RADARPANTAR.com-Hujan Deras yang mengguyur Desa Langkuru dan Langkuru Utara beberapa waktu belakangan ini tidak saja mengakibatkan badan jalan putus dihantam banjir, tetapi beberapa rumah semi permanen yang dijadikan sebagai mes guru SD, SMP dan SMA Pureman di Desa Langkuru Dusun Mademang terendam lumpur. Pasalnya, dari hari pertama hujan deras mengguyur Langkuru itu yang mes guru terendam lumpur hingga saat ini.
Informasi yang diperoleh dari salah seorang penghuni mes guru di Langkuru menyebutkan, mes guru yang terendam lumpur itu berasal dari banjir kiriman dari kali Mademang yang meluap karena kalinya dangkal sementara banjirnya deras akibat derasnya curuh hujan di wilayah itu.
Takut mes guru terendam lumpur berlarut-larut demikian penghuni mes guru itu bahwa pihaknya menggali got seadanya untuk mengalirkan air agar mengalir menuju laut. “Kami gali got seadanya supaya air mengalir masuk laut,” sebutnya.
Dia mengaku jika hujan turun lagi dengan intensitas tinggi maka dalam mes guru bisa saja terendam lumpur hingga mencapai lutut. “Ini mes guru untuk SMA, kalau di SD yang di belakang sudah jadi sungai besar itu,” ungkapnya.
Kami sudah menyampaikan pengeluhan terhadap kondisi yang kami alami, tetapi katanya fasilitas umum jadi tidak masuk dalam kategori korban bencana, padahal mes guru ini dihuni juga oleh manusia yang mengabdi untuk anak-anak di wilayah itu.
Yang menarik, pihaknya sudah menghubungi pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Alor Desember 2021 silam begitu dilanda banjir untuk yang pertama kalinya, tetapi tidak digubris, kecuali dari BMPD yang memberikan bantuan sembako .
Sebagai korban banjir, penghuni mes guru yang juga tenaga pendidik ini minta agar keadaan yang dialami pihaknya hingga saat ini mendapat perhatian dari pemerintah Kabupaten Alor. “Mau bantu jangan dalam bentuk sembako, kirim alat berat saja ko gali kasi dalam itu kali sehingga datang hujan deras banjir na dia tidak meluap. Kalau tidak, kami di mes guru dan warga sekitar kali akan tada banjir lagi di musim hujan ini. Kami tinggal di mes guru yang jaraknya mencapai 500 meter saja bajir hantam dan kami terendam banjir,” ungkapnya. *** morisweni