Tercium, Aroma Korupsi Pembangunan Jaringan Air Melalui Dana Desa Bukit  Mas  2021

Pemimpin Redaksi radarpantar.com berada di sumber mata air Lawar dalam satu sesi investigasi, Minggu, 03 September 2023. FOTO:DOK.radarpantar.com
Pemimpin Redaksi radarpantar.com berada di sumber mata air Lawar dalam satu sesi investigasi, Minggu, 03 September 2023. FOTO:DOK.radarpantar.com

BAKULUKA,RADARPANTAR.com-Aroma dugaan Korupsi Pembangunan Jaringan Air Bersih melalui Dana Desa Bukit Mas, Kecamatan Pantar, Kabupaten Alor Tahun Anggaran 2021 tercium. Hasil investigasi media ini, Minggu 03 September 2023 dari sumber mata air Lawar di puncak Bukit Lawar hingga titik terakhir di Pusat Pemukiman Masyarakat di Panea, RT 08/RW 04 ditemukan fakta jika alokasi Dana Desa Bukit Mas senilai Rp. 521 Juta lebih Tahun 2021 itu hanya menambal sulam jaringan air bersih yang telah dibangun melalui Program PPIP Tahun 2001 silam.   

Hasil invesitgasi di sumber mata air Lawar media ini, Minggu 03 September 2023 ditemukan fakta bahwa Pipa jenis HDPE berukuran 2,5 Dim disambung langsung dari sumber mata air tanpa membangun terlebih dahulu bak penyaring  sebelum air disalurkan ke bak reserfoir.  

Bacaan Lainnya

Sementara, yang dibangun melalui Program PPIP ditemukan menggunakan bak penyaring yang menempel di sumber mata air sebelum disalurkan ke bak reserfoir.  Kondisi jaringan yang dibangun melalui PPIP Tahun 2001 ditemukan media ini masih berfungsi menyalurkan air ke bak utama atau reserfoir, kondisi ini dilihat setelah meminta bantuan dua orang warga yang mendampingi media ini membuka penutup bak reserfoir untuk memastikan apakah air dapat disalurkan ke bak reserfoir atau tidak.

Selanjutnya, dari bak penampung utama atau resrfoir ditemukan hanya ada pipa jenis Gif ukuran 2 Dim yang masih terpasang dan berfugsi menyalurkan air menuju pemukiman penduduk di Bakuluka (RT 01, 02, 03/RW 01 dan 02). Ini jaringan yang dibangun melalui Program PPIP sejak Tahun 2001 silam.  

Di Bakuluka untuk warga RT 01, 02, 03 dan 03/RW 01 dan 02/Dusun 1, air ditemukan media ini mengalir lancar di semua bak penampung yang dibangun melalui program PPIP Tahun 2001.   

Karena itu, sama sekali tidak benar jika ada yang mengaku karena jaringan yang dibangun melalui Program PPIP Tahun 2001 itu tidak berfungsi menyalurkan air ke pusat pemukiman masyarakat Desa Bukit Mas sehingga lahir kebijakan baru untuk mengalokasikan anggaran ratusan juta dari Dana Desa untuk membangungan jaringan baru pada Tahun 2021 dari Sumber Mata Air Lawar.

Yang aneh, terjadi masalah untuk menyalurkan air dari puncak Bakuluka menuju pemukumiman masyarakat di Panea, RT 08/RW 04 Dusun 2 Desa Bukit Mas.

Selain ditemukan 1 (satu) unit bak penampung yang sudah rampung dibangun tetapi tidak dapat difungsikan, media ini menemukan fakta lain di lapangan bahwa ada pipa yang disambung dengan menggunakan bambu, ada juga yang sambungannya diikat dengan karet di sambungan meski ada yang menggunakan soket.  Fakta ini ditemukan setelah media ini menelusuri jalur pipa yang dipasang Tahun 2021 melalui dana desa dari ketinggian Bakuluka menuju Panea.  

Untuk jalur Bakuluka-Panea,  jaringan air yang dipasang melalui Program PPIP 2001 dengan pipa jenis GIF, sebagian besar dibongkar  dan diganti dengan pipa HDPE 1 Dim yang diadakan melalui Dana Desa 2021. Sebelum masuk pemukiman masyarakat di Panea dan di pusat pemukiman masyarakat Panea,  pipa HDPE 1 Dim itu kembali disambung dengan menggunakan pipa jenis GIF 1 Dim yang dibangun PPIP Tahun 2001 silam.  

Sayangnya, air tidak dapat disalurkan secara baik melalui jaringan yang dibangun dengan menggunakan Pipa Jenis HDPE 1 Dim dari ketinggian Bakuluka menuju pemukiman masyarakat di Panea.  

Di Bak Penampung terakhir (dibangun melalui dana desa 2021) sebelum masuk pemukiman masyarakat di Panea media ini menemukan fakta bahwa  air tidak bisa mengalir ke dalam bak penampung,  padahal di bak penampung yang terletak di ujung pemukiman masyarakat di Bakuluka  air mengalir deras, bahkan sampai terbuang begitu saja.

