Mau Tahu Solusi Bupati Alor Tentang Kelangkaan Minyak Goreng, Ikuti Penjelasannya

Bupati Alor Drs. Amon Djobo memantau salah satu lapak di Destinasi Wisata Kota di Tuguh Lilin Kota Kalabahi yang menjual minyak kelapa hasil industri rumah tangga belum lama ini. FOTO:ISTIMEWAH
Bupati Alor Drs. Amon Djobo memantau salah satu lapak di Destinasi Wisata Kota di Tuguh Lilin Kota Kalabahi yang menjual minyak kelapa hasil industri rumah tangga belum lama ini. FOTO:ISTIMEWAH

KALABAHI,RADARPANTAR.com-Bupati Alor Propinsi Nusa Tenggara Timur Drs. Amon Djobo ternyata punya solusi jitu mengatasi kelangkaan minyak goreng yang sedang menghantui masyarakat di daerah yang dipimpinnya. Orang nomor satu di Nusa Kenari tercinta ini minta kepada masyarakat agar menggunakan minyak kelapa  hasil industri rumah tangga yang diproduksi warga di beberapa tempat di Kabupaten Alor sebagai solusi yang tepat untuk mengatasi kelangkaan minyak goreng yang dikeluhkan beberapa waktu belakangan ini. 

Minyak kelapa hasil industri rumah tangga  yang hingga saat masih bisa jalan sebagaimana yang ada di Moru, Dulolong, Alor Kecil dan beberapa tempat lainnya di daerah ini harus masyarakat gunakan sebagai solusi terbaik mengatasi kelangkaan minyak goreng, sebut Djobo yang menghubungi media ini melalui telpon selular, Senin (10/04). 

Bacaan Lainnya

Mantan Asisten Tiga Setda Alor ini  mengaku antara 0,9 persen hingga 11 persen masyarakat penduduk Kota Kalabahi menggantung kebutuhan akan minyak goreng kemasan selama ini dan enggan menggunakan minyak kelapa hasil industri rumah tangga penduduk lokal karena soal selera tetapi dengan adanya kelangkaan ini menggunakan minyak kelapa hasil industri rumah tangga menjadi pilihan yang tepat.  

Masyarakat yang bisa menggunakan minyak kelapa hasil industri rumah tangga ini saya kira kesulitan minyak goreng bisa teratasi, ujarnya. 

Terhadap kelangkaan minyak goreng kemasan ini Bupati Djobo minta agar para pengusaha menghindarkan diri dari menimbun  minyak goreng. Dalam  situasi seperti ini saya harapkan tidak boleh terjadi. Saya sangat berharap kepolisian, TNI dan dinas terkait bisa mengambil peran untuk menjaga kemungkinan buruk adanya penimbunan minyak goreng sehingga harga tetapi terjangkau. 

Menyangkut dengan harga minyak goreng menurut Djobo,  di Kota Kalabahi dan sekitarnya memang sedang mengalami sedikit hambatan oleh karena minyak goreng inikan semuanya didatangkan dari Surabaya. Kita harapkan Dinas Perdagangan maupun dinas terkait termasuk kepolisian, TNI dapat melakukan pengendalian untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya penimbunan.  

Menurut dia, bersama para Muspida pihaknya sudah menggelar rapat sehingga harga bahan kebutuhan strategis lainnya masih dapat terkendali di Kalabahi dan sekitarnya.  

Memang ada beberapa bahan seperti semen, besi beton itu naik tetapi berhadapan dengan orang-orang yang punya uang, tetapi bahan pangan lokal dan bahan kebutuhan pokok yang dikendalikan oleh Bulog masih dalam kondisi terkendali. Apakah itu terigu, beras, gula itu masih dalam kondisi aman.  

Apalagi demikian Djobo, masyarakat yang ia pimpin di daerah ini baru atau sedang dalam masa panen sehingga ia pastikan bahan pangan lokal stabil harganya.  Belum ada yang melonjak.

Djobo mengakui bahwa memang  ada harga bahan pangan tertentu yang naik, tetapi untuk harga pangan yang diatur oleh Bulog yang terdiri dari sembilan bahan pokok kebutuhan rakyat itu harganya tidak naik.

“Harga pangan  mungkin dia naik itu ada pada September atau Oktober. Sekarang tidak bisa naik karena orang baru panen, apakah itu jagung atau padi itukan tidak naik hingga kini,”  terangnya.  

Menariknya Djobo menegaskan, tiga hari sebelum masuk pada bulan puasa ia mengajak  Muspida Plus untuk bicara pengendalian harga kebutuhan pokok dan pelayanan jasa listrik maupun bahan bakar minyak untuk dikendalikan masing-masing organisasi perangkat daerah dan lembaga pemerintah yang ada. “BUMN dan BUMD semua juga kita kumpul dan bicara pengendalian harga sebelum puasa,” ujar Djobo sembari menambahkan jika tanggung jawab ini sudah dibagi habis pada saat rapat.

Menyangkut dengan situasi yang berkembang di tingkat nasional maupun masyarakat yang ada di daerah soal perpanjangan masa jabatan presiden Djobo nyatakan, untuk  Alor ada dalam kondisi yang aman terkendali, tidak ada polemik.

Karena kita tetap ikut pada ketentuan perundang-undangan, tidak ada yang macam-macam itu.  Jadi, tetap Pileg dan Pilres itu tetap pada Februari 2024 dan Pemilihan Bupati/Wakil Bupati, Gubernur/Wakil Gubernur itu ada pada November 2024, ungkapnya.  

Dia minta agar jangan membuat spekulasi yang membuat masyarakat bimbang dan tidak betah urus hidup memenuhi kebutuhan ekonomi.  Mari ko masing-masing urus hidup, kalau ada hal-hal yang luar biasa mari kita diskusikan cari jalan keluar bersama.

Sebagai Bupati Alor, ia mengajak masyarakat untuk saling memberikan dukungan, baku pegang tangan melakukan apa yang terbaik menurut talenta yang ada pada kita masing-masing untuk membangun daerah yang kita cintai. Jangan kita sudah sulit menghadapi tantangan kemasyarakat, termasuk tantangan yang beruntun terjadi, mulai dari Seroja, datang pada bencana alam 4 Januari dan tantangan lainnya ini mari kita bergandengan tangan berjalan maju agar hal-hal yang tidak menguntungkan daerah dan masyarakat kita hindari. 

Orang nomor satu di Kabupaten Alor minta para pejabat seperti Sekda dan para pimpinan OPD teknis untuk mengajak komponen strategis di daerah ini untuk mencari jalan keluar terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat.  Jangan tunggu bupati yang harus bekerja hal-hal teknis seperti itu.  Jangan takut mengeluarkan uang untuk mengerjakan sesuatu yang berguna bagi kepentingan banyak orang.  Informasi dari pemerintah mengenai persoalan yang menyangkut dengan hajat hidup orang banyak itu harus masyarakat ketahui.  *** morisweni

Pos terkait