Resmikan Gedung Megah RS Daerah Kalabahi, VBL Minta Pelayanan Harus Berkualitas

Didampingi Bupati Alor Drs. Amon Djobo, M.Ap dan Ketua DPRD Alor Eny Anggrek, SH, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat hendak menanda tangani prasasti peresmian Gedung Rawat Nginap dan HCU RSD Kalabahi dan Puskesmas Mebung, Kamis (09/06). FOTO:MORISWENI/RADARPANTAR.com
Didampingi Bupati Alor Drs. Amon Djobo, M.Ap dan Ketua DPRD Alor Eny Anggrek, SH, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat hendak menanda tangani prasasti peresmian Gedung Rawat Nginap dan HCU RSD Kalabahi dan Puskesmas Mebung, Kamis (09/06). FOTO:MORISWENI/RADARPANTAR.com

KALABAHI,RADARPANTAR.com-Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat dalam kunjungannya di Kabupaten Alor, Kamis 9 Juni 2022 berkesempatan meresmikan Gedung Rawat Nginap, High Care Unit (HCU) Rumah Sakit  Daerah (RSD) Kalabahi dan Puskesmas Mebung. Di serimonial peresmian gedung tiga lantai itu Laiskodat yang keren disapa VBL itu  minta agar ada pelayanan berkualitas dari tenaga medis yang harus didapatkan pasien di dalam gedung megah ini.  

Acara peresmian RSD ini ditandai dengan pemukulan gong dan penandatangan prasasti oleh Gubernur VBL, serta pengguntingan pita oleh Ketua DPRD Kabupaten Alor, Enny Anggrek,SH.

VBL dalam sambutannya mengatakan, membangun fasilitas kesehatan adalah sebuah keharusan atau kewajiban, tetapi doanya jangan supaya orang masuk rumah sakit. 

Bacaan Lainnya

Politisi Partai Nasdem ini menegaskan, keberhasilan sebuah daerah itu bukan membangun rumah sakit dan orang masuk banyak di rumah sakit, keberhasilan sebuah daerah terhadap kesehatan yang luar biasa adalah jangan orang masuk rumah bukan karena orang takut masuk rumah sakit, tetapi karena memang tidak ada orang yang sakit.  

Jadi, demikian VBL, anggaran terbesar pemerintah bukan tertuju kepada pembangunan instalasi atau bangunan tetapi yang paling besar uangnya harus kepada yang sehat agar tetap sehat . Ini cara berpikir yang benar.  Jangan dibalik,kita harus membangun rumah sakit supaya orang sakit dirawat. Itu pikiran tidak salah, karena keshatan ini kebutuhan dasar sebagai manusia disamping ekonomi, pendidikan yang merupakan tiga bidang utama dalam menilai sebuah daerah dianggap maju peradaban atau tidak.  

Tetapi cara berpikirnya jangan dibalik bahwa kita punya rumah sakit, orang sakit berapa banyak pun kami tampung, jangan. Itu pikiran yang salah itu. Kita harus punya uang untuk menuju bagaimana yang sehat tidak boleh sakit, sebut VBL.

Menurutnya, pekerjaan besar seperti ini memang butuh propaganda, latihan, sosialisasi dan seluruh pihak harus berkolaborasi. Karena kesehatan itu ivestasi. Jadi kalau orang sakit itu berarti terjadi kerugian, karena itu tidak boleh ada orang yang sakit, kalau orang sakit kita akan rugi.

VBL mengaku bersyukur karena punya bupati dan wakil bupati yang pintar di daerah ini (Alor). Walaupun mukanya kurang bagus, tetapi semangatnya luar biasa.

Banyak sekali pemerintah terutama, kita membangun gedung dan rumah yang indah, masyarakat lihat dari luar itu aduhai, tahun depan kita balik kalau hujan ngalir kiri kanan, bocor sana-sini, toilet bauh, segala macam fasilitas hancur semua, ungkapnya.

“Saya kalau resmikan sebuah gedung saya tanya ini tempat siapa yang jaga. Saya pernah datang di suatu tempat, saya lihat rumah sakitnya saya lihat hebat betul dari luar. Masuk dalam rumah sakit ke toilet bauhnya minta ampun. Saya bilang kami ini cantik/ganteng di depannya saja, buka pigi semua hancur,” ungkapnya menegaskan.  

Ditambahkannya, kita punya ciri kas itu hobi membangun tetapi tidak pernah memberikan pelayanan yang berkualitas.  Karena itu saya titip nomor satu, uang Rp. 36 milyar itu itu uang besar, maka pelayannya itu harus luar biasa. Orang masuk rumah sakit itu tidak takut. Dulu dr. Benboi (alm) bilang begini, kalau dokter, perawat, para medis begitu orang sakit datang, senyum saja 50 persen sakitnya hilang.

