Pantar Dilanda Banjir Bandang, 4 Orang Meninggal, 4 Belum Ditemukan

Tiga korban banjir bandang di Desa Tamakh Kecamatan Pantar Tengah Kabupaten Alor Propinsi Nusa Tenggara Timur. FOTO:AB
Tiga korban banjir bandang di Desa Tamakh Kecamatan Pantar Tengah Kabupaten Alor Propinsi Nusa Tenggara Timur. FOTO:AB

KALABAHI,RADARPANTAR.com-Banjir Bandang akibat hujan lebat disertai angin kencang beberapa hari belakangan menelan korban jiwa. Dari Pulau Pantar Kabupaten Alor 4 orang dikabarkan meninggal dunia. 3 korban dari Desa Tamakh Kecamatan Pantar Tengah dan 1 lagi dari Desa Bunga Bali Kecamatan Pantar Timur. Kejadian  naas ini terjadi, Minggu malam (04/04). 2 Korban di Desa Tamakh dan 2 Lagi di Desa Bunga Bali Kecamatan Pantar Timur belum berhasil ditemukan.

Tak hanya menelan korban jiwa, puluhan rumah milik warga dan lahan pertanian para petani di wilayah itu juga dikabarkan luluh lanta dihantam banjir bandang akibat hujan lebat dan angin kencang melanda wilayah itu.    

Bacaan Lainnya

Dari Desa Tamakh Kecamatan Pantar Tengah dikabarkan akibat hujan lebat disertai angin kencang, Minggu (04/04)  sejak pukul 02.00 wita  dini hari  menyebabkan puluhan rumah warga rusak,  satu unit gedung sekolah (SD GMIT Muriabang) usak berat, disertai korban jiwa.

Wilayah Desa Tamakh diguyur hujan lebat dan angin kencing dari pukul 02.00  wita dini hari. Tetapi taka ada  firasat bahwa bakal terjadi musibah ini di kalangan warga meski sebagian warga mendengar  gemuruh dari kaki gunung akibat hujan deras yang mengguyur  permukiman Tamakh yang terletak di bibir pantai. 

Warga panik keluar rumah dan bertaburan mencari perlindungan diri ketika wilayahnya (Desa Tamakh) diterjang Banjir Bandang. FOTO:AB

Banjir bandang di Desa Tamakh Kecamatan Pantar Tengah Kabupaten Alor Provinsi NTT terjadi di dua titik lokasi yakni warga RT 03/RW 02/ dan RT 01 /RW 01 Dusun 1  Desa Tamakh.

Data sementara yang diperoleh  dari pemerintah setempat menyebutkan, 35 unit rumah milik warga rusak berat dan rusak ringan, Gedung  SD GMIT Muriabang  rusak berat, 10 orang terseret banjir, diantaranya  3 orang meninggal dunia tertimbun lonngsor, 5 orang ditemukan selamat tetapi dalam kondisi luka berat dan luka ringan, serta 2 oarng lainnya hilang. 

Proses evakuasi korban tertimbun longsor telah dievakuasi oleh Pemerintah Desa dibantu warga setempat dengan peralatan seadanya. Korban yang  rumahnya rusak berat serta warga yang mengalami luka-luka diungsikan di lokasi Gedung Gereja Ebenzaer Tamahk untuk mendapat pertolongan dan perawatan semenatara  pemerintah desa serta warga sekitar.

Camat Pantar Tengah, Manoak Bolingsau  seperti salah satu media online di Pelabuhan Dulionong Kalabahi, Senin pagi 5 April 2021 membenarkan bencana banjir bandang tersebut.

Manoak menjelaskan, bencana ini terjadi pada minggu dini hari dengan rincian data untuk korban jiwa, yakni 3 meninggal, dan 2 orang belum ditemukan.

Selain itu data sementara yang diterimanya, ungkap Manoak, warga yang mengalami luka berat sebanyak 21 orang, dan rumah yang mengalami rusak berat ada 70 unit.

“Ada juga 2 bangunan sekolah, 1 SD dan 1 SMP mengalami kerusakan. Demikian juga pustu, dan kses jalan dari desa Tamakh ke desa yang lain putus,” tandas Manoak yang hendak berangkat bersama Tim Sar dari Kalabahi menuju lokasi bencana.

Menurut Manoak, kondisi warga saat ini sudah dievakuasi dan tengah ditampung di bangunan gereja yang ada di desa tersebut, dan rencananya hari ini Dinas Sosial Kabupaten Alor akan mendroping logistik ke lokasi bencana

Koordinator Kantor SAR Kalabahi, Hamka ketika hendak memimpin keberangkatan tim untuk operasi penanggulangan bencana tersebut menjelaskan, kendala yang dialami saat ini adalah cuaca, sehingga kegiatan operasi akan disesuaikan.

1 Korban Meninggal di Bunga Bali

Dari Desa Bunga Bali Kecamatan Pantar  Timur dikabarkan bahwa  bajir bandang akibat hujan lebat disertai angin kencang juga memakan korban. 1 warga Desa Bunga Bali, Samolina Sing meninggal dunia dan pasangan suami istri Yusak Sing dan Rosalina 1 terbawah banjir dan belum ditemukan.

Kepala Desa Bunga Bali Rehabeam Klaping ketika dikonfirmasi membenarkan koban meninggal dan korban hilang yang belum ditemukan akibat banjir bandang dimaksud. Klaping mengaku tidak saja korban orang tetapi belasan rumah warga di desa yang dipimpinnya juga mengalami rusak berat dan rusak ringan.  *** morisweni

Pos terkait