KALABAHI,RADARPANTAR.com-Expo Alor XV dan Alor Karnaval VIII 2022 sudah berlalu. Ajang promosi budaya dan produk lokal unggulan terbukti membawa dampak positif bagi para pelaku usaha kecil menengah yang selama ini menjajakan jualan di lapangan mini Kalabahi, tempat Expo Alor dan Alor Karnaval digelar. Salah seorang penjual gorengan, Bibi Sandia mengaku gorengan dan aneka minuman ringan selama berlangsungnya Expo Alor laku terjual empat kali lipat dari waktu sebelumnya.
Pengakuan ini disampaikan Bibi Sandia dalam obrolannya dengan wartawan media ini di tempat jualan gorengan yang terletak di pintu masuk sebelah kanan Lapangan Voli dan Lapangan Basket di bagian atas jalan poros Kota Kalabahi.
Kalau untung si bisa saja terjadi tetapi jualan kami selama pelaksanaan Expo Alor itu rata-rata laku empat kali lipat sebelum Expo Alor dilangsungkan, sebut Bibi Sandia, warga Kelurahan Wetabua, Kecamatan Teluk Mutiara, Kabupaten Alor.
Bersama suaminya Paman Hamka, Bibi Sandia cukup dikenal warga Kota Kalabahi yang merupakan langganan gorengan merupakan pelaku usaha UKM yang selama ini menjual gorengan dan aneka minuman ringan di Lapangan Mini Kalabahi.
Jika Bibi Sandia-penjual tetap di Lapangan Mini Kalabahi mengaku jualannya laku empat kali lipat dari hari-hari sebelum Expo Alor digelar, maka lain dengan sejumlah mama-mama yang memanfaatkan momentum Expo mengais rezeki.
Dua penjual kacang goreng, kaca rebus dan makanan ringan lainnya mengaku mendapat keuntungan lebih selama berjualan di Expo Alor. Bibi Siti, penjual kacang goreng menyebutkan, kalau ia datang Pukul 15.00 wita dan pulang sekitar Pukul 22.00 wita maka bisa bawa pulang Rp. 200 hingga Rp. 300 ribu rupiah dari hasil menjual kacang goreng/kacang rebus dan aneka minuman ringan lainnya.
Bibi Siti yang mengaku selama ini berjualan di kios miliknya di rumah pribadi mendapatkan keuntungan yang berbeda. “Kalau di rumah na pendapatan begitu-begitu saja. Mama datang jual di sini (Expo) baru bisa dapat untung sedikit-sedikit ko bisa bayar cicilan koperasi dan beli beras di rumah,” ungkapnya.
Yang menarik, Bibi Siti minta kepada pemerintah supaya Expo seperti ini dibuat terus sehingga ia dan mama-mama lain bisa berjualan terus di tempat Expo. “Kalau kita harap jual di rumah na begitu tu anak. Ada Expo ini yang kita datang jual di sini na bisa untung sedikit,” katanyanya.
Bibi Siti mengaku anak-anaknya sudah mendapatkan kerja tetapi mereka juga sudah berkeluarga dan memiliki tanggung jawab sehingga sebagai orang tua ia tidak mau bergantung kepada anak-anak, karenanya ia menggunakan kesempatan Expo ini untuk membawa barang-barang jualan di kios pribadi di rumah untuk dijual di arena Expo.
Penjual kacang goreng dan jajanan anak-anak yang berjualan di sebelah Bibi Siti, Bibi Nur juga hampir senada. Bibi Nur malah menjawab media ini sebelum dimintai keterangan dengan mengatakan, kalau bisa Expo ini dibuat terus supaya pihaknya juga mendapatkan kesempatan untuk berjualan di arena Expo.
“Anak, pokoknya lumayan la. Kami bisa dapat untung dari jualan di sini. Tiap tahun kalau ada Expo na kami ini yang selalu datang jual di sini,” sebut Bibi Nur sembari menambahkan, kami datang jual di Expo karena barang cepat laku dan kami bisa bawa pulang uang di rumah. keuntungan yang menggunakan Expo sebagai tempat menjualmencari pendapatan,” ungkap Bibi Nur bersemangat .
