KALABAHI,RADARPANTAR.com-Setelah mendapatkan nomor whatsApp dari pemilik akun Merlin Lau yang berubah Bete Waik Belu, Joka kemudian menghubunginya melalui sambungan telp whatsApp. Pemilik akun Merlin Lau akhirnya menceriterakan kronologi pertemuannya dengan Dedi Mario Mailehi hingga hamil sebagaimana yang ia sampaikan melalui surat kepada DPD Partai GERINDRA NTT.
Pada Tanggal 13 Desember 2024 melihat post di akun FB milik Merlin Lau …… lalu saya tanya ‘kenapa dia pejabat publik,’ kata Joka-oknum wartawan yang dituduh Dedi Mario Mailehi melakukan percobaan pemerasan terhadapnya.
Saya (Joka) dengan pemilik akun Merlin Lau yang terakhir berubah nama menjadi ‘Bete Waik Belu’ melanjutkan percakapan melalui mesanger. Saya (Joka) tanya ‘Ada apa dengan Dedi Mario, soalnya sudah viral,’. ‘Orang pung anak hamil, dia hilang kabar’ jawab akun FB Merlin Lau.
Dia ada di Alor kakak, dia tidak hilang kabar karena dia anggota dewan, jawab Joka.
Joka dengan pemilik akun FB Merlin Lau kemudian saling tukar nomor whatsApp melalui mesanger lalu percakapan lanjut di aplikasi whatsApp.
Pemilik akun Merlin Lau kemudian menceriterakan kepada Joka kronologi masalah yang menghimpitnya sebagaimana yang ia sampaikan melalui surat kepada DPD Partai GERINDRA NTT.
Joka mengaku meski sudah melakukan komunikasi dari pesan mesanger hingga diawal komunikasi dengan aplikasi whatsAPP ia belum mengetahui jika pemilik akun Merlin Lau yang dirubah menjadi Bete Waik Belu adalah Maria M. Mutik yang belakangan mengaku dihamili oknum anggota DPRD Alor Dedi Mario Mailehi.
Setelah saya minta nomor dan kami komunikasi baru dia bilang … karena dia juga menjaga … mencoba membuang ke FB dengan menggunakan akun yang bukan namanya, karena dia menjaga nama baik karena ini kejadian diluar ikatan pernikahan.
Tetapi dalam percakapan selanjutnya melalui aplikasi whatsApp pemilik akun Merlin Lain yang berubah menjadi ‘Bete Waik Belu’ ini mengaku secara terbuka kalau dia adalah orangnya (Maria M. Mutik), sebut Joka.
Selanjutnya pada Tanggal 16 Desember 2024 siang demikian Joka, bersama dua wartawan senior lainnya (Okto Manehat dan Yusram Bainkabel), untuk meyakinkan dua seniornya ini, Joka menelpon Maria M. Mutik.
Takut jangan sampai orang hanya mau kerjaian atau kibuli begitu sehingga Joka menelpon dengan video call (VC), Maria M. Mutik menerima VC dan menceriterakan kembali kronologi tentang masalah yang ia hadapi. Setelah itu Joka menghubungi oknum anggota DPRD Alor Dedi Mario Mailehi, itu diketahui oleh dua seniornya.
Dedi Mario Mailehi membantah informasi dari Maria M. Mutik dengan mengatakan ‘saya tidak kenal’. Saya sudah lapor di polisi jadi om dorang pi tanya di polisi saja, pinta Dedi menjawab Joka dalam dialeg Alor.
Joka mengaku baru akan mendatangi Polres Alor keesokan harinya yakni tanggal 17 Desember 2024 untuk mengkonfirmasi laporan Dedi Mari Mailehi terhadap akun FB Merlin Lau yang berubah nama ‘Bete Waik Belu’.
Selanjutnya demikian Joka, pada tanggal 16 Desember 2024 malam, mereka minta saya ketemu. Kakak posisi, kita minum kopi di lapangan dengan Pak Dedi, pinta Yohanis Atamau-salah seoarang anggota DPRD Alor dari F-GERINDRA, koleganya Dedi Mario Mailehi, sambil mengirim foto selvi berdua (Dedi dan Johanis) kepadanya (Joka).
Sudah kakak, tadi sudah konfirmasi via telp. Besok kami ke polisi mengecek laporan Om Dedi baru naikan beritanya, tulis Joka membalas Yohanis Atamau melalui pesan whatsApp.
Mereka (Dedi dan Yohanis) tetap membujuknya (Joka) dengan mengirimkan pesan suara. Kali ini Dedi yang mengirim pesan suara melalui nomor wahtsAppnya Yohanis dengan mengatakan, Om Joka, tidak ada kesibukan na ini malam kita ketemu di lapangan ko.
Padahal Joka menegaskan kalau ia sudah mengkonfirmasi Dedi sehingga tidak perlu ketemu lagi.
