KALABAHI,RADARPANTAR.com-Kebersihan lingkungan, sanitasi dan pengelolaan sampah masih menjadi masalah pokok yang hampir dialami di rata-rata destinasi pariwisata di Kabupaten Alor. Jika tidak segera dicarikan solusi, masalah ini bakal berdampak buruk terhadap kunjungan wisatawan. Untuk mengatasinya, Dinas Pariwisata Kabupaten Alor melakukan pelatihan kebersihan lingkungan, sanitasi dan pengelolaan sampah bagi pengelola desa wisata, pengelola daya tarik wisata dan penggerak pariwisata.
Pelatihan kebersihan lingkungan, sanitasi dan pengelolaan sampah dengan menggunakan metode penyampaian materi, diskusi dan kunjungan lapangan ini menghadirkan nara sumber, Ferry W.F Waangsir, ST, M.Kes dari unsur akademisi bidang pengelololaan lingkungan, Alexander S. Tanody, S.Pi, M.Si unsur akademisi bidang lingkungan/pariwisata, Ripka S. Jayanti, S.Sos, M.Si unsur organisasi perangkat daerah yang menyelenggarakan unsur kepariwisataan dan Hansen Oei unsur pengelola usaha pariwisata.
Pelatihan yang berlangsung selama tiga hari yakni pada tanggal 4-6 Oktobern2023 di Hotel Pulau Alor diikuti 40 orang peserta. Semua peserta dinginapkan.
Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Alor Pahlawan Jafar dalam sambutannya di serimonial pembukaan pelatihan mengatakan, pelatihan ini menghadirkan nara sumber yang kapasitas dan komptensinya tidak diragukan, karena itu para peserta diharapkan mengikutinya secara baik mulai dari awal hingga kunjungan lapangan sehingga bisa menjadikan itu sebagai bekal dalam mengelola kebersihan lingkungan, santiasi dan pengelolaan sampah di destinasi pariwisata masing-masing.
“Materi-materi pelatihan ini memberikan manfaat bagi peserta di masing-masing destinasi pariwisata yang dikelola,” ungkap Pahlawan.
Pahlawan mengaku dari sisi sarana dan prasarana kebersihan lingkungan, sanitasi dan pengelolaan sampah masih dinilai kurang di rata-rata destinasi pariwisata yang ada di daerah ini, karena itu dinas memandang penting untuk dilakukan pelatihan sehingga para peserta mampu mengelola kebersihan lingkungan, sanitasi dan pengelolaan sampah dari fasilitasi yang dianggap masih minim ini.
Ditambahkan Pahlawan, selain sisi sarana dan prasarana, masalah kita yang lain di di destinasi adalah masalah sumber daya manusia, karena itu pelatihan ini sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan yang bermanfaat bagi pengelola destinasi untuk diterapkan di masing-masing destinasi setelah kembali dari pelatihan ini.
Dihadapan para peserta yang umumnya berasal dari pengelola desa wisata dan pengelola destinasi pariwisata Pahlawan mengungkapkan, khusus masalah kebersihan di destinasi itu masalah karakter, umumnya mereka mau bekerja kalau ada yang awasi serta saling tunggu siapa yang mau kerja duluan.
Ditegaskan Pahlawan, kebersihan lingkungan, sanitasi dan pengelolaan sampah di beberapa titik destinasi masih sangat sederhana, belum memenuhi standar destinasi sehingga mempengaruhi orang untuk berkunjung.
Pelatihan kebersihan lingkungan, sanitasi dan pengelolaan sampah di destinasi pariwisata menurut Pahlawan merupakan salah satu dari 7 (Tujuh) pelatihan yang diselenggarakan Dinas Pariwisata dengan dukungan anggaran Dana Alokasi Khusus dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI 2023. .
Asisten Administrasi Pemerintahan Setda Alor Ridwan Nampira, S.Sos mewakili Bupati Alor Drs. Amon Djobo, M.AP mengawali sambutan dalam kegiatan pelatihan itu memberikan apresiasi kepada Dinas Pariwisata Kabupaten Alor yang berhasil membangun komunikasi dengan Kementrian Pariwisata RI sehingga mendapatkan anggaran untuk membiayai masalah kepariwisataan di Alor, termasuk membiayai pelatihan bagi para pengelola destinasi pariwisata.