Bupati Alor, Drs.Amon Djobo,M.AP dalam penutupan Expo Alor XV dan Alor Karnaval VIII mengatakan, hari hujan telah tiba, saatnya kembali ke kampung dan kecamatan masing-masing untuk mempersiapkan kebun dan lading untuk menghadapi musim tanam tahun ini.
Djobo menyampaikan terima kasih atas peran serta semua pihak, sehingga penyelenggaan event selama empat hari itu belangsung aman dan damai. Bahkan, sebagaimana dilaporkan Ketua Panitia Expo Alor XV dan Alor Carnaval VIII Tahun 2022, Drs.Soni O.Alelang bahwa terjadi transaksi jual beli barang seperti kerajinan khas masyarakat Alor, komoditi unggulan pertananian/perkebunan unggulan, maupun berbagai jenis kuliner lokal di arena Expo Alor mencapai Rp 1,3 Milyar. Uang sebesar itu beredar di kalangan pengusaha, UMKM hingga pedagang kaki lima.
Seperti yang dikutip alorpos.com, setiap malam belasan ribu pengunjung memadati arena Expo Alor di stadion mini yang terletak di jantung kota Kalabahi itu. Jika 10.000 pengunjung berbelanja senilai Rp 30.000 saja/malam, maka peredaran uang 10.000 x 35.000 = Rp 300 Juta x 4 malam = 1.200.000.000.
“Sepuluh ribu lebih pengunjung setiap malam pada arena Expo Alor ini, memberikan gambaran yang luar biasa dan memberikan harga bagi Expo Alor berikutnya,”kata Djobo yang sempat mempertaruhkan jabatannya ketika menggelar Expo Alor ke XIV Tahun 2020 di tengah pandemi Covid-19 sedang melanda sejumlah daerah di Indonesia.
Pedagang kecil sangat merasakan dampak positif dengan pelaksanaan Expo Alor karena dagangannya laku keras. Bahkan ada yang berharap agar Expo Alor diperpanjang. Itu pasalnya yang mendorong bupati Djobo berjanji menggelar Expo Alor XVI Tahun 2023 mendatang selama satu minggu.
Hari hujan sudah tiba. Karena itu, mari kita bergandengan tangan untuk menutup Expo Alor tahun ini, dan kembali ke kampung halaman, ke kecamatan kita masing-masing untuk mengerjakan kebun dan ladang, menyambut hari hujan ini sebagai berkat terindah bagi kehidupan kita tahun ini, pinta Djobo sembari menyampaikan permohonan maaf kepada semua pihak, jika ada kekurangan yang ditemukan selama Expo Alor XV dan Alor Carnaval VIII berlangsung.
Djobo menilai Panitia Penyelenggara cukup sukses menggelar kedua event ini karena ada partisipasi secara baik dari masyarakat dan semua pihak, karenanya tahun depan, Expo Alor akan digelar lebih semarak lagi selama satu minggu, agar ada dampak ekonomi lebih besar bagi masyarakat.
Kepada anak-anak muda yang terlibat dalam berbagai jenis perlombaan di panggung Expo Alor XV, bupati Djobo berpesan agar terus maju dan tidak boleh putus asa jika ada yang mendapat cemohan.
Djobo malah meminta wartawan, agar apa yang disampaikan ini tolong diluruskan dengan baik, bahwa peserta yang menjawab pertanyaan tentang stunting adalah sebuah spot wisata, mungkin karena yang terlintas di kepala yang bersangkutan adalah Stati. Menurut Djobo, Stati adalah satu kampung wisata di arah utara Kalimaneka, Kecamatan Pureman, dimana terdapat sebuah goa dengan tiga bilik. Jadi menurutnya, kalau itu yang dipikirkan peserta tersebut, maka jawabannya tidak salah kalau menyangkut spot wisata, padahal pertanyaannya tentang stunting, yakni anak-anak balita yang kerdil karena kekurangan gizi.
Menariknya, Djobo kemudian membeberkan angka stunting di Kabupaten Alor saat ini sudah mulai turun dari angka 25 % ke 11 %, dan diharapkan agar tahun depan, turun lagi ke level 8 %. Itu berarti kita di Kabupaten Alor ada pada urutan kedua dari 24 kabupaten/kota se-Nusa Tenggara Timur.
