Timbun Material Proyek di Depan Sekolah, Warga Protes, Kades Batu Ngaku Tidak Mengganggu Kegiatan Belajar Mengajar

Ini material milik PT PP yang ditimbun setinggi dinding gedung SD GMIT Bakalang tetapi diklaim Kades Batu tidak menggangu kegiatan belajar mengajar. FOTO:ISTIMEWAH
Ini material milik PT PP yang ditimbun setinggi dinding gedung SD GMIT Bakalang tetapi diklaim Kades Batu tidak menggangu kegiatan belajar mengajar. FOTO:ISTIMEWAH

RADARPANTAR.com-Timbunan material proyek oleh PT Pembangunan Perumahan di depan SD GMIT Bakalang Desa Batu, Kecamatan Pantar Timur, Kabupaten Alor mendapat protes dari warga setempat. Warga sebut penimbunan material itu menggangu proses belajar mengajar di sekolah itu, tetapi Kepala Desa Batu, Situti Noor mengaku sudah melakukan koordinasi dan tidak menganggu proses belajar mengajar karena suda ada pagar pembatas. 

Untuk diketahui, PT. Pembangunan Perumahan sejak  Agustus 2021 silam.  melakukan penimbunan material berupa bahan bangunan seperti batako dan lainnya di Lapangan Bola Kaki Bakalang, persis di depan SD GMIT Bakalang.  Warga protes karena penimbunan material itu menggangu aktivitas  belajar mengajar. Sebab,  

Bacaan Lainnya

Akibatnya, salah seorang  warga Bakalang Desa Batu,  Yanto Ismail mengecam  kondisi itu sekaligus minta kepada pihak PT. PP agar segera memindahkan bahan material itu ke lokasi lain.

Menurut Yanto, lapangan tersebut memang bukan milik sekolah tetapi letaknya berada di depan sekolah SD GMIT Bakalang. Hampir setiap hari,  perusahaan yang sedang menangani pekerjaan pembangunan rumah rusak akibat Badai Seroja di Pulau Pantar itu melakukan aktivitas bongkar muat material sehingga menggangu aktivitas belajar mengajar.

Lapangan yang ada di lokasi sekolah SD GMIT Bakalang ini dijadikan aktivitas bongkar muat serta tempat penyimpanan material oleh PT. PP TBK persero. Bagaimana dengan aktivitas proses belajar mengajar….?? Mohon sesegera mungkin cari lokasi lain kalau kita semua sayang masa depan generasi kita,” tulis Yanto Ismail di  akun Facebook miliknya, (29/10/21).

Yanto minta kepada Pemerintah Daerah melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Alor, DPRD, Camat Pantar Timur dan Kepala Desa Batu agar segera mengatasinya dengan mencari lokasi lain untuk dijadikan tempat bongkar muat dan penyimpanan material PT. PP.

Kepala Desa Batu, Kecamatan Pantar Timur, Kabupaten Alor Situti Noor ketika dikonfirmasi melalui telepon selular dari Kalabahi, Rabu (03/11) mengaku, penimbunan material itu tidak mengganggu aktivitas belajar mengajar di sekolah itu karena ada pagar pembatas antara lokasi penimbunan material dengan sekolah.

 “Ada koordinasi dengan saya, protes bagaimana … jadi, ijin di dorang saja. Dorang yang yang kepala wilayah jadi harus ijin di dorang. Kalau mereka tidak koordinasi dengan saya itu saya usir itu”

Ketika ditanya apakah timbunan material itu mengganggu proses belajar mengajar, Kades Batu menegaskan, itu yang saya bilang … lihat dulu itu posisi. Kita tahu … itu ada pagar pembatas. Dan itu waktu masih timbun material di lokasi, Kepala Dinas Pendidikan sendiri turun lihat koq … yang waktu serah terima itu.

Menurut dia, sebelum timbun material di lokasi itu sudah dilakukan koordinasi antara piohak perusahaan dengan pemerintah wilayah. “Itu barang sudah koordinasi, tidak mungkin orang lepas-lepas saja. Nah, koordinasi inikan dengan pemerintah setempat, dalam hal ini kepala wilayah to … dia omong dengan saya baru kasih masuk material ko tidak,” ungkapnya.  

Jika ada warga yang melayangkan protes maka demikian Kades Batu, jangan sampai ijin di mereka baru bisa. Dia mengaku penimbunan material itu tidak mengganggu aktivitas belajar mengajar di sekolah itu karena sudah ada pagar pembatas antara material yang ditimbun dengan sekolah, tandas Noor. 

Yang menarik, orang nomor satu di Desa Batu itu mengaku sudah menyarankan kepada pihak perusahaan untuk dialihkan penimbunan material di lokasi lain (arah menuju Desa Ombay). “Di lapangan sudah penuh … anak-anak juga butuh udara segar. Jadi yang lain yang di kapal itu sekarang bongkar di lapangan sebelah, disamping Bakalang menuju Kolijahi,” ungkapnya.  

Pihak PT Pembangunan Perumahan belum berhasil dikonfirmasi karena sedang berada di lokasi yang tidak dijangkau dengan jaringan telepon.    *** mw

Pos terkait