MALI,RADARPANTAR.com-Ivent Pariwisata Tahunan Festival Dugong yang tahun ini untuk ke-empat kali pelaksanaannya di Kabupaten Alor Propinsi Nusa Tenggara Timur siap digelar. Festival yang dipusatkan di Pantai Wisata Mali ini persiapan teknisnya tinggal finshing atau diatas 90-an persen. Senin (16/05) sore ini kami lakukan gladi persiapan.
Demikian dikemukakan Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Alor, Ribka Jayanti kepada radardarpantar.com, Senin (16/05) di tengah persiapan pelaksanaan festival bersama seluruh stafnya di lokasi pelaksanaan ivent tahunan pariwisata ini di Pantai Wisata Mali.
Kepada media ini Ribka mengatakan, ini adalah ivent pariwisata tahunan festival dugong, tahun ini merupakan tahun ke-empat kita gelar festival dugong, dimana penyelenggaraan festival ini semata-mata untuk mempromosikan potensi daerah yang indah, yang baik yang kita miliki di daerah ini.
Jadi, dalam kemasan festival dugong ini sebagai penyelenggara teknis, kami mendesaii beberapa kegiatan pendukung untuk melengkapi suksesnya penyelenggaraan festival dugong, ungkap Ribka.
Mantan Kepala Bagian Tatapem Setda Alor ini mengaku, puncak penyelenggaraan festival dugong ini berlangsung tanggal 18-19 Mey 2022. Di puncak acara festival kita akan gelar kegiatan upacara ritual cinta laut sebagai wujud syukur atas anugerah Tuhan, karunia Tuhan atas alam, lingkungan termasuk habitat laut dugong yang ada di perairan laut Mali.
Kegiatan lain adalah atraksi sanggar-sanggar kesenian di arena festival. Juga ada sejumlah lomba yang difasilitasi panitia festival yang melibatkan beberapa komponen, baik itu masyarakat umum, khusus untuk masyarakat nelayan yang berada di pesesir pantai Mali dan Maimol berupa lomba perahu hias atau galasoru. Untuk anak-anak sekolah atau pelajar diadakan lomba yakni lomba cerita pariwisata dan lomba dayung perahu kanu antar pelajar, terang Ribka sembari mengarahkan tangan ke sejumlah perahu lomba yang sudah disiapkan panitia di bibir pantai wisata Mali.
Selanjutnya tambah Ribka, dalam festival dugong ini juga diadakan lomba tarik tambang perahu yang melibatkan organisasi perangkat daerah (OPD) dan pemerintah kecamatan di sekitar Kota Kalabahi.
Selain aneka jenis lomba, dalam festival dugong yang dipusatkan di Pantai Wisata Mali ini ada kegiatan pendukung lain yang tak kalah menarik untuk memeriahkan ivent pariwisata tahunan festival dugong kali ini berupa pameran UKM yang melibatkan warga yang setiap hari bergelut dengan produk lokal daerah baik itu cindera mata, kuliner-kuliner dan hasil kerajinan tangan lain yang bisa dipromosikan sekaligus dijual di arena festival dugong.
UKM-UKM yang akan mengisi kegiatan mendukung pagelaran festival ini tidak saja UKM binaan OPD yang ada tetapi UKM non binaan OPD tetapi mempunyai produk unggulan yang bisa dipromosikan atau dijual kepada pengunjung festival.
Jadi, tidak saja kita minta UKM-UKM binaan OPD yang ada tetapi UKM yang tidak masuk dalam binaan OPD juga kita buka ruang untuk mereka bisa promosikan produk unggulan yang diproduksi, kata Ribka.
Menariknya, salah satu kegiatan pendukung yang tidak kalah penting dari kegiatan lain di festival dugong tahun ini adalah penanaman mangrove di perairan sekitar aktivitas dugong untuk menjamin keamanan dan keberlangsungan hidup dugong, makanannya lamun tetapi habitatnya yang ada di sekitar dugong bisa kita lestarikan.
Dikatakan Ribka, undangan sudah kami distribusi. Khusus untuk pemerintah pusat kata Ribka, yang sudah memastikan diri untuk mengikuti puncak pagelaran Festival Dugong Ke IV Tahun 2022 adalah salah satu staf ahli Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia hadir mewakili Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Sedangkan untuk Gubernur NTT sudah ada dalam komunikasi pimpinan daerah dalam hal ini Bupati Alor dengan Gubernur NTT. Kami berharap Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat bisa menghadiri Festival Dugong ke IV di Kabupaten Alor.
Menurut Ribka, salah satu kendala di pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Pariwisata membangun pariwisata daerah adalah bagaimana membangun pemahaman bersama memajukan pariwisata daerah. Selaku staf yang dipercayakan Bupati Alor mengelola pariwisata ia meyakini bahwa pengembangan pariwisata di daerah ini tidak bisa dikerjakan sendiri oleh dinas teknis, karena urusan pariwisata bukan semata-mata menjadi urusan pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Pariwisata, tetapi menjadi urusan atau tanggung jawab semua komponen masyarakat yang memiliki hati dan kerinduan agar bagaimana sektor pariwisata ini berkembang.
Yang namanya pariwisata itu demikian Ripka jika bergerak maka semua rel perekonomian bisa bergerak jalan dengan sendirinya. Karena itu Ribka menaruh harap agar ada keseragaman pola pikir untuk membangun pariwisata daerah.
Banyak yang melayangkan kritikan terhadap festival ini tetapi Ribka tetap berdiri tegar. Baginya setiap kerja baik bagi kepentingan daerah selalu dibukakan jalan. Sekalipun kritikan tak sedap kita dengar tetapi Ribka malah menganggap kritikan itu sesuatu yang baik untuk memperbaiki kinerja.
Dia minta agar kita satukan pola pikir yang sama bahwa bicara pariwisata bukan berbicara tentang pekerjaan fisik lapangan. Katakan Dinas PU misalnya bangun jalan, bangun gedung dan lain-lain. Kalau pariwisata tidak begitu, lewat digelarnya festival ini pemberdayaan ekonomi bergerak karena aktivitas UKM bertumbuh.
Kami buat umbul-umbul ini saja, masyarakat punya bambu kami beli, dia bisa dapat uang dari festifal ini. Terus, kita punya sanggar-sanggar kesenian yang selama ini fakum, kami hadirkan mereka untuk mengmabil bagian dalam arena fesitival dan bayar mereka punya jasa, jerih lelah mereka kami hargai, ungkap Ribka sembari menambahkan, ifent ini juga membutuhkan makanan, kami pesan di rumah makan baik makanan ringan maupun makanan berat. Para tamu yang kami undang selain menginap di home stay yang ada juga menggunakan jasa travel sehingga pengusaha travel bisa berkembang, ungkapnya.
Ini yang harus dibaca, kita tidak dapat PAD dari festival ini tetapi ajang ini membuat gerbong perekonomian masyarakat di daerah ini menjadi bergerak maju, tetapi prinsipnya sebagai penyelenggara teknis, instansi yang dipimpinnya menerima berbagai kritikan yang disampaikan di tengah persiapan mereka menyambut festival tahun ini sambil berbenah untuk menyelenggarakan festival ini di tahun mendatang menjadi lebih baik, tandasnya. *** morisweni