Kisah Janda Yang Ketimpa Pohon Kepok, Tiga Tahun Menunggu Janji BPBD Alor

Ini kondisi rumah milik janda Sabiha Prasong di Kelurahan Kalabahi Timur yang ketimpa pohon kepok. FOTO:MORISWENI-RP
Ini kondisi rumah milik janda Sabiha Prasong di Kelurahan Kalabahi Timur yang ketimpa pohon kepok. FOTO:MORISWENI-RP

RADARPANTAR.com-Ini kisah salah seorang janda, Sabiha Prasong yang ketimpa pohon kapok, Minggu 4 April 2021 silam akibat hujan deras disertai angin kencang.  Warga RT 02/RW 03 Kelurahan kalabahi Timur, Kecamatan Teluk Mutiara Kabupaten Alor ini mengaku kesal dengan (BPBD) Badan Penanggulangan Daerah Kabupaten Alor.  

Janda berusia 60-an tahun ini terpaksa diungsikan ke kos-kosan milik Ketua RT di lingkungan tempat tinggalnya di Kadelang bawah karena rumah dan dirinya tertimpa pohon kapok tua di pinggir rumahnya.  Pasalnya, pohon kapok berukuran besar itu tumbang dengan akarnya, Minggu 04 April 2021 sekitar pukul 05.00 wita karena hujan lebat yang mengguyur wilayah itu disertai angin kencang.   

Bacaan Lainnya

Akibatnya, rumah tinggalnya mengalami rusak berat, serta janda tua itu ketimpa pohon ketika bergegas keluar rumah untuk menyelamatkan diri.  

Ditemui di sela-sela menerima bantuan paket sembako dari Alor Creative Market (ACM), Sabiha Prasong  yang masih terbaring lemas di sebuah kamar kos milik RT setempat dengan nada tertatih-tatih mengatakan jika sudah melakukan perawatan media tetapi belum juga sembuh.  

Kepada Camat Teluk Mutiara Ridwan Nampira, S.Sos dan pihak ACM, Prasong menerangkan bahwa seluruh badannya masih mengalami sakit akibat tertimpa pohon kepuk.  Kita pigi rumah sakit tetapi perawat di rumah sakit bilang tidak apa-apa jadi pulang di rumah saja. Dorang kasih obat tetapi saya tidak tau pung sembuh juga, padahal obat saya sudah minum sampai habis, ungkap Sabiha Prasong diyakan anaknya Inang Prasong.

Camat Teluk Mutiara Ridwan Nampira, S.Sos (kanan), Lurah Kalabahi Timur Siti Kamahi (kedua dari kiri), Shanti Maro dari Alor Creative Market (ketiga dari kiri) bersama dua keluarga korban saat meninjau rumah korban. FOTO:MORISWENI-RP

Janda tua itu mengaku tiga tahun silam ia sudah menyampaikan permohonan kepada Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kabupaten Alor  agar pohon kapok di halaman rumahnya itu ditebang. Sayangnya, ia dan keluarga diminta pihak BPBD Alor untuk menunggu saja di rumah. Janji menunggu di rumah dari pihak BPBD Alor tak kunjung datang hingga  akhirnya pohon kapok itu tumbang dengan akarnya merusak rumah tinggal janda itu  dan menimpah dirinya.

“waktu saya ke kantor bencana itu saya ketemu Sekretarisnya. Saya sempat masuk di dalam dia pung ruangan duduk omong dengan dia, jawabannya kapan … kapan … sampai terjadi begini ne,” ungkap Sabiha Prasong di pembaringan.  

Dengan linangan air mata janda tua itu mengatakan, kira-kirang dorang pung mau ini ne harus bagaimana … dibayar atau bagaimana … sudah tiga tahun tetapi tidak pernah dorang datang lihat juga. Kejadian ini bukan saya sendiri yang kena, seluruh NTT kena, cuma saya agak sedikit menyesal karena saya sudah kasih masuk permohonan

Waktu saya pigi kantor bencana alam Sekretaris (Esau Lobain-Red) minta saya suruh ambil keterangan di lurah dulu. Jadi,  saya datang ambil. Saya datang omong ibu lurah ambil surat keterangan langsung antar pigi kasih masuk, saya langsung masuk omong dengan sekretaris BPBD, dorang pung jawaban bilang pulang ko tunggu saja …  hanya begitu saja,  terang Prasong.

Kita tidak sekolah jadi kita tidak tahu dia pung aturan sebenarnya seperti apa tetapi bilang kantor bencana ini yang punya wewenang untuk yang begitu-begitu dorang jadi saya pigi kasih masuk permohonan tetapi sampai hari ini jadi begini ne … sedikit ada penyesalan begitu, ungkapnya dalam dialeg Alor.

Kepala Kelurahan Kalabahi Timur, Siti Kamahi juga membenarkan jika keluarga Prasong sudah meminta keterangan dari kelurahan untuk dibawah ke BPBD Kabupaten Alor. Tetapi tidak ada respon dari poihak BPBD Alor hingga pohon tumbang dan memakan korban jiwa.   *** morisweni

Pos terkait