Joka akhirnya menyanggupi permintaan Dedi dan Yohanis untuk bertemu mereka di lapangan. Karena saya masih lambat sehingga mereka kirim gambar rombong gorengan di lapangan kalau mereka ada di situ (di gorengan).
Tiba di rombong gorengan di lapangan, mereka bilang di sini (rombong gorengan) banyak orang jadi kita ke Rujab Ketua DPRD Alor. Joka menolak kalau ke Rujab Ketua DPRD Alor, akhirnya mereka ajak ke Destinasi Wisata Kota (Deswita) di Belakang Kantor Cabang Bank NTT.
Tiba di Deswita, Dedi minta Yohanis Atamai pesan ayam geprek. Sambil makan mereka berceritera masalah yang dihadapi Dedi, termasuk laporannya di polisi yang menunggu kapan dipanggil untuk diambil berita acara pemeriksaan.
Joka kemudian bertanya, ini benar atau tidak informasi dari Maria M. Mukti kalau dihamili Dedi Mario Mailehi.
Dedi mengaku dalam pertemuan di Deswita itu kalau mereka bukan bertemu di aplikasi OMI, jadi kemungkinkan bukan, kami ketemu di aplikasi Michat.
Pertemuan pada malam pertama bersama Dedi dan Yohanis itu belum tuntas, belum mengarah pada penyelesaian. Kami kemudian bubar.
Keesokan hari pada tanggal 17 Desember 2024, mereka (Dedi dan Yohanis) minta bertemu lagi. Baik Dedi maupun Yohianis menelpon saya (Joka) minta bertemu di tempat yang sama (Deswita). Disitu baru Dedi minta saya solusi, ungkap Joka.
Ya ini kita tukar pikiran e … jadi solusinya bagaimana, Pak Jo (Joka) bisa bantu saya. Dia pung bahasa minta bantu saya ini saya ada rekam. Sudah Pak Jo bisa atur bagaimana … yang penting aman. Pokoknya saya mengerti lah … ya, kita juga baru dilantik jadi belum ada apa-apa. Nanti Desember kami punya POKIR cair ya mungkin su ada uang sedikit, tutur Joka meniru Dedi Mario Mailehi.
Saya masih omong bilang, sudah … sudah …. sudah. Saya bilang begini, Pak De (Dedi) saya ne justru berpikir begini, saya takutnya Pak De berpikir buruk terhadap saya … saya takutnya tu Pak De berpikir jangan sampai saya bantu begini untuk mendapatkan keuntungan sekian persen, saya harap Pak De jangan berpikir begitu dulu, ini bahasa saya omong, kata Joka menambahkan.
Sudah, sudah, sudah … Pak Jo (Joka) bantu saya ini yang su betul. Soalnya Ernes (maksudnya Ernes Makoni/anggota DPRD Alor dari Fraksi PKB) dan Lomboan minta Rp. 200 Juta. Ernes dan Lomboan justru mereka minta Rp. 200 Juta … woe, kita hancur, ambil uang dari mana, sebut Joka mengulang keterangan Dedi.
Jadi, Pak Jo komunikasi dengan dia (Maria M. Mutik) Rp. 50 Juta dia mau ko tidak.
Dia (Dedi) omong Rp. 50 Juta saya bilang begini, kakak Rp. 50 Juta terlalu banyak.
Kenapa saya bilang Rp. 50 Juta terlalu banyak karena saya juga menghindar ada kecurigaan jangan sampai ada masuk ke saya separuh sehingga saya berupaya untuk menghindar itu.
Dia (Dedi) langsung bilang kalau dibawa dari Rp. 50 Juta na satu-dua hari ini kita kirim. Saya pikir solusi ini yang paling pas pak Jo.
Joka mengaku menawarkan solusi pertama kepada Dedi dihadapan Yohanis Atamai bahwa kalau memang benar, jujur, terbuka dengan istri, bawa keluarga pergi minta maaf, denda dengan perempuan itu. Solusi kedua yang saya tawarkan adalah ada pengakuan dari Pak De (Dedi), kemudian membiayai atau mengurus dia pung kehamilan ini, supaya dia merasa bahwa Pak De bertanggung jawab.
Menariknya Joka mengaku pada saat ini Dedi mengatakan jika solusi pertama yang pergi ketemu dia (Maria M. Mutik) dan minta maaf itu Maitua tidak mau … saya sudah omong dengan maitua (istrinya Dedi). Maitua bilang kita cerai baru lu jalan. Jadi saya pikir solusi kedua (kirim uang) ini yang pas, sebut Dedi yang diceriterakan kembali Joka.
Dia (Dedi) suruh saya komunikasi dengan dia, perempuan lagi (Maria M. Mutik), kita tidak ke sana (Belu), kita hanya kirim uang saja, yang penting setelah kita kirim uang … habis, jangan ganggu saya lagi.
