Kisah PPL Pantar Tengah Yang Sukses Mengantarkan Petani di Tengah Keterbatasan

Kepala BPP Pantar Tengah Darius Blersir (ketiga dari kiri) bersama para PPL dalam satu sesi di sela-sela panen raya jagung hibrida di kebun milik salah seorang petani di Desa Aramaba, Senin (02/05). FOTO:MORISWENI/RADARPANTAR.com
Kepala BPP Pantar Tengah Darius Blersir (ketiga dari kiri) bersama para PPL dalam satu sesi di sela-sela panen raya jagung hibrida di kebun milik salah seorang petani di Desa Aramaba, Senin (02/05). FOTO:MORISWENI/RADARPANTAR.com

Senin, (02/05) Bupati Alor Drs. Amon Djobo melakukan panen raya jagung hibrida di atas lahan milik petani seluas 118 hektar di Desa Aramaba Kecamatan Pantar Tengah Kabupaten Alor. Djobo memberi pujian kepada para petani karena berhasil mengukir prestasi mengangkat nama daerah dengan menjual produksi pertanian  ini keluar daerah.  Sukses para petani ini tidak terlepas dari kerja nyata para Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) yang dikoordinir Darius Blersir meski berhadapan  dengan berbagai kesulitan.  

Di Kabupaten Alor, dukungan petani mewujudkan program pemerintah propinsi NTT, Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) dan upaya mendukung pilar Alor Kenyang dalam program GEMA MANDIRI yang dicanangkan Bupati Alor Drs. Amon Djobo sudah menghampiri kenyataan.  

Bacaan Lainnya

Dalam musim tanam 2021-2022 para petani di Kecamatan Pantar Tengah yang diwakili Desa Aramaba berhasil menyumbangkan 118 Ha di 169 kebun melakukan panen raya jagung hibrida.  Panen raya yang diimpikan para petani dihadiri langsung Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat sebagai pencetus Program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) justru diwakilkan kepada Bupati Alor Drs. Amon Djobo karena orang nomor satu di Propinsi NTT itu berhalangan.  

Para petani di Desa Aramaba secara khusus dan di Pantar Tengah umumnya kebanjiran pujian dari Bupati Alor Drs. Amon Djobo.  

Dari mengukir prestasi karena baru kali ada produksi pertanian yang berhasil diantar pulaukan atau dijual ke luar daerah hingga mampu berdiri diatas kaki sendiri, hingga mewakili kecamatan lain mengangkat nama baik kabupaten ini disampaikan Bupati Djobo.  

Di Pantar Tengah ada apa, hanya dengan parang, pacul biasa saja tetapi sudah menciptakan 118 hakter. Ini sungguh sangat luar biasa. “Karena itu saya memberikan penghargaan yang sangat luar biasa kepada orang-orang tua saya, basodara, kaka-adik, terutama para petani teman-teman penyuluh yang mendampingi petani sampai dengan tahun kemaren dan tahun ini menjual jagung biji keluar kabupaten. Ini suatu prestasi yang dibuat masyarakat Pantar Tengah untuk masyarakat yang ada di Kabupaten Alor. Belum ada kecamatan lain yang jual jagung biji keluar Alor. Ini luar biasa hebat,”  kata Djobo memuji.

Sukses petani dan banjir pujian dari Bupati Alor ini tidak langsung jatuh dari langit.  Ada keringat dan  kerja keras dari para penyuluh di Balai Penyuluh Pertanian (BPP) pimpinan  Darius Blersir.  

Didampingi  Seprianus Boling, S.ST, Melkisedek Boling Illu, S.ST, Stefanus Lema, SP, Adesrima Wati, S.TP dan Seprianus Taikat, S.ST, Darius memacu para petani. Sudah 54 kelompok tani yang berhasil dibentuk Darius dkk.  

Mereka mengangkat nama daerah melalui suksesnya program TJPS dan Alor Kenyang. Dan itu terbukti melalui mulut penyetus program daerah GEMA MANDIRI, Drs. Amon Djobo. Sudah dua kali orang nomor satu di Nusa Kenari tercinta ini melakukan panen jagung milik petani dibalik kerja keras para penyuluh.

Dari kantor BPP yang belum diterangi lampu, belum dilengkapi dengan sarana air bersih yang memadai para penyuluh sudah mengukir prestasi bersama petani.  Mereka sebenarnya harus memiliki kantor yang layak, lengkap dengan sarana pendukung, tetapi apa mau dikata, kendaraan operasional saja masih menggunakan aset pribadi.  