Banyak warga di Panea yang mengaku, sejak dibangun jaringan air melalui program PPIP Tahun 2001, masyarakat Panea menikmati air bersih dengan baik dan lancar. Mereka mengaku baru mengalami kesulitan mendapatkan air setelah ada kebijakan membangun jaringan air dari sumber mata air yang sama melalui Dana Desa Tahun 2021 seperti berita media ini edisi sebelumnya.   

Semua fakta yang ditemukan saat melakukan investigasi ada disertakan foto dan video.

Lain di Sumber Mata Air Lawar, lain juga ceritera dari Sumber Mata Air Panggar dan Sumber Mata Air Dingin.  

Pada Tahun 2022, pemerintah Desa Bukit Mas kembali mengalokasikan Dana Desa sebesar Rp. 313.121.920 (Tiga Ratus Tiga Belas Juta Seratus Dua Puluh Satu s embilan Ratus Dua Puluh Rupiah) untuk membangun jaringan air dari  Sumber Mata Air Panggar ke pemukiman masyarakat di Ebenbur (RT 05/RW 03, Dusun 2). Kali ini ditemukan jika airnya mengalir bagus dan dinikmati warga.

Hanya, instalasi perpipaan yang ditemukan dari sumber mata air ke bak penampung yang dibangun melalui Program PANSIMAS Tahun 2016. Untuk perpipaan yang menyalurkan air pusat pemukiman masyarakat masih menggunakan pipa lama dari Program PANSIMAS. Sambungan perpipaan dalam pusat pemukiman menggunakan karet ban.  

Jaringan air bersih dari sumber mata air Panggar ini menggunakan 1 (satu) unit mesin pompa dengan 24 (dua puluh empat) unit panel solar sel  sehingga jaringan airnya berfungsi hingga  sekarang.  

Yang dinilai gagal adalah kebijakan untuk menarik air dari sumber mata air Dingin, ada kebijakan untuk menyalurkan air ke pemukiman masyarakat di Panea tetapi tidak berhasil karena debitnya kecil sehingga dialihkan penyalurannya ke pemukiman masyarakat Dona, RT 08/RW 04, Dusun II. Ini yang mengakibatkan pembangunan 1 (satu) unit bak penampung di Panea tidak dapat dilanjutkan pembangunannya.  

Khusus untuk jaringan perpipaan di Dona, ditemukan pipa baru dan ada pipa lama melalui Program PANSIMAS 2016. Ukurannya juga beda-beda. Ada yang 1,5 dim, ada juga yang 1 dim. Semua sambungan diikat dengan menggunakan karet ban dalam.

Untuk diketahui, pembangunan jaringan air bersih dari sumber mata air Lawar yang terletak di ketinggian pemukiman Bakuluka menurut Baliho Infografi Desa Bukit Mas Tahun 2021 senilai Rp. 521.739.532 (Lima ratus dua puluh satu juta tujuh ratus tiga puluh sembilan ribu lima ratus tiga puluh dua rupiah), sementara di papan proyek ketika pembangunan berjalan tercantum Rp. 319.717.000 (Tiga ratus sembilan belas juta tujuh ratus tujuh belas juta rupiah).

Bahan yang dibelanja berdasarkan hasil investigasi di lapangan, pipa HDPE ukuran 2,5 Dim kurang lebih 50 Meter yang dipasang dari sumber air ke Bak Reserfoir tanpa bak penyaringan sebagaimana yang dbangun melalui Program PPIP Tahun 2001.  

Selain Pipa HDPE ukuran 2,5 Dim, bahan lain yang dibelanjakan adalah Pipa HDPE ukuran 1 Dim yang dipasang dari pemukiman Bakuluka menuju Panea kurang lebih 800 meter, tetapi kurang lebih 200 Meter sebelum masuk pemukiman masyarakat di Panea Pipa HDPE ukuran 1 Dim itu sudah disambung dengan pipa Gif yang dibangun melalui Program PPIP Tahun 2001.  

Sedangkan dua bak penampungan yang dibangun dengan total anggaran diatas,  1 (satu) unit yang terletak di ujung pemukiman masyarakat di Bakuluka ditemukan dalam kondisi tidak difungsikan atau mubasir.  Dan 1 (satu) unit bak penampung lainnya dibangun di lokasi sebelum masuk pemukiman masyarakat di Panea.

Kepala Desa Bukit Mas, Kecamatan Pantar,  Kabupaten Alor, Yehskiyel Kerhom, S.Sos ketika dikonfirmasi menegaskan jika semua yang dikerjakan sesuai RAB. Karena anggaran yang tersedia melalui dana desa terbatas sehingga demikian Kerhom, sebagian pembangunan jaringan air dari sumber air Lawar menggunakan jaringan lama yang dibangun melalui Program PPIP 2001 silam.

Ditambahkan Kerhom, bagaimana mau korupsi kalau pengelolaan dana dana desa sekarang sudah sangat terbuka dan transparan.  Anggaran untuk pembangunan jaringan juga ditransfer langsung ke pihak ketiga, bukan seperti tahun-tahun sebelumnya,  ungkap Kerhom yang baru berhasil dikonfirmasi media ini di Kalabahi, Selasa 05 Agustus 2023 malam.  *** morisweni

Pos terkait