gambar diabadikan, Kamis, 10 Maret 2022. Foto:Morisweni/radarpantar.com

Kepada media ini salah seorang warga RT 06/RW 03 Desa Lembur Timur Yafet Famai mengaku kesal dengan kondisi fisik bangunan TPA yang dibangun saat ini.  “Kami tidak setuju dan tidak suka dengan keadaan bangunan TPA karena anggarannya sangat besar tetapi kerja seperti begini,” sebut Famai sembari menegaskan, pihaknya sama sekali tidak menghalang-halangi kontraktor membangun TPA tetapi tolong dijaga kualitas bangunan agar proyek ini bisa bermanfaat bagi warga di daerah ini. Kami bersyukur karena masyarakat dapat lapangan kerja dengan adanya TPA tetapi harus kerja dengan bagus,” kata Famai menambahkan.

“Lihat ini pekerjaan perut sakit karena kualitasnya jauh dari harapan. Kami duga pembangunan lima unit kolam itu justru dikerjakan oleh sopir dan konjak truk karena tukang yang dipekerjakan pada saat itu pulang kampung.  Coba om lihat kualitas bangunan kolam yang dibangun,” terang Famai mengarahkan tangan ke arah kolam yang sebagian sudah tertutup longsoran tanah.  

Kepada kontraktor pelaksana Famai mengingatkan agar kerja dengan baik dan benar dengan penuh tanggung jawab karena akibat dari pembangunan TPA ini dampaknya sudah dirasakan oleh warga RT 05/RW 03 Desa Lembur Timur dimana tanah hasil galian yang berada di ketinggian dibawah banjir  menutupi saluran sehingga air meluap keluar dan merendam beberapa rumah warga. Sebelumnya tidak pernah ada rumah warga yang terendam banjir.   

Item pekerjaan di beberapa titik  sudah rusak itu diantaranya, jalan hotmix (HRS) yang sudah mulai rusak sehingga ditutup dengan item pekerjaan lainnya.  jalan hitmix (HRS) item pekerjaan mengaku

Meski belum rampung dibangun, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Thini Tauselak memastikan  pembangunan TPA Lembur akan rampung dan segera difungsikan. 

Pemerintah melalui unit kerja pelaksana prasarana pemukiman II NTT pada  dinas pekerjaan umum dan perumahan propinsi Nusa tenggara timur (NTT) memastikan  tempat  pembuangan akhir (TPA) lembur, di Desa Lembur Timur Kecamatan Lembur akan rampung dan bisa dimanfaatkan,  kata Thini Tauselak  melalui pesan singkat Whatsaap sebagaimana  metroalor.com, Rabu (9/3/22)

Menurut Thini, ada kendala  pada saat aktifitas di lapangan, namun ia pastikan proyek yang dikerjakan  PT Araya Flobamora  Perkasa (AFP) akan rampung dan difungsikan oleh masyarakat Alor. ”Kami pihak PPK selalu berupaya untuk malaksanakan pekerjaan agar berfungsi” tandas Thini.
Thini  mengaku banyak kendala dilapangan tapi, sejauh ini pihak pemerintah masih mengupayakan agar proyek dengan nilai sebesar Rp. 15 M bisa berjalan dan bisa dimanfaatkan . Ia minta agar kita mendukung dan doakan rekanan agar bisa bekerja secara maksimal.” Bapa saya baru pulang dari Alor, untuk memantau proyek tersebut. Dan dalam waktu dekat akan kembali ke Alor lagi,” kata Thini.
Proyek Tahun Anggaran 2021 dari pos  anggaran pendapatan belanja nasional(APBN) dari kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat RI tersebut, sejak awal dilansir metroalor.com diduga menggunakan material lokal, khususnya batu dan pasir dari hasil galian untuk proyek dimaksud.
 

Menurut Thini, proses pembayaran  keuangan akan dilakukan sesuai dengan ketentuan. ”Nanti kita lihat sampai batas akhir pembayaran akhir tahun sesuai ketentuan yang berlaku” tandas Thini.
Aktifitas pekerjaan dilokasi nyaris tidak terlihat. Hanya ada beberapa pekerja  yang sementara mengerjakan proyek yang bersumber dari anggaran pendapatan belanja negara (APBN) tersebut. Menurut salah satu warga lembur, Yafet Famai, para pekerja (tukang) sudah pulang sejak Desember 2021 lalu, sementara yang lanjutkan pekerjaan saat ini diduga sopir dan konjak dari kontraktor.  “Kami sudah tidak lihat lagi pengawas di lapangan, yang ada hanya para pekerja saja,”  ujjarnya.   ***morisweni

Pos terkait