Jika tantangan-tantangan ini kurang mendapatkan perhatian, bukan tidak mungkin mimpi sukseskan Program Tanam Jagung Panen Sapi dan Alor Kenyang hilang di tengah jalan. Karenanya dukungan gedung kantor dengan fasilitas yang akomodative, kendaraan operasional yang memadai sudah harus mendapatkan perhatian dari pemerintah diatas agar mimpi besar suksesan TJPS dan wujudkan Alor Kenyang bisa menghampiri kenyataan.  

Kepala BPP Pantar Tengah Darius Blersir di sela-sela panen raya jagung hibrida di Desa Aramaba kepada media ini mengaku, bibit yang ditanam di atas lahan seluas 169 hektar lahan petani ini bersumber dari bantuan Dinas Pertanian dan upaya pemerintah melalui  BUMDES.    

Menurut Blersir, jagung yang kita panen pada saat ini ditanam petani  bulan Januari. Karena jagung ini hanya berusia tiga bulan sehingga tanam Januari, kita panen saat ini.  

Untuk musim tanam 2022/2023 itu demikian Blersir, kita tanam dua kali  diatas lahan yang sama dengan sisitim tanam baris, tanam pertama bulan Nopember panen sekitar Januari, sebelum panen kita tanam kedua Januari di lahan yang sama, didalam baris yang baru setelah tanam pertama itu daunnya dipangkas setelah itu dilakukan penanaman kedua di dalam baris yang kosong.

Kita tanam dan airnya kita harap dari  hujan, sebut Blersir.

Blersir mengaku kesulitan dalam menggerakan  teman-teman penyuluh karena di waktu tertentu mereka mengeluh kendaraan operasional yang digunakan untuk melakukan montoring kelompok tani. “Mereka pakai kendaraan milik pribadi, sedikit sulit kunjungi kelompok. Di BPP Pantar Tengah penyuluh semua pakai motor pribadi. Kita harap ada kendaraan operasional sehingga ikut memberikan semangat dan motivasi penyuluh dalam bekerja,” ungkapnya. 

Sedangkan di kelompok tani demikian Blersir, umumnya kelompok tani yang kami bina selama ini melakukan kegiatan di lapangan secara manual. Parang  seadanya sehingga perhitungan kami yang 1 hektar lahan  harus memproduksi jagung sebanyak  5 ton ke atas tidak dapat kami capai dan hanya ada di 3 ton/hektar. “Kalau menggunakan alat pertanian yang memadai pengolahan lahan menggunakan traktor maka target 1 hektar lahan menghasilkan 5 ton jagung ke atas optimis kami capai bersama petani,” kata Blersir.

Menurut dia. Di Desa Muriabang, beberapa waktu silam dilakukan panen jagung sebagai bagian dari dukungan sukseskan  program TJPS seluas 25 hektar. 

Dijelaskannya, ada kerja sama  antara pemerintah dan gereja untuk mendukung suksesnya TJPS. Camat Pantar Tengah  menurut Blersir sudah tegaskan di musim tanam 2022/2023 1 KK di Pantar Tengah diwajibkan tanam 1 hektar jagung hibrida. “Termasuk menggunakan lahan milik gereja/mesjid, dimana tahun ini kebun klasis Pantar Barat seluas 3 hektar. Musim  tanam 2021/2022 ditanami jagung hibrida 1,5 hektar,  benihnya ditanggung  Dinas Pertanian,” Blersir.

Untuk Desa Muriabang, tanggal 30 April 2022 dilakukan panen jagung secara simbolis oleh Kadis Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Alor di lahan milik Kelompom Tani Pisnuk dan Kelompok Tani Tomnuk lahan kelompok 1 hektar .

Untuk kelompok tani Alfa, mereka panen sendiri di kebun kelompok seluas 2 hektar dan di lahan milik 23 anggota Kelompok Tani Alfa seluas 23 hektar.  Semuanya dipasarkan ke Surabaya, tambahnya. 

Didampingi 5 PPL, Darius Blersir mengaku mendapat dukungan penuh dari dua tenaga teknis yakni  Rofinus Kamba, S.Tp dan  Veronika Dollu, S.Tp  serta 1 penjaga kebun Fredik Lau Mau. *** morisweni

Pos terkait