KALABAHI,RADARPANTAR.com-Bupati Alor Iskandar Lakamau, SH, M.SI dan Wakilnya Rocky Winaryo, SH, MH menegaskan kembali bahwa tidak ada matahari kembar dalam pemerintahan duet dengan sandi keren Is the Rock di kampanye Pilkada Alor akhir 2024 silam. Pernyataan dua pemimpin Nusa Kenari ini boleh jadi untuk menepis rumor yang berkembang jika Wakil Bupati Alor mendominasi penyelenaggaraan pemerintahan yang baru berada di 4 bulan pertama.
Yang namanya matahari kembar itu tidak ada. Apa yang dilakukan Wakil Bupati Alor sudah dengan koordinasi Bupati Alor. Kami saling koordinasi, kata Lakamau didampingi Wakil Bupati Alor Rocky Winaryo, SH, MH kepada wartawan di Rumah Jabatan Bupati Alor, Selasa (15/07/2025) usai dikukuhkan menjadi Ketua Umum KONI Alor.
Satu nada dengan Bupati Alor, Wakil Bupati Alor Rocky Winaryo, SH, MH menegaskan, tidak ada matahari kembar dalam pemerintahan mendampingi Bupati Alor Iskandar Lakamau, SH, MH.
Menurut Winrayo, semua kegiatan yang ia jalankan sebagai Wakil Bupati Alor, apapun itu, yang dampaknya besar bagi kepentingan rakyat semua pasti ia berkoordinasi dengan Bupati Alor.
Bupati setuju baru kita jalan. Bupati bilang ini tidak boleh, stop dulu ya … kita stop, seperti itu, ujar Winaryo.
Bagi saya sesungguhnya penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kemasyarakatan sedang berjalan dengan baik. Memang saya dengan Pak Wakil Bupati itu kami dua bersepakat kompak memimpin daerah ini setelah kami dilantik untuk lima tahun ke depan, lanjut Bupati Alor kepada pekerja media.
Menurut Lakamau, namanya dinamika itu pasti ada dan orang melihat, orang menilai kami, dan itu sesuatu yang wajar. Daerah ini harus ada dalam keadaan yang kondusif, aman dan sebagai pemimpin ya semua harus menjadi tanggung jawab kami.
Apapun yang kami (Bupati-Wakil Bupati Alor) lakukan tetap berpatokan pada ketentuan perundang-perundangan yang berlaku, tidak bisa dengan selera kami, semua kami kerjakan sesuai aturan, kata Lakamau.
Yang pasti demikian Lakamau, dalam beberapa bulan pertama sebelum penetapan RPJMD, kita masih melaksanakan APBD yang tergambar dalam DPA-nya masing-masing OPD yang sementara berjalan.
Ke depan, serelah penetapan RPJMD apa yang menjadi visi misi saya dengan Pak Wakil Bupati itu kami jalankan melalui Program Gerbang Timur dalam spirit Alor Berkemas.
Hampir 4 bulan kami memimpin daerah ini saya dengan Pak Wakil Bupati Alor kami baik-baik saja. Hati kecil kami pun tetap baku ketemu, tidak ada hal yang Pak Wakil Bupati Alor dan saya berbeda, kami tetap bangun komunikasi dan terus berkoordinasi yang baik, ungkapnya .
Saya walaupun Bupati Alor tetapi selalu dengan Pak Wakil Bupati. Kalau saya melihat ini soal kepentingan orang melihat, ketika kepentingannya berseberangan atau tidak dengan kita orang akan memberikan penilaian menurut mereka, sebut Lakamau.
Dan, masing-masing orang memberikan pikiran menurut Lakamau akan memberikan apresiasi yan berbeda-beda. Saya kira itu wajar dan ada manfaatnya juga supaya kami lebih berhati-hati dalam bekerja. Kami tetap kompak memimpin daerah ini karena kepentingan daerah ini menjadi segala-galanya.
Kondisi Alor dengan tofograpi seperti ini, dengan kemajemukan budaya, adat istiadat ini tambah Lakamau harus kita jadikan kekayaan untuk membangun daerah ini.
Lakamau mengaku bahwa ia dan wakilnya juga manusia biasa yang memiliki kelemahan dan kekurangan tetapi pihaknya akan berusaha memimpin daerah ini dengan mengutamakan kepentingan daerah.
Dia mengaku mengetahui penilaian orang terhadap gaya mempimin Alor beberapa waktu ini, ada yang bilang saya tidak terlalu keras, lembut, tidak tegas. Saya kira inikan soal tipikal orang dan gayanya, tetapi semua memiliki tujuan yang sama, cara memimpin saja yang beda.
Lakamau menjelaskan, kita sudah terlalu lama, hampir 10-11 tahun kita sudah dibiasakan dengan harus omong keras, harus omong dengan marah-marah. Saya pikir juga kalau dari awal sampai akhir marah terus, itu benarnya dimana begitu. Kalau marah untuk memperbaiki berarti sepanjang marah itu menandakan bahwa yang dimaksudkan untuk diperbaiki itu belum sampai-sampai juga.
Jadi, kembali ke masing-masing orang dengan gaya memimpin. Saya berpikir pemimpin itu ibarat melakonkan dan orang menonton dan memberikan penilaian, memberikan masukan, memberikan pikiran.
Meksi begitu Lakamau menyampaikan terimakasih untuk semua dan pada prinsipnya ia dan wakilnya tetap sepakat, mengajak semua komponen masyarakat bersatu bergandengan tangan untuk membangun daerah ini karena itu yang disepakati dari awal membangun daerah ini.
