TULENG,RADARPANTAR.com-Warga Desa Tuleng yang terdiri dari dari orang tua dan anak-anak muda potong hewan (sapi) milik pribadi warga atas inisiatif mereka untuk makan bersama dengan karyawan PT PP yang sukses membangun bendungan megah berukuran besar di Desa Tuleng Kecamatan Lembur Kabupaten Alor. Menariknya, bendungan itu belum rampung dibangun karena masih menyisahkan finishing tetapi karena ada diantara pekerja dan karyawan BUMN itu yang harus tinggalkan Tuleng sehingga warga dengan niatan sendiri mengorbankan hewan untuk makan bersama.
Salah satu orang tua di Desa Tuleng, Simon Nimal kepada media ini di sela-sela acara makan bersama tak mampu menyembunyikan perasaan senangnya terhadap bendungan megah berukuran besar yang telah dibangun PT PP di wilayah itu.

“Bendungan ini terlalu bagus dan kuat untuk anak cucu. Saya omong mas dorong (sapaan orang Alor terhadap orang Jawa) kalau di Alor ini gong moko (alat belis nona Alor) yang paling besar itu Malai Tanah … nah, bendungan yang orang PT PP bangun ini Malai Tanah ne. Ini Malai Tanah untuk anak cucu di negeri ini,” sebut Simon di Tuleng, Minggu (30/01).
Dia mengaku, PT PP ini kerjanya sangat luar biasa. Mereka datang bangun kami punya kampung dan sangat bagus. Karena itu kami inisiatif sendiri potong sapi sebagai tanda terima kasih kepada PT PP. Ini makan bersama orang PT PP sebagai tanda terima kasih kami kepada mereka.
“Saya omong di anak-anak dorang, saya sudah tua tetapi sampai kamu pung anak cucu juga masih pakai ini bendungan,” kata Simon sembari mengaku kalau ia selalu ingatkan warga yang persoalkan mereka punya batu pasir, saya bilang jangan … ini membangun kampung. Jawa dorang habis pake uang habis, tetapi ini pusaka untuk anak cucu. Ini luar biasa, kita pi nonton mereka yang kerja saja kita cape apalagi mereka yang kerja.
Kepala Desa Tuleng, Kecamatan Lembur, Kabupaten Alor, Yoksan Samai mengatakan, bendungan yang dibangun PT PP ini sebelumnya dikenal dengan nama Bendungan Lembur, tetapi sudah dirubah namanya menjadi Bendungan Kolam Besi di Desa Tuleng.
Samai mengaku sangat senang dengan bendungan yang telah dibangun PT PP. Karenanya selaku pemerintah Desa Tuleng, kami menyampaikan terimakasih kepada pemerintah pusat yang bisa begitu tanggap menanggapi persoalan di desa pasca bencana siklon Seroja 4 April 2021 silam. “Ini bendungan dibangun dengan memakan waktu hampir 9 bulan. Sudah selesai dan akan kita jadikan salah satu destinasi pariwisata dengan membangun lopo di area bendungan,” ujar Samai.
Warga saya di Tuleng merasa senang dan bersyukur karena pemerintah pusat dengan dukungan pemerintah daerah melalui PT PP telah membangun sebuah bendungan yang besar dan megah, ujarnya. Bendungan ini tambah Samai, sudah berhasil dibangun, tinggal finishing, mereka menganggap tiba-tiba ada karyawan PT PP yang sudah mulai atau secara tiba-tiba meninggalkan lokasi bendungan.
“Bapak-bapak dari Pulau Jawa datang bangun bendungan terus tiba-tiba jalan, akhirnya ada orang tua yang berpikir sehingga mereka mengorbankan hewan … bunuh sapi, sama-sama duduk, kita senang-senang dengan orang PT PP. Ini ungkapan suka cita sehingga spontan bunuh sapi sebelum semua karyawan PT PP pulang,” ungkap Samai.
Samai mengaku, sudah beberapa kali warga potong hewan selama pekerjaan bendungan ini berlangsung. “Ada salah seorang tokoh yang juga pemangku adat, Orias Samau. Dia selalu datang duduk jaga orang kerja bendungan, jika ada alat yang rusak dia ambil kambing bunuh kasih makan,” kisah Samai sembari menambahkan, sampai dengan kemaren dia ambil sapi bunuh untuk duduk makan bersama dengan PT PP. “Dia bilang Bapak Desa … kasihan kita pung teman-teman (PT PP). Kita tidak berpikir soal mereka dapat apa tetapi kita dapat dia pung hasil. Sudah selesai jadi, kita panggil Pak Widi (bos PT PP di Alor) duduk makan bersama agar bagaimana mereka juga pulang dengan senang dan kita yang tinggal disini menikmati bendungan yang telah mereka bangun,” urainya.
