TAMALABANG,RADARPANTAR.com-Usai panen raya jagung hibrida di Desa Aramaba, Kecamatan Pantar Tengah, Senin (02/05) Bupati Alor Drs. Amon Djobo memimpin rombongan meninjau lokasi pembangunan perumahan bagi korban badai siklon Seroja 4 April 2021 di Desa Nulle dan Desa Kaleb Kecamatan Pantar Timur. Kagum dengan megahnya ratusan rumah yang dibangun, Djobo sebut ini bencana yang mendatangkan berkah.
Bencana Seroja 4 April 2021 silam membuat banyak masyarakat yang kehilangan anggota keluarga. Ada yang meninggal, ada warga yang kehilangan tempat tinggal karena dihantam ganasnya badai. Khusus yang meninggal akibat badai ini pemerintah tentu ikut merasakan duka mendalam, tetapi yang tempat tinggalnya rusak akibat badai Seroja, pemerintah sudah berupaya menggantinya dengan membangun rumah dengan anggaran milyaran rupiah, sebut Bupati Alor Drs. Amon Djobo di lokasi pembangunan perumahan bagi korban Seroja di Desa Kaleb, Kecamatan Pantar Timur, Kabupaten Alor, Senin (02/05).
Ini rumah tergolong mewah, warga yang rumahnya rusak akibat badai Seroja sudah bisa mendapatkan rumah yang lebih layak. Warga mengalami bencana tetapi dibalik bencana ini warga yang menjadi korban mendapatkan berkah dari pemerintah. Ini bencana yang mendatangkan berkah bagi warga yang rumahnya rusak, ungkap Djobo.
Selain mengunjungi pembangunan perumahan bagi korban Seroja di Nulle dan Tamalabang Desa kaleb, orang nomor satu di Alor ini juga berkesempatan mengunjungi pembangunan Gedung SD Inpres Warbadi yang terletak berdampingan dengan perumahan korban Seroja di Desa Kaleb.
Tak mampu menyembunyikan perasaan mengenai megahnya pembangunan perumahan dan gedung SD Inpres Warbadi, Djobo mengaku ini sangat luar biasa perhatian pemerintah pusat terhadap korban Seroja di Kabupaten Alor.
Di Nulle dalam kunjungan yang didampingi Kepala Bapelitbang Obet Bolang, Kadis Kebudayaan Mesak Blegur, Kadis Pertanian Yustus Dopong, Kabag Protokol Ignasius Laga Sani, Camat Pantar Tengah Mnoak Boling Sau, Kapolsek Pantar Barat dan Danramil Pantar itu Bupati Djobo minta kepada warga calon penghuni agar menjaga dan merawat perumahan yang dibangun oleh pemerintah.
Bangunan ini pemerintah bangun tetapi yang akan miliki dan tinggal adalah warga yang menjadi korban badai Seroja, karena itu rumah dan fasilitas ini harus dijaga dan dipelihara agar bisa digunakan dalam jangka waktu yang panjang, pinta Djobo berharap.
Djobo juga menyampaikan terima kasih dan rasa hormatnya kepada sejumlah orang tua pemilik tanah di Pulau Pantar yang menyerahkan tanahnya secara gratis kepada pemerintah untuk dibangun rumah bagi korban badai Seroja. “Dapat dari mana orang di jaman sekarang yang mau menyerahkan tanahnya secara Cuma-Cuma untuk dibangun perumahan seperti ini. Tidak semua orang relah menyumbangkan tanahnya secara gratis untuk kepentingan banyak orang sebagaimana yang terjadi di Kaleb, Nulle, Tamakh, Lalafang dan Bunga Bali di Pulau Pantar. Terimakasih banyak itu para orang tua dan pemilik tanah ,” ungkap Djobo.
Menurutnya, di beberapa tempat di daerah ini tidak bisa dibangun perumahan seperti lima lokasi di Pulau Pantar yang dibangun terpusat karena tanahnya menjadi persoalan. Akibatnya mereka para korban badai Seroja hanya dijatahi pemerintah untuk mendapatkan bantuan dalam bentuk bahan bangunan senilai Rp. 50 Juta untuk rumah rusak berat, Rp. 25 Juta untuk rumah rusak sedang dan Rp. 10 Juta untuk korban yang rumahnya rusak ringan.
Masyarakat Pulau Pantar sangat luar biasa, tidak pernah mempersoalkan penanganan Badai Seroja, padahal menyerahkan tanahnya secara gratis untuk pembangunan perumahan, tambah Djobo memuji. *** morisweni