KALABAHI,RADARPANTAR.com-Ribut-ribut antara Ketua Yayasan Abdi Mulia Sejahtera Muliawan Djawa dengan Aisyah Bahweres-mantan bendahara Yayasan Abdi Mulia Sejahtera di dapur Makan Bergizi Gratis, Kadelang, Kalabahi, Kabupaten Alor makin ribet. Tak berhasil menemukan solusi, Muliawan persilahkan melaporkan kepada polisi. Aisyah menegaskan siap menguji bukti meladeni tawaran Muliawan di kepolisian.
Ibarat saling balas pantun, Muliawan mempersilakan Aisyah melanjutkan polemik dengan Yayasan yang dipimpinnya ke kepolisian. Dari kubu Aisyah, bahkan sudah jauh terlebih dahulu merencanakan tantangan Muliawan itu untuk melanjutkan polemiknya dengan Yayasan Abdi Mulia Sejahtera ke kepolisian.
Permintaan untuk membawa polemik antara mantan bendahara Yayasan Abdi Mulia Sejahtera dengan Ketua Yayasan ke polisi itu disampaikan Ketua Yayasan Abdi Mulia Sejahtera Muliawan Djawa saat adu mulut dengan mantan bendaharanya Aisyah di dapur MBG Kadelang, Kelurahan Kalabahi Timur, Kecamatan Teluk Mutiara, Kabupaten Alor, Rabu (13/08/2025).
Adu mulut antara Ketua Yayasan Abdi Mulia Sejahtera dan Mantan Bendaharanya, Aisyah itu mengundang perhatian warga di tetangga dapur MBG, dan warga lainnya yang melintas di ruas jalan menuju dapur MBG Kadelang.
Awalnya Aisyah mendatangi dapur milik Yayasan Abdi Mulia Sejahtera yang bermitra dengan Badan Gisi Nasional itu untuk mengambil barang-barang miliknya di dapur MBG. Sayangnya, Aisyah dan sejumlah kolega yang datang untuk mengambil barang miliknya sesuai surat SPPG dan Ketua Yayasan Abdi Mulia Sejahtera tidak diperkenankan security mengambil barangnya di dapur sehingga terjadi adu mulut antara Aisyah dan security di dapur MBG.
Tak hanya melarang Aisyah mengambil barangnya di dapur MBG, security itu sempat mengeluarkan pernyataan dengan nada kasar dan mengancam wartawan yang meliput kejadian di dapur itu.
Aisyah sedang memberikan bukti atau kuitansi untuk melengkapi laporan pengelolaan keuangan yang diminta Pimpinan Yayasan Abdi Mulia Sejahtera. Beberapa bundel bukti ini yang akan dibawa ke polisi. FOTO:MABES/INFONTT
Tak lama berselang, securty itu menuntup mintu dapur MBG. Sejurus kemudian, datang Ketua Yayasan Abdi Mulia Sejahtera Muliawan Djawa yang bermitra dengan Badan Gisi Nasional mengelola dapur yang terletak di Kadelang Bawa Kelurahan Kalabahi Timur, Kecamatan Teluk Mutiara.
Jangan coba-coba, saya kasitau memang, jangan ada yang masuk e. Kalau mau lapor saya, lapor di polisi sana, kata Muliawan dengan nada meninggi saat tiba di kompleks dapur MBG. Sementara pintu dapur masih dalam keadaan tertutup.
Kita panggil bawa kuitansi datang kalau memang barang mama punya silakan mama ambil, kata Muliawan disanggupi Aisyah.
Aisyah minta Yayasan silakan menjadwalkan kapan ia membawa kuitansi atau bukti-bukti terhadap laporan yang menurutnya sudah ia sampaikan ke para pkihak, termasuk Ketua Yayasan.
Permintaan Aisyah menjadwalkan pertemuan untuk menyampaikan bukti atau kuitansi itu disanggupi oleh Ketua Yayasan Abdi Mulia Sejahtera, Muliawan Djawa.
Tolong jadwalkan untuk saya pertanggung jawabkan, pinta Aisyah yang kemudian diamini Ketua Yayasan dengan mengatakan, siap … siap … siap.