Menurut dia, karena airnya semua kita tampung disini sehingga bendungan ini bisa juga kita jadikan tambak ikan yang dapat dipanen setiap 6 bulan. “Ikan, udang dan belut semua bisa kita kembangkan disini. Nanti kita lindungi dengan Perdes,” katanya.
Untuk persawahan yang diairi bendungan ini sebut Samai, sementara kita sudah siapkan petani dengan dukungan dana desa untuk 30 petak. Untuk Tahun 2022 ini juga kita sudah anggarkan dana untuk mengembangan petak persawahan.
Bendungan ini menurut Kades Tuleng, akan mengairi areah sawah milik petani di dua desa dengan kecamatan yang berbeda yakni Desa Tuleng, Kecamatan Lembur dan Desa Waisika Kecamatan Alor Timur Laut.
Dengan adanya bendungan yang begini megah demikian Samau, para petani sudah lebih giat bekerja di area persawahan milik mereka. “saya jamin masyarakat akan kita genjot agar bisa memanfaatkan bendungan ini untuk mengembangkan area sawah yang mereka punya dalam rangka mendukung program pemerintah Alor Kenyang,” tandasnya.
Camat Lembur, Ismail Samau menyampaikan terima kasih kepada pimpinan PT PP di Kabupaten Alor sebagai pelaksana yang telah menyelesaikan pekerjaan. “Atas nama warga Kecamatan Lembur secara umum dan khususnya warga Desa Tuleng kami juga menyampaikan terimakasi kepada pemerintah pusat, pemerintah propinsi dan juga pemerintah kabupaten atas perhatian terhadap warga di wilayah ini,” ungkap Samau.
Kebersamaan saat ini sebagai tanda terima kasih orang-orang tua di sini dan rasa suka cita warga sehingga hari ini kita makan minum bersama, ujar Samau.
Kepada masyarakat yang ada di Desa Tuleng, yang tinggal di hamparan lahan basah yang ada di tempat ini pihaknya sudah mengarahkan kepada pemerintah desa agar memanfaatkan air yang ada ini secara baik. “Bendungan sudah selesai, saluran primer, sekunder dan tersier sudah tersedia. Persoalannya adalah hamparan yang diairi ini ada kurang lebih 39 HA sawah itu dimiliki oleh masyarakat yang ada di Desa Tuleng dan 8 HA lebih dimiliki oleh masyarakat di Desa Lembur Timur, sehingga kurang lebih ada 47 HA ini yang harus dimanfaatkan dari bendungan yang telah selesai dibangun,” ungkap Samau.
Ke depan demikian Samau, hamparan yang ada dimanfaatkan oleh warga baik itu tanaman padi dan palawija karena airnya sudah diatur secara baik. Harapannya, selain memanfaatkan bendungan ini secara maksimal, diharapkan juga kepada warga dan pemerintah desa untuk memelihara bendungan dan saluran yang telah dibangun.
Sedangkan Side Operational Manager PT PP di Kabupaten Alor, Widiartho mengatakan bahwa bendungan di Desa Tuleng yang ditangani pihaknya sudah memasuki tahapan finishing.
Tinggal pasangan batu posisi kanan hilir dan kiri hilir sekitar 40-50 meter. Sedangkan posisi bantalan atau marcunya sudah selesai semuanya.
“Tinggal pembersihan, tanggul kita buka sudag beroperasi, tanggul untuk irigasi kan kita sudah buka dari Oktober 2021, tinggal pembersihan-pembersihan saja,” kata Widi begitu Widiartho biasa disapa.
Widi mengaku bendungan ini bisa bertahan hingga musim kemarau karena kemaren kemarau saja airnya masih besar.
Bendungan yang dibangun dengan kuran 61 meter bentang tanggu ini pagunya bisa mencapai Rp. 30-40 Milyar. “Kami hanya kerja, biayanya nanti diaudit BPK/BPKP baru dilakukan pembayaran. Sekarang kerja pakai uang perusahaan,” sebut Widi.
Menurut Widi, yang dibangun pihaknya di bendungan di Desa Tuleng ini antara lain kolam olak, mercu sama apron termasuk perbaikan sisi pengaman sebelah kiri dan sisi pengaman sebelah kanan. Kalau kita omong sungai itukan ikuti hulu-hilir. Jadi, ada sebelah kiri ada sebelah kanan. *** morisweni