Tak Mau Divaksin Warga Batu Putih Lari Masuk Sembunyi di Hutan

Babinkamtibmas Desa Alila Timur AIPDA Dominggus Bole Dede
Babinkamtibmas Desa Alila Timur AIPDA Dominggus Bole Dede

Tak Mau Divaksin Warga Batu Putih Masuk Sembunyi di Hutan

KALABAHI, RADARPANTAR.COM-Ini akibatnya jika mengkonsumsi berita hoax yang liar dibangun oknum tidak bertanggung jawab di media sosial. Terhipnotis dengan berita hoax,  kurang lebih 300 warga Dusun B Batu Putih Desa Alila Timur Kecamatan Kabola Kabupaten Alor Propinsi Nusa Tenggara Timur  hijrah bersembunyi di hutan karena takut disuntik vaksin Covid 19.

Demikian dikemukakan  Babinkamtibmas Desa Alila Timur AIPDA Dominggus Bole Dede, Rabu, (17/02) kepada wartawan di Kalabahi.  Warga Kampung Batu Putih itu beramai-ramai lari bersembunyi ke hutan karena takut di suntik vaksin Covid-19. Ketakutan ini dipicu  mengkonsumsi sejumlah informasi HOAX yang beredar di media sosial tentang vaksin covid 19.

Domi demikian  Dominggus Bole Dede akrab disapa mengaku warga dari  300 di wilayah itu tinggal dua orang yang bertahan  tinggal di kampung. “Mereka saya punya warga binaan. Dan betul warga Batu Putih lari sembunyi ke hutan. Ada sekitar 300 hanya dua orang saja yang tetap tinggal di kampung karena kebetulan dua orang itu tukang ojek,” tandas Domi

Bacaan Lainnya

Menurut Domi, warga yang lari sembunyi ke hutan itu hanya karena  membaca berita HOAX di media sosial bahwa program vaksinasi Covid-19 yang dicanangkan oleh pemerintah itu berbahaya bagi tubuh. Jadi, “mereka yang ini lari akibat termakan berita HOAX. Padahal vaksin tidak berbahaya. Buktinya  banyak pejabat sudah menerima vaksin terlebih dahulu guna lebih meyakinkan bahwa vaksin tidak berbahaya. Warga sendiri juga belum ada agenda untuk vaksin tapi sudah lari sembunyi ke hutan,” ungkap Domi.

Ia menyebut, warga yang lari bersembunyi ke hutan itu ada yang sudah kembali ke kampung ada yang masih bertahan di hutan.  Dirinya kemudian memberikan himbauan dan pemahaman kepada warga bahwa vaksin tidak berbahaya. “Jadi sampai sekarang ada yang sudah kembali ke kampung ada yang tidak. Yang tidak kembali itu mereka buat pondok di hutan lalu tinggal disana,” ungkap Domi. *** morisweni

Pos terkait