Untuk itu, kita tidak akan menjual kemiskinan daerah ini kepada daerah lain atau kepada negara ini. Yang harus kita jual adalah potensi dan kekayaan daerah ini, tandas Djobo.
Untuk itu, dia ingatkan kader-kader yang akan melanjutkan kepemimpinan daerah ini, harus tahu betul persoalan daerah ini ke depan. Dengan begitu tidak salah kaprah kalau orang mengatakan potensi daerah, lalu kita jual kemiskinan daerah.
Kepada para pejabat di daerah ini, bupati Djobo mengingatkan bahwa kehidupan masyarakat masih sederhana, maka harus hadir dengan program-program pemerintah, tetapi harus disampaikan dengan bahasa-bahasa masyarakat agar bisa dimengerti dan dilaksanakan.
Jangan sampai menggunakan bahasa tinggi, lalu masyarakat tidak mengerti apa yang disampaikan para pejabat. Jadi kita harus pakai bahasa sederhana yang mudah dimengerti masyarakat dan melaksanakannya. Kalau tidak, kita bicara stunting, mereka bilang itu daerah tujuan wisiata, terang Djobo.
Untuk diketahui, pada malam penutupan Expo Alor XV itu, tiga camat yang memperoleh penghargaan dari Pemerintah Kabupaten Alor, karena prestasi partisipasi masyarakatnya membayar pajak 100 % sebelum jatuh tempo pada 31 Oktober 2022. Ketiga kecamatan itu antara lain, Kecamatan Pantar Barat Laut, Pantar Timur dan Kecamatan Pulau Pura. Penghargaan ini diserahkan oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Alor, Drs.Soni O.Alelang.
Juara Aneka Lomba!
Untuk aneka perlombaan dalam memeriahkan Expo Alor XV dan Alor Carnaval VIII Tahun 2022 yang dibacakan salah satu anggota dewan juri, Dr.Jhaved Maro yakni; Lomba Carnaval Budaya, Lomba Stand Pameran terbaik, Lomba Tarian Kreasi, Lomba Presentasi Potensi Pariwisata, Lomba Panah Tradisional serta Lomba Pemilihan Nyong dan Nona Alor.
Menurut Maro, peserta lomba merupakan putra-putri terbaik dari 18 kecamatan se-Kabupaten Alor. Doktor ketiga yang dimiliki Universitas Tribuana Kalabahi ini mengungkapkan bahwa para juara itu diputuskan melalui penilaian yang efektif dan efisien dalam rapat yang sangat sengit oleh dewan juri.
Untuk Lomba Carnaval Budaya, juara I diraih Kecamata Kabola yang tampil dengan pakaian adat yang terbuat dari kulit kayu. Juara II disabet Kecamatan Mataru dan Juara III diperoleh Kecamatan Pureman. Sedangkan Juara favorit carnaval budaya ini diraih Pauyuban Sulawesi Selatan.
Sedangkan untuk Lomba Stand Pameran terbaik, Juara I diraih Kecamatan Pulau Pura, Juara II Kecamatan disabet Kecamatan Alor Timur Laut dan Juara III Kecamatan Lembur. Untuk Lomba Tarian Kreasi, Juara I diraih Kecamatan Alor Barat Daya, Juara II diperoleh Kecamatan Pantar Tengah dan Juara III diraih Kecamatan Alor Tengah Utara. Untuk pesentasi potensi pariwisata dalam Bahasa Indonesi dan Bahasa Inggris, yang berhasil meraih Juara I yakni peserta dari Kecamatan Pantar Timur, Juara II diperoleh peserta dari Kecamatan Pantar Barat Laut dan Juara III disabet peserta dari Kecamatan Pantar Barat.
Jadi untuk lomba presentasi potensi pariwisata, saat ini (yang meraih juara) semua ada di Pulau Pantar. Ini bukan berarti dewan yuri memihak, tetapi menilai secara efektif dan efisien. Dan ini yang terbaik yang kami pilih. Bukan berarti yang lainnya tidak bagus, atau jelek, tetapi kami harus memilih yang terbaik untuk bisa mengembangkan potensi pariwisata di Kabupaten Alor ke depannya, tanda Maro.