“Kalau saya dan Pak Wakil Bupati Alor baik-baik saja, orang omongpun tidak akan merubah gaya kepemimpinan saya dan gaya saya dalam mengambil keputusan,” ungkapnya menegaskan.
Menurutnya, banyak orang yang mendoakannya dalam memimpin daerah ini sehingga banyak hal yang didapati di tengah efiesiensi anggaran. Ada proyek propinsi dan nasional dimana jalan propinsi kita juga dapatkan anggaran 2-3 KM. T
Selanjutnya jelas Lakamau, melalui Inpres Jalan Desa kita dapatkan anggaran Rp. 99 Milyar lebih di Ruas Jalan yakni Alor Kecil-Otvai dan Ruas Jalan Bukapiting-Apui melalui Instruksi Presiden yang diteken Prabowo Subianto yang sekarang ini dalam proses untuk dikerjakan.
Ada yang bilang mengapa tidak membangun jalan dan jembatan di gunung, saya tegaskan bahwa kita bangun juga.
SOAL PELAKSANAAN PROYEK!
Terkait dengan pelaksanaan proyek menurut Lakamau, ada dua mekanisme dalam pelaksanaan proyek, mekanisme lelang sesuai ketentuan proyek dengan alokasi anggaran diatas Rp. 400 Juta, Rp. 400 Juta ke bawa itu melalui mekanisme PL.
Tahun ini kata Lakamau, jumlah kegiatan fisik sangat terbatas, spesifik gren dan DAK Ke-PU-an yang ditarik itu praktis kegiatan-kegiatan fisik di PU fisik tidak ada sama sekali. Yang ada itu di Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan, Dinas Perumahan dan dinas kemakmuran lainnya yang ada sedikit.
Kita juga terangnya, terlambat melakukan proses pelaksanaan fisik karena setelah ditetapkan APBD 2025, secara nasional ada efisiensi anggaran, diikut lagi dengan Inpres untuk penghematan sehingga kita juga harus melakukan penyesuaian.
Ditambah lagi dengan 100 di awal pemerintahan kami, ada efisiensi anggaran sehingga praktis penyesuaian-penyesuaian itu selesai dan baru berjalan di pertengahan April 2025.
Dia menegaskan, semua pekerjaan yang dilelang itu di ULP melalui LPSE. Semua yang PL itu akan kita lihat. Karena pengalaman waktu-waktu lalu itu banyak pekerjaan yang mangkrak. Banyak yang tidak selesai dan SILPA terlalu banyak. Dan itu bisa saja nanti menjadi temuan BPK.
Karena itu kita sangat hati-hati kasi kerja pihak ketiga, ujarnya sembari menambahkan, . terkait dengan tim, saya kira ini hal yang biasa dan wajar. Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara langsung ini dia punya efek seperti begini sudah.
Tetapi kita akan lihat bahwa tidak bisa orang perorang yang kerja proyek, kerja ini harus melalui perusahaan atau penyedia jasa. Tentu kita akan lihat trackrecord pihak ketiga, jelas Lakamau.
Teman-teman tim yang ada jalan cari proyek kiri kanan, kalaupun mereka punya niat mau kerja proyek harus ikut mekanisme. Kebanyakan tidak punya perusahaan atau bendera tetapi mau kerja, Memang kita tidak batasi, silakan lah, tetapi sekarang inikan ketentuannya tidak boleh melalui kuasa direktur harus langsung langsung direktur perusahaan yang bersangkutan. Selanjutnya harus ada uang jaminan untuk mengantisipasi kalau terjadi masalah dalam pelaksanaan pekerjaan, kata Lakamu menambahkan.
Dijelaskan Lakamau bahwa semua berpulang kepada sumber daya yang dimiliki. Ini yang kami sangat selektif dan hati-hati sehingga pengalaman tahun-tahun sebelumnya tidak terulang lagi di masa kepemimpinannya.
Karena ini akan berpengaruh terhadap opini BPK menilai LKPD tahun yang akan datang sehingga ia dan wakil bupati berharap dalam waktu dekat ini kita bisa selesaikan semua semua proses lelang.
Kadang kala yang seperti ini yang menurutnya orang melihat kalau ada intervensi Bupati-Wakil Bupati. Kami sampai saat ini tetap menganut prinsip berpulang kepada kepentingan daerah, kalau ada intervensi itu kepada hal-hal yang positif.
Kalau ada yang merasa tidak diperhatikan saya berpikir bahwa itu bukan kami tetapi sistim lah demikian, ujarnya.
Lakamau kemudian memberikan contoh untuk proyek-proyek dilelang terbuka, inikan semua ikut proses lelang, ada aturan dan prosedur. Jadi kalau gugur karena aturan ya kita tidak bisa berbuat banyak. Di jaman transparan seperti ini tidak bisa kita neko-neko, harus ikut mekanisme.
Yang pasti terang Lakamau, diawal pemerintahan ini hal biasa, kita berharap di tahun selanjutnya bisa berjalan normal. Ini masih ikutan dari dampak Pilkada langsung. Ada yang sudah aman-aman, ada yang belum dan itu biasa begitua lah.
Sekali lagi ditegaskan Lakamau, yang namanya matahari kembar itu tidak ada. Apa yang dilakukan Wakil Bupati Alor sudah dengan koordinasi Bupati Alor. Kami saling koordinasi.
Tetapi baik lah, hidup berpemerintahan ya harus begitu sudah, ini warning bagi kami untuk bekerja lebih hati-hati. Mari kita bergandengan tangan membangun Alor lebih baik ke depan, pinta Lakamau mengajak. *** morisweni