Menurut Muliawan surat yang ia sampaikan kepada Aisyah untuk mengambil barang-barang miliknya yang dibongkar itu karena mengganggu aktivitas di dapur.
Sayangnya, Aisyah menegaskan jika ia tidak pernah membongkar barang miliknya di dapur, Aisyah justru menuduh jika SPPG yang membongkar barang-barang miliknya di dapur.
Begini saja, supaya enak, tidak ribut-ribut kita selesaikan saja di polisi. Selesaikan saja di kepolisian supaya ada yang jadi penengah, pinta Muliawan.
Aisyah mengaku lucu karena pihak yayasan menyuruh mengambil barang miliknya di dapur tetapi ketika hendak mengambil barang miliknya, Ketua Yayasan justru tidak mau.
Menurut Muliawan, bukan tidak mau, biar nanti anak-anak yang bawa keluar. Artinya, Aisyah menunggu di luar dapur. Tetapi karena Aisyah bersikeras untuk masuk dalam dapur sehingga Muliawan menyarankan lagi untuk lapor polisi saja.
Aisyah menegaskan bahwa tidak ada satupun pengurus yayasan yang memiliki barang di dapur, kecuali barang-barang miliknya. Uang yayasan dari awal untuk operasional dapur juga dicari pinjaman sendiri oleh Aisyah, meskipun yang bayar pihak yayasan seperti kata Muliawan saat adu mulut dengan Aisyah.
Aisah mengaku mencari sendiri pinjaman untuk membiayai operasional yayasan sejak awal karena orang tidak percaya kamu.
Yang jelas saya ke dapur untuk mengambil barang berdasarkan surat SPPG dan Ketua Yayasan, tetapi tiba di dapur, saya tidak diijinkan masuk untuk memgambil barang.
Muliawan seperti sikap awalnya agar ke polisi saja biar ada yang memutuskan.
Aisyah mengaku sebagian besar bangunan di dapur itu adalah miliknya, termasuk sumur bor dan meteran listrik, sedangkan lahannya itu merupakan milik Anwar Tey. Yayasan dalam perjanjiannya dengan pemilik lahan itu hanya menyewah lahan, sedangkan bangunan itu dibangun sejak awal oleh Aisyah yang terlebih dahulu menyewah lahan milik Anwar Tey untuk mengembangkan usaha batako.
Meski sedang mengembangkan usaha batako di lahan itu, tetapi karena merasa menjadi bagian dari Yayasan Abdi Mulia Sejahtera sehingga ia memutuskan untuk menghentikan usaha batako dan menjadikan bangunan yang telah ia bangun untuk mendukung dapur MBG milik Yayasan Abdi Mulia Sejahtera.
Tak hanya itu, sebagian besar peralatan dapur ia datangkan dari usaha cafe miliknya di Pantai Reklamasi Dulionong dan menutup usaha cafe hanya untuk mendukung operasional dapur MBG.
Sayangnya ibarat kacang lupa kulit, semua yang ia korbankan untuk mendukung operasional dapur dibalas dengan ‘racun’ oleh Yayasan Abdi Mulia Sejahtera seperti yang ia rasakan saat ini.
Mengenai bukti-bukti atau kuitansi terhadap laporan keuangan yang telah ia sampaikan kepada Ketua Yayasan, Aisyah mengaku ada dalam kantongnya secara lengkap. Aisyah berjanji akan membuka semuanya itu dalam proses hukum yang segera ia tempu dalam waktu dekat.
Menanggapi pertanyaan media mengapa bukti-bukti atau kuitansi terhadap anggaran Rp. 1 Milyar lebih tidak disampaikan kepada Ketua Yayasan, Aisyah menegaskan jika ia enggan menyerahkan kuitansi atas laporan yang ia buat bersama Sekretaris Yayasan itu karena takut buktinya dihilangkan, mengingat hubungannya dengan pimpinan yayasan lagi tidak sehat.
“Semua kuitansi belanja ada tersimpan rapi, saya akan buka semuanya di polisi,” kata Aisyah sambil menunjukan beberapa bundel kuitansi yang ia susun perbulan selama dirinya diberikan peran oleh yayasan mengelola keuangan. *** morisweni