KALABAHI,RADARPANTAR.com-Ini gebrakan Forum Komunikasi Desa (FORKOMDES) Kabupaten Alor membekali anggota yang umumnya para Kepala Desa dalam mengemban tugas pokok dan fungsinya. Gandeng Yayasan Tanaoba Lais Manekat (TLM) dan Forum Masyarakat Sipil (FORMASI) Kebumen Jawa Tengah, FORKOMDES Alor gelar pelatihan bekali pemerintahan desa di Kabupaten Alor dalam rangka meningkatkan kapasitas.
Beratnya tugas pokok dan fungsi mengemban tugas penyelenggaraan pemerintahan, baik sebagai Kepala Desa maupun sebagai Badan Permusyaratan Perwakilan Desa di Kabupaten Alor boleh jadi alasan FORKOMDES Alor dibawah kepemimpinan Imanuel Mersi Yusuf Ouw menggelar pelatihan dalam rangka meningkatkan kapasitas bagi para Kepala Desa dan Ketua BPD di kabupaten yang berbatasan secara laut dengan negara baru Republik Demokrat Timor Leste (RDTL).
Mersi yang juga Kepala Desa Lendola ini menyambut itikad baik Yayasan TLM dan FORMASI Kebumen untuk menjadi fasilitator dalam pelatihan dimaksud. Karenanya Mersi mengapresiasi penyelenggaraan kegiatan pelatihan ini dengan harap ada input dan output yang bisa diterapkan penyelenggara pemerintahan di desa masing-masing setelah kembali dari pelatihan ini.
“Hasil dari pelatihan ini ada harapan agar para Kepala Desa dan BPD dalam melakukan penyelenggaraan pemerintahan di desa masing-masing bisa berjalan dengan baik dan harmonis,” pinta Mersi penuh harap.
Untuk kegiatan pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Bersama yang diwacanakan demikian Mersi, sudah ada komitmen dari beberapa desa di Kabupaten Alor yang mulai tahun 2022 sudah lakukan penyertaan modal sebesar Rp. 100 juta. “Dengan difasilitasi oleh TLM kita berharap mulai tahun depan BUMDES Bersama sudah bisa beroperasi,” ujarnya.
Untuk diketahui, pelatihan dalam rangka peningkatan kapasitas pemerintahan desa di Kabupaten Alor ini dibagi FORKOMDES Kabupaten Alor di dua lokasi yakni, satu lokasi dipusatkan di Kantor Desa Lendola Kecamatan Teluk Mutiara dan satu lokasi lagi berada di Kecamatan Lembur.
Pelatihan peningkatan kapasitas pemerintahan desa berlangsung selama dua hari yakni tanggal 03-04 Maret 2021. Narasumber dalam pelatihan ini selain dari kabupaten juga ada nara sumber yang FORKOMDES datangkan dari Yayasan TLM Kupang dan FORMASI Kebumen Propinsi Jawa Tengah.
Yusuf Murtiono nara sumber dari FORMASI Kebumen Jawa Tengah disela-sela pelatihan mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pengetahuan Kades dan BPD disamping meningkatkan komunikasi dan harmonisasi kinerja antara kedua lembaga ini di masing-masing desa.
Menurut Yusuf, kalau ada komunikasi yang kurang baik diantara Kades dan BPD kan… rakyat yang jadi korban. Sebab Kades dan BPD sama-sama dibebankan dengan beban tugas yang berat. Karenanya, harus ada komunikasi yang kondusif agar proses penyelenggaraan pemerintahan di desa dapat berjalan dengan baik.
Pelatihan dalam rangka peningkatan kapasitas seperti ini sebut Yusuf, sudah dilakukan di beberapa kabupaten di Provinsi NTT. Di Alor, kegiatan pelatihan ini berlangsung selama dua hari yang dibagi menjadi dua zona. “Jad penyelenggaraannya dilakukan di dua zona. Yakni di Desa Lendola dengan Desa Lembur. Jumlah peserta 100 orang yang dibagi satu zona 50 peserta. Itu satu orang Kades dan satu orang BPD,” jelasnya.
Dijelaskan Yusuf, dalam kesempatan ini, ia menyampaikan materi tentang Kepemimpinan Demokrasi. Materi ini terkait bagaimana Kades dan BPD masing-masing memahami Tupoksi berdasarkan UU Desa.
Untuk BPD bagaimana dia mengetahui tentang tupoksi pengawasan desa. Juga bagaimana membangun kerjasama antar desa, serta bagaimana membentuk sebuah BUMDES Bersama. Karena untuk BUMDES, harus ada kerjasama yang baik antar desa, terang Yusuf.
Ditambahkannya, Forkomdes Kabupaten Alor sebagai wadah desa, harus juga memiliki pusat pembelajaran antar desa. Sehingga seluruh problem desa yang ada di Alor bisa terfasilitasi dengan baik oleh Forkomdes itu sendiri.
Dia mengharapkan agar setelah pelatihan ini ada sinergitas. Kedepan tidak boleh adalagi konflik antara Kades dan BPD. Sehingga dalam membangun desa bisa aman, nyaman dan tenteram.
Freand Neno dari Yayasan TLM mengatakan dirinya menyampaikan materi tentang Pengembangan Kawasan Ekonomi. Materi ini lebih mengarah pada bagaimana membangun BUMDES Bersama.
Menurutnya, dengan adanya regulasi yang diatur ini menjadi peluang untuk bagaimana memanfaatkan regulasi dalam mengembangkan BUMDES.
“Tinggal bagaimana membangun komitmen yang baik oleh para Kades dalam membangun BUMDES Bersama ini. Sebab jika BUMDES ini dikembangkan dengan baik, maka tentu arah pengembangan ekonomi di desa juga akan baik pula,” katanya.
Dia berharap, setelah kegiatan pelatihan ini minimal ada komitmen dari para Kades. “Kalau di daerah lain, membangun BUMDES Bersama itu inisiasinya dari Pemerintah Kabupaten atau dari Tenaga Ahli Desa. Namum kadang terkesan dipaksakan. Di Alor saya temukan ternyata ide ini datangnya dari desa. Ini sesuatu yang bagus karena tidak terkesan ini dipaksakan. Jadi ide yang datangnya dari desa itu sesuatu yang luar biasa,” ungkap Freand Neno.
Freand Neno harapkan ide cemerlang seperti ini tidak saja habis di kegiatan pelatihan tapi minimal ada komitmen. Sebab, kalau sudah ada komitmen maka otomatis tahapan selanjutnya sampai dengan penyertaan modal tentu akan berjalan dengan baik. Kita harapkan agar pada tahun 2022 BUMDES Bersama ini sudah bisa dilakukan Launching.
Sementara itu Sekretaris Forkomdes Alor Muhammad Palae mengatakan, kegiatan pelatihan ini sangat bermanfaat. “Kita sadari bahwa regulasi demi terus mengalami perubahan. Perubahan regulasi ini membuat paradigma orang ikut berubah. Contoh, dengan kegiatan pelatihan ini kita mengetahui peran BPD. Mereka bukan lagi mengawasi pengelolaan anggaran bahkan terkesan intervensi, tetapi BPD dan Kades sama-sama memiliki tugas membangun desa,” ujar Palae. *** morisweni