Soal Stunting Jadi Destinasi Wisata, Bupati Alor: Ada Kampung Stanti di Alor

Bupati Alor Drs. Amon Djobo, M.AP.FOTO:MORISWENI/RP
Bupati Alor Drs. Amon Djobo, M.AP.FOTO:MORISWENI/RP

KALABAHI, RADARPANTAR.com- Bupati Alor Drs. Amon Djobo, M.AP  menyebutkan jika ada Kampung Stanti di Kecamatan Pureman, Kabupaten Alor yang merupakan salah satu destinasi yang unik dan masih sangat alami.  Karenanya istilah stunting sebagai destinasi wisata seperti penjelasan salah satu peserta pemilihan Nyong dan Nona Alor Tahun 2022 di Ajang Expo XV menjawab pertanyaan dewan juri bisa saja salah paham. 

Dewan juri menanyakan stunting dan dijawab salah satu peserta pemilihan Nyong dan Nona Alor 2022 sebagai destinasi wisata. Itu bisa saja ada kesalah pahaman, karena di Kecamatan Pureman itu ada Kampung Stanti yang merupakan Kampung Wisata Tradisional yang terletak di Kali Maneka,  sebut Djobo ketika menghubungi RADARPANTAR.com, Senin (10/10) melalui telpon selular.  

Bacaan Lainnya

Karena itu demikian Djobo,  tidak salah juga apa yang disampaikan peserta pemilihan Nyong dan Nona Alor 2022 ketika menjawab dewab juri.

Sekedar info,  pernyataan Stunting jadi Destinasi Wisata yang mendapat klarifikasi Bupati Alor ini  disampaikan oleh salah satu peserta  pemilihan Nyong dan Nona Alor 2022 saat ditanya dewan juri apa penyebab utama stunting.

Dijelaskan Djobo,  pernyataan Stunting Jadi Destinasi Wisata yang disampaikan salah seorang peserta pemilihan Nyong dan Nona Alor 2022 hanya persoalan kesalahan pemahamam karena itu publik diharapkan tidak terus menerus mengembangkan opini yang kemudian bisa mengarah kepada terganggunya psikologi anak muda ini dalam pergaulan di komunitasnya.

“Ada yang menanyakan stunting atau stanti. Stanti itu adalah salah satu kampung wisata yang ada di Kali Maneka, Kecamatan Pureman. Pada jaman perang itu jadi  tempat orang bersembunyi ketika diburuh bangsa penjajah. Sekarang tempat orang bersembunyi kalau ada masalah atau  tempat orang  mencari ilmu atau bertapa. Ada juga kolam hidup yang ada di Peitoko,” terang Djobo dari balik telpon selular sembari mengingatkan jika tidak bisa kita persalahkan anak muda ini.

Anak-anak ini adalah generasi masa depan daerah ini yang harus kita jaga mental dan melindunginya, tandas Djobo.   

Jadi, tidak salah juga. Tidak salah juga apa yang disampaikan oleh peserta pemilihan Nyong dan Nona Alor 2022 waktu itu. Bisa saja dia salah dengar, ungkapnya. 

Dijelaskan Djobo bahwa  Kampung Stanti memiliki destinasi wisata yang unik. “Ada kampung kecil namanya Kampung Stati itu ada gua yang tiga bilik di situ. Di arah utara Kali Maneka. Saya Camat lama di sana. Jadi saya tahu persis,” sebutnya menambahkan, 

Jadi ada yang mengatakan stunting itu destinasi wisata, memang ada satu kampung di sana Stanti. Jadi tidak salah, ujarnya.

Karena itu, ia meminta agar perlu klarifikasi yang baik. Jadi, “teman-teman perlu memberikan klarifikasi yang baik. Jangan sampai menodai warna sari kehidupan manusia atau kehidupan teman-teman muda di daerah ini,” pungkasnya.

Sebelumnya, sebuah video viral   di media sosial, termasuk grup WhatsApp yang menampilkan sebutan stunting sebagai Destinasi Wisata.

Video berdurasi 1 meenit 20 detik itu mendadak viral  dan diperbincangkan netizen karena pemahaman salah satu peserta pemilihan Nyong dan Nona Alor 2022.yang menyebut Stunting sebagai Destinasi Wisata.

Salah satu peserta audisi pemilihan Nyong dan Nona Alor 2022, Nelson ketika diberi pertanyaan nomor 25 tentang apa penyebab utama terjadinya stunting Sabtu (8/10/2022) di panggung utama Expo Alor XV,.

“Ya baik, terima kasih saya akan menjawab, stunting ialah salah satu spot wisata, yang mana dimiliki oleh salah satu daerah, dengan destinasi-destinas wisata, dapat memberikan pesona alam yang baik bagi sesuatu daerah tertentu, terima kasih saya kembalikan,” ujarnya penuh percaya diri.

Orang nomor satu di Kabupaten Alor ini menaruh harapan agar para pimpinan birokrat di semua jenjang pemerintahan, baik itu pimpinan OPD maupun para pimpinan wilayah agar menjadikan diri sebagai laboratorium dan perpustakaan  dalam memberikan edukasi kepada masyarakat agar masyarakat mengetahui dan memahami berbagai isu yang berkembang di masyarakat yang bisa mengakibatkan adanya  gep antara masyarakat dengan pemerintah.  

Para pemimpin di pemerintahan kata Djobo, harus memiliki referensi yang cukup oleh karena yang bersangkutan adalah merupakan laboratorium dan perpustakaannya masyarakat.

Kepada para pimpinan birokrasi pemerintahan Djobo mengingatkan agar jangan hanya mengejar untuk mendapatkan jabatan dan kuasa tanpa diimbangi dengan literasi yang memadai. Pemimpin di level dimanapun di  pemerintahan  daerah ini harus memiliki referensi yang cukup tentang persoalan kemasyarakatan maupun kehidupan manusia di daerah ini. *** morisweni

Pos terkait