Mantan Asisten 2 Setda Alor Tutup Usia, Divonis Covid Keluarga Kecewa

Koilal Loban, SH-salah satu keluarga almarhum. FOTO:ISTIMEWAH
Koilal Loban, SH-salah satu keluarga almarhum. FOTO:ISTIMEWAH

KALABAHI,RADARPANTAR.com-Mantan Asisten 2 Sekretariat Daerah Kabupaten Alor, Drs. Dominggus Mabilaka tutup usia, Senin (13/07) di Rumah Sakit Umum Daerah Kalabahi. Divonis pihak rumah sakit terserang covid-19, keluarga kecewa berat.  

Koilal Loban, SH-salah satu keluarga dekat almarhum kepada media ini mengaku kecewa berat terhadap vonis pihak Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Alor yang mengatakan bahwa almarhum meninggal karena terserang covid-19.

Bacaan Lainnya

Loban yang keseharian bekerja sebagai advokad ini mengaku orang tua mereka mengalami penyakit  gula sejak  2020 silam sehingga melakukan pengobatan.

Dalam perkembangan perawatan demikian Loban,  bisa saja komplikasi sehingga menjalar ke ginjal mulai tahun ini. Akibatnya dilakukan  beberapa kali pencucian darah.  

Jadi, ini maksudnya supaya orang di rumah sakit ketahui jika bukan secara tiba-tiba almarhum terserang sesak nafas baru berobat ke rumah sakit, kan ada riwayat penyakitnya, terangnya.

Terakhir, almarahum kembali melakukan perawatan di rumah sakit umum daerah itu tanggal 7 Juli 2021. “Bapak tua masuk rumah sakit tanggal 7 Juli …  tanggal 8 Juli pihak rumah sakit rapit antigen dan tes swab. Hasilnya pihak rumah sakit bertahu di istri almarhum. Tetapi waktu itu bapak tua (almarhum) tolak. Dia bilang … ah saya ada jalan-jalan pi mana koq bilang saya covid. Dan saat itu mereka lihat bapak tua pung kondisi juga sudah drop. Jadi, waktu itu bapak tua sempat tolak untuk tidak mau turun pi ruang isolasi,”  terang Loban menceriterakan riwayat perawatan terkahir di rumah sakit.

Na, tadi (Senin, 13/07) pukul 05.00 wita dini hari baru almarhum menghembuskan nafas terakhir.

Menurut Loban, keluarga almarhum tidak menerima baik atau tidak puas dengan klaim pihak rumah sakit yang mengatakan jika almarhum meninggal akibat covid-19.  “Kan bapak tua masuk tanggal 7 Juli … kemudian tanggal 8 Juli mereka bilang dia positif covid-19. Ini virus bapak tua bawa dari mana … kalau bawa dari rumah tidak mungkin, karena beberapa anggota keluarga yang kontak erat dengan bapak tua selama perawatan di rumah sudah dilakukan rapit dan hasilnya negative,” terang Loban menambahkan.  

Dijelaskan Loban, yang bermasalah ini ada di alat atau tenaga yang melakukan rapit tes atau swab antigen. “Mereka harus terima ini fakta supaya ada pembenahan. Tidak mungkin bapak tua bawa virus dari luar atau dari rumah,” tandasnya.  

Loban menegaskan tidak mau jika almarhum tidak positif covid-19 ya jangan difonis jika almarhum positif menderita covid-19. “Ya kalau orang bukan covid ya jangan dibilang covid la,”  ujar Loban menambahkan.

Tak menerima klaim pihak rumah sakit bahwa almarhum meninggal akibat covid-19, keluarga hendak menanyakan petugas di rumah sakit tetapi pihak keluarga mendapat perlakuan yang tidak semestinya dari petugas yang sedang bertugas di rumah sakit kala itu.  

Kepada keluarga almarhum,  tenaga medis rumah sakit mengaku yang berhak memberikan penjelasan terhadap status almarhum adalah Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah Kalabahi. Sayangnya, pihak keluarga tidak mendapatkan keterangan secara detail karena direktur utama tidak berada di rumah sakit.  

Hingga berita ini diturunkan, pihak rumah sakit belum berhasil dikonfirmasi. *** mw

Pos terkait