Karena itu VBL menuntut kepedulian dalam membangun fasilitas kesehatan juga memberikan kita sebuah services di dalam melayani masyarakat.  Karena itu saya ingin agar gedung ini benar-benar dapat dipakai sebagai fasilitas yang luar biasa, bukan saja gedungnya yang menurut Bupati Alor ajaib, melintang diantara jalan umum, tetapi begitu orang masuk rumah sakit menemukan kualitas pelayanan peradaban yang luar biasa.

Saya kalau di Kantor Gubernur orang datang masuk toilet keluar dia bilang bauh kepada gubernur maka saya pastikan Kepala Biro Umum menjilat lantainya sampai ke dalam urinori … wajib! Karena dia mempermalukan gubernur. Tugas dia itu menjaga supaya orang tidak boleh komplein. Saya tidak tahu dengan Kantor Bupati Alor, ujar VBL sembari menambahkan, karena  itu saya selalu bilang, kalau saya yang kepala rumah sakit maka kalau orang datang saya bisa kasih tunjuk, saking percayanya terhadap services  dan kualitas kepercayaan saya, saya bisa ambil roti taruh di lantai dan makan. Saya pastikan bahwa saya jaga betul dan saya yakin saya tidak akan sakit karena kebersihan saya jaga, terang VBL yang juga mantan Ketua Fraksi Partai Nasdem DPR RI.

“Tadi Bupati katakan bangunan baru ini kapasitasnya 150 tempat tidur, namun saya berharap yang nanti berobat atau terisi hanya setengah atau seperempat bagian saja,” ujar VBL.

VBL pada kesempatan itu minta agar rumah sakit yang dibangun bagus ini harus diimbangi dengan pelayanan yang berkualitas. Rumah sakit jangan memberi pesan rumah sakit, namun pesannya harus enjoi.

“Rumah sakit ini lantai 2. Tapi pelayanannya harus bintang lima, sehingga tidak ada komplein. Kalau komplein berarti kelas melati. Kita jangan hanya hobi membangun, namun pelayanannya tidak maksimal,” tegas VBL mengingatkan.

Selain tentang kebersihan dan kualitas bangunan yang ada, VBL juga menyinggung tentang keindahan sebuah bangunan yang harus memiliki taman yang asri dan tempat parkir yang memadai.

“Bangun tamannya jangan tunggu anggaran lagi, tapi bisa menggunakan akal yang ada, apalagi dokter-dokter sangat pintar dalam menata taman yang ada. Bunga terlalu banyak hingga di hutan juga ada bunga, masing-masing orang bisa menanamnya,” tandas VBL.

Berkaitan dengan alkes, VBL mengatakan, alkes merupakan sarana yang penting yang harus dipenuhi, dan dirinya menyetujui apa yang disampaikan Bupati Alor tentang pengadaan alkes tahun 2023 dengan besar anggaran Rp. 3,7 miliar.

VBL mengingatkan, alkes yang diadakan harus berkualitas dan bisa dapat dimanfaatkan oleh sumber daya manusia yang ada. Jangan beli alat canggih tetapi SDM kita tidak mampu mengoperasikannya.  

Sementara itu Bupati Alor, Drs. Amon Djobo  dalam sambutannya mengatakan, pembangunan rumah sakit tersebut melalui sebuah pergumulan. Pasalnya selama ini wajah RSUD Kalabahi sangat buram.

Menurut Djobo, pembangunan gedung baru RSUD Kalabahi ini dibiayai dengan jumlah anggaran sebesar Rp,. 36 miliar dengan sumber pembiayaan DAK.

Bangunan yang ada, kata Djobo, dengan konstruksi bangunan 3 lantai dan kapasitas sebanyak 150 tempat tidur.Gedung baru ini  merupakan cermin dari peradaban kemajuan daerah.

Djobo menegaskan, fasilitas kesehatan yang dibangun tersebut termasuk gedung Puskesmas di 18 kecamatan di Kabupaten Alor bukan sebuah kampanye, namun merupakan bagian dari program Alor Sehat, Alor Kenyang, Alor Pintar.

Hadir dalam acara peresmian ini, Bupati Alor, Drs. Amon Djobo dan Wakil Bupati, Imran Duru, Ketua DPRD Alor, Enny Anggrek, SH, Staf Ahli Gubernur, Prof. DR. Daniel Kameo, pejabat dari Pemerintah Provinsi NTT, Forkopimda Kabupaten Alor, Direktur RSD Kalabahi, dr, Ketut Indrajaya dan undangan lainnya. *** morisweni 

Pos terkait