Kades Tanglapui Instruksi Wajib Punya Sawah Bagi Warga Yang Sudah Tahu Makan

Salah satu area persawahan yang dimiliki petani di Desa Tanglapui, Kecamatan Alor Timur, Kabupaten Alor. FOTO:MORISWENI/RADARPANTAR.com
Salah satu area persawahan yang dimiliki petani di Desa Tanglapui, Kecamatan Alor Timur, Kabupaten Alor. FOTO:MORISWENI/RADARPANTAR.com

LANTOKA,RADARPANTAR.com-Ini cara Kepala Desa Tanglapui, Kecamatan Alor Timur, Kabupaten Alor,  Tobias Mosaku mendukung Program Alor Kenyang  yang dicetus Bupati Alor, Drs. Amon Djobo. Orang nomor satu di Tanglapui, Alor Timur itu instruksi wajib miliki sawah bagi warganya yang sudah tahu makan.  

Kepada media ini di Lantoka, Ibukota Desa Tanglapui Tobias mengatakan, wajib miliki sawah bagi warga yang sudah tahu makan ini menjadi salah satu visi dalam periode kepemimpinannya menjadi Kepala Desa.  

Bacaan Lainnya
Kepala Desa Tanglapui, Tobias Mosaku. FOTO:MW/RP

Menurut dia, Desa Tanglapui merupakan salah satu desa di Kecamatan Alor Timur yang memiliki potensi untuk mengembangkan persawahan. “Rata-rata semua Kepala Keluarga di desa ini mempunyai sawah. Dari kurang lebih 400 HA persawahan yang ada di desa ini, baru 200 HA lebih yang digarap karena petani di sini masih terbatas dalam banyak hal, terutama air yang mengalir ke area persawahan masih sangat terbatas,” ungkapnya.  

Karena masih kesulitan air sehingga potensi persawahan yang dimiliki warganya, mesti punya potensi untuk bisa tanam dan panen  tiga kali dalam satu tahun, saat ini hanya bisa dilakukan petani satu kali tanam dan satu kali panen dalam satu tahun dengan sistim sawah tadah hujan, sebut Mosaku.   

Soal potensi air yang bisa dialirkan ke area persawahan demikian Mosaku di Desa Tanglapui ini ada air di sungai dan kali, tetapi karena bendungan yang ada saat ini sudah rusak akibat bencana banjir sehingga tidak bisa mengsuplai air secara maksimal ke are sawah yang dimiliki para petani.

“Saya optimis jika bendungan yang rusak ini diperbaiki, maka para petani sawah yang ada bisa tanam dan panen tiga kali dalam satu tahun,” ujarnya sembari menaruh harap agar bendungan yang rusak akibat Seroja ini dapat diperbaiki pemerintah dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Dia mengaku semangat petani untuk kembali ke sawah sangat tinggi, hanya saja tidak didukung dengan fasilitas yang memadai. “Selain kurang air, petani juga perlu difasilitasi dengan kemudahan lain, misalnya hand traktor dan alat pertanian lainnya. PPL tau apa yang petani di sini butuhkan tu,” ungkapnya.  

Secara terpisah Sekretaris Desa Tanglapui, Sekretaris Desa Pelipius Mosali  mengatakan, untuk mendukung pencapaian kehidupan yang layak bagi masyarakat, Kepala Desa mencanangkan Program Wajib Miliki Sawah Bagi Warga Yang Sudah Tahu Makan.  Jadi, warga yang sudah tahu makan wajib miliki sawah minimal 1 petak yang ukurannya 50 X 25 meter.

Sekretaris Desa Tanglapui, Pelipius Mosali dalam satu sesi foto di area persawahan milik petani di Lantoka, Desa Tanglapui. FOTO:MW/RP

Tagetnya demikian Mosali pada saat usia kawan setelah tamat sekolah, minimal sudah miliki sawah dan sudah bisa kerja.

Dia mengaku, program ini dicanangkan Kepala Desa Tanglapui karena potensi kita di desa ini sangat mendukung lahan pertanian.

Menurut dia, dengan bekerja di sawah, petani di desa ini memiliki pendapatan untuk memenuhi kebutuhan pokok dan mencari peluang untuk dijual ke pasar.  

Dikatakannya, di Desa Tanglapui tercatat 359 KK, 1.309  jiwa semuanya punya sawah. Karena tidak ada mata pencarian lain. Hanya berapa persen saja yang ada sementara bekerja di sekolah, di BPP dan kami yang ada di Kantor Desa. Itupun setelah pulang kantor, kami harus ke sawah untuk bisa bekerja.  

Dia menaruh harap kepada pemerintah kabupaten, propinsi dan pemerintah pusat untuk bisa melirik semangat kerja dari masyarakat Desa Tanglapui. “Kita harus lihat juga potensi sumber daya alam yang ada. Misalnya kami ada air tetapi sarana penunjang seperti bendungan, saluran tidak ada sehingga petani hanya memanfaatkan air hujan untuk mengelola sawah. Ini yang merupakan kendala,” sebutnya.

Dia mengaku para petani bisa bekerja sepanjang tahun atau bisa tanam dan panen hingga tiga kali dalam satu tahun jika pemerintah memberikan perhatian membangun bendungan dan saluran menuju area persawahan. “Potensi air sungai Lantoka dan air sungai di Mumu. Ada dua sumber air yang bisa disalurkan ke area persawahan milik petani. Dulu ada bendungan tetapi jebol pada saat Seroja,” katanya.  

Menariknya demikian Mosali pada Tahun 2020 Kepala Desa manargetkan untuk menghasilkan gabah dari sawah milik petani sebanyak 300 ton dan itu tercapai. Selanjutnya di Tahun 2021 baru-baru ini Kepala Desa menargetkan 1.000 ton gabah, tetapi mentok di 700 ton gabah. Untuk Tahun 2022, kami target diatas 1.000 ton gabah.

Karena memiliki sarana pendukung yang sangat terbatas, dari  kurang  lebih 400 HA persawahan yang dimiliki warga, baru kurang lebih 200 HA yang dikelola.  *** morisweni

Pos terkait