Gubernur Tegaskan Pimpin Rakyat Teriak Bupati Yang Lambat Sampaikan Data Korban Bencana

Bupati Alor Drs. Amon Djobo (pertama dari kanan) dalam suatu sesi saat mendampingi Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat mengunjungi korban badai siklon seroja, 4 April silam di Adiabang Desa Nule, Kecamatan Pantar Timur, Kabupaten Alor. FOTO:MORISWENI-RADARPANTAR.com
Bupati Alor Drs. Amon Djobo (pertama dari kanan) dalam suatu sesi saat mendampingi Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat mengunjungi korban badai siklon seroja, 4 April silam di Adiabang Desa Nule, Kecamatan Pantar Timur, Kabupaten Alor. FOTO:MORISWENI-RADARPANTAR.com

RADARPANTAR.com-Ini peringatan Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilu Laiskodat kepada para bupati/walikota, terutama kepada kabupaten terdampak banjir bandang dan longsor akibat badai tropis siklon seroja.  Penyampaian data korban akibat bencana ditutup, Jumat 30 April 2021 Pukul 00.00 wita.  

Jika ada rakyat yang ribut karena tidak terlayani atau tidak terdata, saya pimpin rakyatnya untuk teriak bupati yang bersangkutan,  tandas Viktor Laiskodat sebagaimana dikutip Humas Pemkab Kupang melalui akun facebook.

Bacaan Lainnya

Sebelumnya dalam kunjungan di Pulau Pantar, orang nomor satu di Propinsi Nusa Tenggara Timur itu minta agar pemerintah daerah melakukan pendataan terhadap semua kerusakan akibat badai tropis siklon seroja.

“Data kebun yang rusak, rumah rusak, jalan yang rusak. Pemerintah siapkan uang, data dengan baik, benar dan jujur. Tidak boleh ada satu pun yang tertinggal. Ini memang berat tetapi kita upayakan semua kerusakan kita perbaiki,”  terang Laiskodat ketika bertemu dengan warga terdampak bencana di Pulau Pantar.

Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat menyerahkan bantuan korban bencana kepada Bupati Kupang, Korinus Masneno. FOTO:ISTIMEWAH

Laiskodat secara tegas memberikan ultimatum kepada seluruh bupati yang ada di NTT, terutama daerah terdampak tropis siklon  seroja, jika sampai dengan, Jumad 30 April 2021, masih ada kabupaten yang belum secara lengkap melaporkan hasil validasi data kerusakan rumah, maka lewat dari pukul 00.00 wita pelayanan BPBD Provinsi NTT harus ditutup.  

Bila  pengajuan data berkaitan dengan bencana demikian Laiskodat, terlambat, maka resiko ditanggung bupati sendiri dan saya akan umumkan ke masyarakat bahwa nupatinya gagal.

“Urus administrasi saja tidak bisa. Hanya untuk verifikasi data saja susah. Ini adalah langkah-langkah ekstrem dari saya selaku gubernur kepada bupati/walikota untuk dapat laksanakan tugasnya dengan baik,” ungkapnya.

Masalah bencana ini menurut  Laiskodat, masalah luar biasa. Jadi,  pendekatannya juga harus super luar biasa. Pemerintah Pusat sudah bantu luar biasa ke Provinsi NTT,  para pimpinan daerah tunjukan ke Pemerintah Pusat, dengan bergerak lebih cepat dan tuntas.

Kepala BNPB Doni Manardo demikian Gubernur NTT mengingat  bahwa pemimpin harus cepat berada di tengah-tengah masyarakat jikalau masyarakat membutuhkan kehadirannya, disaat ada masalah. Yang layak berdiri sebagai pemimpin ialah yg berani bertanggungjawab untuk rakyatnya. 

Gubernur NTT menyampaikan penegasan ini  saat   penyerahan Dana Tunggu Hunian (DTH) tahap 1 pasca bencana siklon  tropis seroja dari BNPB kepada Gubernur NTT dan selanjutnya dari Gubernur kepada Bupati/Walikota yang diikuti secara virtual oleh Bupati se-NTT di Aula Kantor Gubernur NTT, Rabu 28 April 2021.

Penyerahan Dana Tunggu Hunian  (DTH) dari BNPB diserahkan  Gubernur NTT secara simbolis  kepada Bupati Kupang dan Walikota Kupang yang diwakili  Wakil Walikota Kupang.

Total bantuan DTH untuk Propinsi NTT sebesar Rp. 7,4 Milyar. DTH ini dibagi untuk korban yang rumahnya rusak berat yakni Rp. 500 ribu X 3 Bulan. 

Terhadap bantuan ini Gubernur NTT minta kepada para bupati/wakilokta agar segera diproses.

Atasnama pemerintah dan masyarakat, Gubernur Laiskodat menyampaikan  terima kasih kepada Presiden RI Joko Widodo melalui BNPB yang bergerak cepat menangani bencana seroja di NTT.

Laiskodat mengaku  sangat bangga atas kerja cepat dan kepedulian pemerintah pusat. “Hari pertama bencana, BNPB sudah berada di lokasi bencana di Flores. Sekali lagi saya sampaikan terima kasih banyak,” kata Laiskodat menambahkan. 

Kepada pemimpin daerah yang menerima bantuan ini Laiskodat minta agar segeranya dibagikan kepada masyarakat terdampak bencana. “Dari bantuan tersebut, ada umpan balik dari masyarakat bahwa kita pemerintah bisa bekerja dengan baik,” terangnya.

Brigjen Syahyudi, perwakilan dari BNPB pada kesempatan itu menyampaikan harapannya agar penyaluran bantuan ini bisa dioptimalkan dan pastikan masyarakat terdampak yang mengungsi bisa mencari rumah keluarga untuk menginap sementara waktu, sambil menunggu  rumahnya selesai dibangun.

Menurut Syahyudi,  penyaluran dana tunggu hunian ini sebesar Rp. 500.000/KK/Bulan  selama 3 bulan.

Terkait usulan bantuan hunian rumah,  Syahyudi meminta agar segera di validasi sesuai fakta yang ada dan segeranya dikirim ke BNPB. “Selain itu lengkapi juga administrasi untuk warga yang meninggal dunia akibat siklon tropis seroja,”  pinta Syahyudi. *** morisweni

Pos terkait