Potensi Pariwisata di Alor kata Nampira telah menarik minat banyak wisatawan, baik wisatawan lokal, nusantara maupun mancanegara, Berbagai potensi wisata berupa pemandangan alam di darat, pesona taman laut yang telah diakui dunia, kebudayaan yang masih asli dan potret kehidupan sosial yang beragam menjadi kekuatan dan kekayaan ekonomi daerah.
Karenanya demikian Nampira wajar jika Kabupaten Alor mendapatkan penghargaan dan pengakuan dari berbagai phak. Bagi kita, Alor adalah surga wisata di Timur Matahari. Ini bukan impian tetapi fakta yang dianugerahkan Tuhan.
Namun disisi lain, kita menyadari bahwa berbagai kekurangan masih saja dirasakan untuk mendukung pengembangan dunia kepariwisataan di daerah ini, diantaranya masalah kebersihan lingkungan, sanitasi dan pengelolaan sampah, ungkapnya sembari menegaskan, masalah ini kemudian dipandang perlu untuk melakukan upaya peningkatan SDM pariwisata sehingga mampu mengelola destinasi wisata yang ada secara baik dan bertanggung jawab.
Kebersihan lingkungan, sanitasi dan pengelolaan sampah menurut Nampira merupakan persoalan serius yang perlu disikapi oleh pemerintah bersama para pelaku usaha, masyarakat dan wisatawan itu sendiri. Khusus untuk penanganan sampah di Kabupaten Alor, pemerintah daerah melalui Dinas Lingkungan hHidup telah bekerja optimal, namun karena berbagai keterbatasan, maka permasalahan sampah belum bisa kita tangani secara tuntas.
Dijelaskannya, tingginya angka timbunan sampah disebabkan oleh beberapa hal utama yakni minimnya penerapan gaya hidup ramah lingkungan, maraknya penggunaan produk sekali pakai, perubahan iklim, pembiayaan sistim pengelolaan sampah yang terbatas, minimnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempat yang disediakan.
Senada dengan Pahlawan Jafar, Asisten I Setda Alor juga mengaku jika sanitasi yang ramah lingkungan beruapa ketersediaan mandi, cuci dan kakus (MCK) masih sangat kurang di sejumlah destinasi. “Tentu saja ini merupakan pergumulan pemerintah daerah bersama pelaku usaha pariwisata yang ada. Sanitasi yang baik dan ramha lingkungan tidak saja memberikan kenyamanan bagi wisatawan saat berada di destinasi tetapi terutama untuk mencegah berbagai permasalahan kesehatan yang timbul,” ujarnya.
Ketua Panitia Pelatihan Marcelsius Bayo Bili, SE dalam laporannya menyebutkan, keindahan daya tarik wisata Alor sebagaimana yang dirilis melalui sebuah majalah di Inggris Tahun 2016 “Dive Magazine” mencatat Alor sebagai salah satu daerah yang memiliki pantai dengan spot menyelam terbaik di dunia.
Pada Tahun yang sama demikian Bayo Bili, melalui ajang anugerah pesona Indonesia, Alor ditetapkan sebagai Juara I kategori Tempat Menyelam Terpopuler atau Most Popular Diving Spot. Selanjutnya pada Tahun 2022, Anemo City masuk dalam daftar Top 12 Asia-Oceania Dive Sites Alor dengan Nomor Urut 2. Selain itu Bayo Bili, Festival Dugong masuk dalam Datar Kharisma Event Nusantara (KEN) yang ditetapkan oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI.
Menurut Bayo Bili deretan pengakuan yang diberikan kepada Kabupaten Alor ini tentu saja merupakan suatu kebanggan atas magnit yang ada. Tetapi pada kutub yang lain penghargaan dan pengakuan ini merupakan tantangan tersendiri bagi pemerintah, pelaku usaha dan masyarakat di daerah ini.
Salah satunya masalahnya adalah kebersihan lingkungan, sanitasi dan pengelolaan sampah baik secara terpusat maupun oleh pelaku usaha di setiap destinasi yang dalam tahun ini diupayakan oleh pemerintah Kabupaten Alor melalui Dinas Pariwisata dengan menggelar Pelatihan Kebersihan Lingkungan, Sanitasi dan Pengelolaan Sampah bagi para pengelola Desa Wisata, Pengelola Destinasi Wisata dan pegiat pariwisata lain di Alor dengan jumlah peserta 40 orang. *** morisweni