Kalabahi, RADARPANTAR.COM-Diterjang angin puting beliung, Kamis (04/02) silam, dua Raung Kelas SD Negeri Jirtag Desa Kaera Kecamatan Pantar Timur Kabupaten Alor Propinsi Nusa Tenggara Timur rata tanah. Dua ruang kelas itu dibangun Tahun 2017 dengan swadaya murni masyarakat setempat.
Salah seorang warga asal Jirtag Desa Kaera Kecamatan Pantar Timur, Yakobus Mau Bolang kepada RADARPANTAR.COM mengaku, dua ruang kelas atau ruang belajar yang dibangun Tahun 2015 silam secara swadaya itu hancur rata tanah ketika terjadi angina kencang disertai hujan yang menghantam wilayah itu, Kamis (04/02) silam.
Untuk diketahui, dua ruang belajar atau ruang kelas yang luluh lantah akibat angin putting beliung itu dibangun semi permanen atau setengah tembok secara swadaya oleh karena jumlah ruang kelas di sekolah milik pemerintah itu sudah tidak bisa menampung jumlah rombongan belajar.
Karena masyarakat di wilayah itu sedang dihimpit kesulitan sehingga Yakobus minta agar pemerintah memberikan perhatian untuk membangun kembali dua ruang belajar yang rusak. Apalagi menurut Yakobus, pemerintah Kabupaten Alor sudah mengeluarkan pemberitahuan kepada sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Alor, kecuali Teluk Mutiara untuk kembali belajar tatap muka di sekolah.
Dia mengaku jika dua ruang belajar itu tidak segera dibangun kembali minimal semi permanen sebagaimana yang pernah dilakukan secara swadaya oleh masyarakat setempat maka otomatis anak-anak sekolah sudah pasti menjadi korban.
Menurut Yakobus, bukan baru kali ini gedung sekolah dan rumah warga di wilayah itu dihantam putting beliung, setiap tahun datang musim hujan dan terjadi angina putting beliung, gedung sekolah dan rumah milik warga sudah pasti menjadi korban. Sayangnya, gedung sekolah milik pemerintah itu hingga saat ini masih luput dari perhatian pemerintah.
Karenanya Yakobus menaruh harap agar pemerintah bisa memberikan perhatian terhadap gedung sekolah yang sudah rata tanah. “Ini kalau tidak segera diatasi maka sudah pasti anak-anak tidak bisa sekolah. Datang sekolah mau belajar di mana. Dengan kondisi hujan yang demikian tinggi anak-anak tidak bisa belajar juga di luar sekolah. Karena itu pemerintah diharapkan untuk memberikan perhatian,” pinta Yakobus.
Yakobus menjelaskan, SD Negeri Jirtag Desa Kaera Kecamatan Pantar Timur didirikan sejak Tahun 2010. Semula hanya tiga ruang belajar yang gedungnya dibangun secara swadaya masyarakat. Baru pada Tahun 2013, melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) pemerintah membangun tambahan tiga ruang belajar tanpa mebeler (kursi dan meja belajar). Ditambahkannya, oleh karena bangun tidak dilengkapi dengan kursi dan meja belajar siwa sehingga masyarakat secara swadaya menyiapkan meja dan kursi dari bahan bambu.
Selanjutnya pada tahun 2017, tiga ruangan yang dibangun secara swadaya itu mengalami rusak berat akibat dihantam angin putting beliung sehingga masyarakat setempat kembali membangun dua ruangan tambahan secara swadaya.
Akibat hujan deras dan yang disertai angin puting beliung yang menggusur Jirtag Desa Kaera, kamis (04/02) silam, dua rungan kelas yang dibangun tahun 2017 silam secara swadaya itu rubuh rata tanah. *** morisweni