Demo Tolak Relokasi Pedagang Pasar Kadelang Ricuh, Aparat Kejar-Kejaran Dengan Aktivis

Salah seorang aktivis GEMPA tengah dianiaya oleh aparat Polres Alor. FOTO:MORISWENI-RADARPANTAR.com
Salah seorang aktivis GEMPA tengah dianiaya oleh aparat Polres Alor. FOTO:MORISWENI-RADARPANTAR.com

KALABAHI,RADARPANTAR.com-Aksi demonstrasi Gerakan Mahasiswa Peduli Pedagang (GEMPA) menolak relokasi pedagang Pasar Kadelang ke Pasar Lipa Kalabahi Kabupaten Alor Propinsi NTT, Kamis (10/06) berakhir ricuh.  Aparat Kepolisian Resort Alor menganiaya  4 aktivis GEMPA dan mengejar sejumlah aktivis. 3 aktivis diamankan di Mapolres Alor tetapi kemudian dibebaskan setelah sejumlah tokoh GEMPA menemui Kapolres Alor, AKBP. Agustinus Christmas.

Sebagaimana yang disaksikan media ini di Kantor Bupati Alor,  aksi GEMPA yang merupakan gabungan dari HMI, PMKRI, LMND, GMNI, IMP2, IKMAHWEL, PM ABAL, IMAHLOLONG, KEMILAU ricuh akibat permintaan para demonstran untuk bertemu langsung Bupati Alor Drs. Amon Djobo tidak dipenuhi.  

Bacaan Lainnya

Asisten II Setkab Alor Drs. Dominggus Asadama yang diutus mewakil Bupati Alor untuk menerima demonstran ditolak menta-menta oleh GEMPA.  

Asadama akhirynya meninggalkan demonstran karena kehadirannya tidak diterima oleh GEMPA.

Masa demonstrasi dari GEMPA saat tiba di Kantor Dinas Perdagangan Kabupaten Alor. FOTO:MORISWENI-RADARPANTAR.com

Setelah ditinggalkan Asisten II, para aktivis GEMPA bergantian menyampaikan orasi yang intinya meminta Bupati Alor Drs. Amon Djobo menerima mereka dan melakukan dialog.  

Meski diminta berulang-ulang oleh sejumlah aktivis GEMPA  melalui orasinya secara bergantian tetapi pihak pemerintah tak juga mengubrisnya. Bupati Alor tetap tidak bisa bertemu para demonstran.   Akibatnya, salah seorang aktivis meminta para demonstran untuk menembus masuk Gedung Utama Kantor Bupati Alor yang diblokade aparat Kepolisian  Resort Alor dan Satuan Polisi Pamong Pradja.

Nampak terjadi saling dorong antara demonstran dan aparat Polres Alor. Aparat Polres Alor dan Satuan Polisi Pamong Pradja berhasil mendorong demonstran kemudian mengejar dan melakukan penganiayaan terhadap 4 aktivis GEMPA. Mereka yang dianaya oleh aparat Polres Alor adalah, Naaman Boling (Sekretaris IMP2), Au Antipas Kamengko (KEMILAU), Alfons Kafolagena (GMNI) dan Suparman Ali (PM ABAL).  

Sedangkan  Yoas Famai (Koordionator Umum aksi damai), Ketua IMP2   dan salah seorang aktivis lainnya diamankan aparat Polres Alor di Mapolres Alor tetapi kemudian dibebaskan setelah para pimpinan OKP yang tergabung dalam GEMPA menemui Kapolres Alor, AKBP. Agustinus Christmas.  

Aktivis OKP yang tergabung dalam aliansi GEMPA ngotot bertemu langsung Bupati Djobo untuk menyampaikan tuntutan menghentikan proses relokasi para pedagang dari Pasar Kadelang ke Pasar Lipa. Mereka juga minta agar pemerintah segera menyediakan terminal alternative dan lokasi kososng untuk pedagang dari Pasar Kadelang. Selain itu GEMPA mendesak pemerintah Kabupaten Alor agar menertibkan pembagian tempat bagi pedagang yang sudah di lokasi serta transparan APBD 2021 tentang relokasi lokasi sewa lahan.  

Masa demonstran bubar di Kantor Bupati Alor karena terjadi kericuhan dengan aparat Polres Alor. Masa kemudian bergerak menuju Mapolres Alor untuk bertemu Kapolres Alor dan meminta membebaskan tiga aktivis yang diamankan pihak kepolisian.  

Tiba di Mapolres Alor, utusan GEMPA bertemu Kapolres Alor di Ruang Kerjanya. Beberapa waktu setelah pertemuan, para utusan GEMPA keluar dari Ruang Kerja Kapolres Alor bersama Kapolres Alor menuju pos penjagaan Mapolres Alor lalu mengijinkan para aktivis yang diamankan sebelumnya untuk kembali bergabung dengan teman-teman demonstran.  

Salah seorang aktivis GEMPA, Gilamo Turwin kepada wartawan usai bertemu Kapolres Alor mengatakan, dalam pertemuan itu Kapolres Alor mengaku prilaku aparat terhadap aktivis GEMPA akan diproses secara internal dan menjadi tanggung jawabnya untuk menyelesaikannya.  

Kapolres Alor dalam pertemuan itu juga demikian Turwin, akan memberikan pembekalan terhadap aparat atau anggota yang ditugaskan untuk melakukan pengamanan pada saat dilakukan aksi di masa mendatang.  *** morisweni

Pos terkait