Sedangkan lomba panah tradisional, nampaknya belum ada yang bisa menandingi kehebatan para pemanah dari Kecamatan Mataru sehingga wilayah ini meraih Juara I. Sedangkan Juara II diperoleh Kecamatan Alor Barat Daya, dan Juara III diraih Kecamatan Kabola.
Sementara itu, untuk Pemilihan Nyong dan Nona Alor, diumumkan kemudian pada puncak seremonial Penutupan Expo Alor XV dan Alor Carnaval VIII oleh Bupati Alor, Drs.Amon Djobo. Prosesi penentuan Nyong dan Nona Alor Tahun 2022 itu ditandai dengan penyerahan tongkat dan mahkota dari
Dewan juri, Sophia Dida Loro,S.Pd.,M.Si.
Sophia mengatakan bahwa para peserta sudah tampil percaya diri diatas panggung megah, di hadapan puluhan ribu penonton itu sudah luar biasa. Menurut Sophia kekurangan yang ditemui selama proses kompetisi sejak babak penyisihan hingga grand final adalah hal manusiawi, karena tidak semua orang bisa tampil di atas panggung yang spektakuler itu.
“Kalau kita kurang percaya diri, maka semua yang kita pelajari akan buyar dengan sendirinya saat di atas panggung,” kata Sofi.
Nilai yang diperoleh peserta di babak grand final itu, kata Sophia, saling mendekati. Dia berharap agar tahun-tahun ke depannya, pihak kecamatan yang akan mengirim dutanya harus dipersiapkan dengan baik.
Anggota dewan juri lainnya, El Yohanis Asamau,S.IP.,MM menambahkan bahwa khusus kecapakan berbahasa Inggris harus ditingkatkan lagi ke depannya. Pasalnya, jelas magister tamatan Washington Amerika Serikat berpendapat, bahwa berbicara tentan kepariwisataan maka tidak terlepas dari kemampuan berbahasa Inggris.
“Karena kita akan berinteraksi dengan penghui dunia. Ini catatan bagi peserta tahun depan. Selamat kepada yang terpilih sebagai Nyong dan Nona Alor Tahun 2022,” ujarnya.
Sebagamana dibacakan dewan juri lainnya, Nonce Kalla,A.Md.Par bahwa ada lima predikat yang diperoleh lima nyong dan lima nona Alor terbaik, yakni; pertama, Nyong dan Nona Alor Tahun 2022, Runner Up I, Runner Up II, Nyong dan Nona Alor favorit, serta Nyong dan Nona Alor Persahabatan. Dan sesuai keputusan ketiga dewan juri, yang meraih predikat Nona Persahabatan dari Kecamatan Pantar Barat Laut, sedangkan Nyong Persahabatan dari Alor Timur Laut. Nona Favorit 2022 dari Kecamatan Teluk Mutiara dan Nyong favorit dari Kecamatan Kabola.
Sedangkan Runner Up II diraih Nona dari Kecamatan Pulau Pura, dan Nyong dari Kecamatan Pantar Timur. Runner Up I disabet Nona dari Kecamatan Alor Barat Daya, dan Nyong dari Kecamatan Teluk Mutiara. Sedangkan Nyong dan Nona Alor Tahun 2022 dimenangkan pasangan dari Kecamatan Alor Barat Laut.
Berbagai hadiah untuk peraih predikat Nyong dan Nona Alor Persahabatan dan Favorit ini diserahkan oleh Ketua DPRD Kabupaten Alor, Enny Anggrek,SH., dan Wakil Bupati Alor, Imran Duru,S.Pd.,M.Pd didampingi Wakil Ketua TP.PKK Kabupaten Alor.
Sementara itu, hadiah untuk Nyong dan Nona Alor Tahun 2022 dan Runner Up I, diserahkan oleh Bupati Alor, Drs.Amon Djobo,M.AP., dan ibu Ketua TP.PKK Kabupaten Alor, Dra.Beth Isdiani Djobo. didampingi Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Alor, Ripka Jayati,S.Sos.,M.Si. *** morisweni/alorpos