Saya bilang ok Pak De, saya akan komunikasi dengan dia (Maria M. Mutik), bila perlu postingan-postingan dia di facebook itu juga mungkin dihapus atau bagaimana, kemudian kita ada biaya sedikit ne … kamu urus sudah melahirkan dan sebagainya.
Menurut Joka, Maria M. Mutik memang membangun komunikasi dengannya karena dia tidak memiliki akses untuk berkomunikasi dengan Dedi, nomor Maria M. Mutik diblokir.
Jadi, kita diskusi dengan begitu tenang, tidak ada intimidasi. Malah dia omong dengan saya bahwa Pak Jo … saya bujuk maitua, saya bilang, sudah … mama mau na saya kawin dua ko. Tapi maitua bilang lu gila, saya tidak mau. Karena maitua menolak, terpaksa harus kita main begini saja, dalam artian kita kirim uang kasih dia ko dia urus dia pung hidup, dia jangan ganggu saya.
Dan, ini kita sepakat dalam pertemuan kedua malam itu, ujar Joka.
Sekarang masalah pengiriman uang itu menurut Joka pada waktu itu Dedi bilang, Pak Jo … yang penting saya jangan muncul, dalam artian uang itu kasih saya baru saya kirim atau saya minta nomor rekening baru Dedi kirim langsung ke nona punya rekening. Soal ini masih gantung, apakah uang kasih di saya baru saya kirim ke nona atau saya minta nona punya nomor rekening kasih di Dedi baru Dedi yang trasfer langsung ke nona itu belum diputuskan kami akhiri pertemuan.
Pada Tanggal 23 Desember 2024, Dedi bilang di saya … bu, kirim nomor rekening … saya langsung teruskan perempuan punya nomor rekening ke Dedi. Dia (Dedi) menyatakan siap begitu menerima pesan whatsApp berisi nomor rekening Maria M. Mutik dari saya. Saya menyarankan kepada Dedi melalui pesan whatsApp kalau bisa kirim bertahap, dia membalas siap.
Siang saya (Joka) naik kantor DPRD Alor, dia (dedi) ribut … dia datang dekat saya lalu bilang lua awas e … lu jangan ikut campur saya punya urusan pribadi. Saya pikir dia main gila, karena selama kita bertemu itu dengan tenang-tenang dan senang-senang kita cari solusi bersama, tidak mungkin tiba-tiba dia marah.
Joka mengaku tidak nyaman setelah balik dari Gedung DPRD Alor sehingga tiba di rumahnya, ia mengirimkan pesan whatsApp ke dia (Dedi), tadi marah-marah itu kenapa. Ternyata nomor whatsApp Joka telah diblokir Dedi.
Joka tak kehilangan akal, dia kemudian mengirim pesan suara ke Yohanis Atamai, dan bilang ke Yohanis agar voice note yang ia kirim kepada Yohanis teruskan kasih dia (Dedi). Dedi tadi di DPRD itu dia ada marah-marah saya itu. Itu dia marah apa punya. Kamu dua ini yang minta tolong saya, dia minta saya tolong dia, saya bantu dia … terus sekarang dia marah saya ini marah apa punya, tolong tanya dia dulu supaya saya juga puas, jangan sampai dia berpikir saya punya kepentingan untuk mau dapatkan uang dari dia … saya tidak punya pikiran sama sekali kesitu, jelas Joka.
Yohanis Atamai balas bilang kakak dong tenang-tenang ko nanti kita urus dengan kepala dingin.
Joka kemudian sambung telp biasa ke Dedi dan dia terima. Begitu dia angkat telp itu yang langsung dia sambar saya tanya lu dimana, jadi saya juga tanya dia lu dimana. Lu pung maksud apa, dia juga tanya lu pung maksud apa. Saya bilang lu pung maksud itu kan lu minta bantuan di saya, jadi saya bantu lu. Sekarang lu marah-marah saya ini lu pung maksud apa. Lalu terjadi adu mulut dengan Dedi.
Joka mengaku jika komunikasinya dengan Dedi berakhir tanggal 23 Desember 2024 hingga Dedi melaporkannya ke Polres Alor.
Ditegaskan Pemred warta Alor.com ini bahwa semua percakapan dalam pertemuan malam pertama dan kedua ini direkam secara baik dan siap kita buka dihadapan penyidik.
Yohanis Atamai dikonfirmasi media ini melalui pesan whatsApp tak mau mengomentarinya meski sudah membacanya. Sedangkan Lomboan Djahamou saat dikonfirmasi membantah tudingan Dedi Mario Mailehi yang mengaku meminta duit Rp. 200 Juta untuk menyelesaikan masalah ini. Ernes Makoni yang juga dituding Dedi bersama Lomboan meminta duit belum berhasil dikonfirmasi. Dedi Mario Mailehi juga belum berhasil dikonfirmasi. *** morisweni